Jika aku tak bisa memilikimu, biarkan aku membantumu. Biarkan aku memberikan seisi dunia untukmu. Biarkan aku menjadi tempatmu untuk mengadu. Tapi biarkan aku menjadi diriku, saat kau mulai merasakan cinta.
-KevinApa yang kau lakukan? Kau memberikanku seisi dunia, tapi aku tak bisa memberikanmu apa-apa. Jangan mendekatiku kumohon.
-Maria-NWN-
Maria adalah seorang gadis yang pendiam. Ia adalah gadis yang tertutup, sangat tertutup sehingga tak ada celah bagi siapapun untuk masuk.
"Hey."
Seseorang menepuk pelan bahu si gadis. Gadis itu tersenyum menanggapi.
"Kau mau kemana?" Tanya seorang pria berperawakan tinggi yang sekarang berdiri di samping sang gadis, berusaha mensejajarkan langkahnya dengan langkah pendek sang gadis.
"Pulang." Singkat.
"Maria. Aku ingin mengatakan sesuatu." Pria itu berhenti berjalan sehingga Maria pun mengikuti gerak pria tinggi tersebut.
"Aku menyukaimu. Ah tidak. Aku mencintaimu."
Maria mematung mendengar pernyataan pria dihadapannya itu.
Kevin
Pria tampan yang dikagumi banyak orang. Banyak gadis yang mengelu-elukan namanya. Namun yang gadis itu tahu pria itu tak pernah menanggapi mereka sama sekali. Dan kini? Pria itu dengan terang-terangan menyatakan perasaannya.
Maria berpikir. Kenapa harus dirinya? Banyak gadis di sekitaran pria itu yang luar biasa cantik melebihi Maria. Maria hanya gadis pendiam dan cenderung tertutup dari lingkungannya. Tapi bukan berarti Maria adalah seseorang yang anti sosial.
Kevin masih berada di situ. Di hadapan Maria dengan perasaan yang tidak beraturan. Maria tahu pasti pria itu menahan gugup saat mengatakannya. Tidak. Bukan. Maria bukan seorang paranormal yang mampu membaca pikiran orang lain.
Ia hanya menebak.
"Aku.. Aku tak bisa." Gadis itu pergi setelah berkata seperti itu pada pria tersebut.
Maria terus berjalan. Ia berulang kali mengatakan pada dirinya untuk 'Jangan Berbalik'.
Maria mendengar derap langkah kaki yang cenderung cepat menghampiri dirinya.
"Kenapa?!" Pria itu Kevin.
Maria menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Kevin. Ia menatap Kevin dan tersenyum.
"Aku tak bisa. Kenapa aku?! Banyak gadis disekitarmu yang bahkan berkali-kali lipat lebih baik dari aku."
"Kau.. Arghh. Apa cinta perlu sebuah alasan?!" Kevin menggeram frustasi. Apa cintamu sudah terlalu dalam pada Maria, vin?
"Cinta memang tak memerlukan sebuah alasan. Terimakasih atas cintamu. Tapi aku tetap tak bisa. Kau tahu? Aku bahkan tak semenarik yang kau kira." Maria berkata dengan begitu tenang.
"Aku... kurasa aku sudah menetapkan hatiku padamu sejak kali pertama kita bertemu." Kevin berujar lirih.
"Lalu apa yang kau inginkan dariku? Sebuah hubungan?" Maria tersenyum lirih.
Maria ingat bagaimana manisnya kata cinta yang terucap. Bagaimana indahnya sebuah hubungan. Tapi semua akan hancur bahkan hingga berkeping-keping jika salah seorang diantara keduanya mengkhianati manisnya cinta yang terucap dan indahnya sebuah hubungan.
Maria sudah tahu bagaimana rasanya dihancurkan.
Dalam hal ini adalah kedua orangtuanya.
Kedua orangtuanya adalah orang pertama yang menghancurkan hatinya. Menghancurkan masa depannya. Menghancurkan semua mimpinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Words Needed [completed]
General FictionSometimes, a sentence does not make us understand the situation. ✨ really first story • 2016 Disclaimer; tokoh dalam cerita ini SEPENUHNYA milik saya. Karangan saya, imajinasi saya.