Hari ini adalah hari dimana, kedua keluarga, akan membicarakan kapan adrena dan adrian akan bertunangan.
Mereka sedang berada di sebuah restoran terkenal.
Adrena dan adrian hanya diam saja, saar kedua belah pihak menentukan tanggal yang pas.Adrena malam ini begitu menawan, dengan dress tanpa lengan berwarna Cream, dan rambut yang disanggul menampakkan lehernya yang jenjang itu, membuat adrian kalap akan nafsu seketika, sial singkirkan pikiran kotormu itu adrian.
Lagi-lagi kebutaan adrena membuat adrian harus menarik kata-katanya lagi.
Adrena hanya diam saja daritadi sambil memandang lurus ke depan, ya orang buta pada umumnya begitu kan? Hanya memandang lurus sesuai arah kepala mereka."Bagaimana kalau bulan depan, agar kita bisa memberikan sedikit waktu pendekatan bagi keduanya" aku mendengar ayah menyebutkan kapan pertunanganan itu akan berlangsung.
Kapan pun itu, tidak akan berdampak juga bagi adeena bukan?adrian tetaplah adrian, yang akan selalu membenci bahkan menghujatnya.
"Aku setuju dengan pendapatmu, Edward, kita juga harus memberikan sedikit perkenalan bagi keduanya bukan?" Sekarang giliran pamannya adrian yang bersuara menyetujui pendapat ayahnya.
Adrena hanya bisa menatap lurus, sampai dia merasakan ada sebuah tangan yang memegang bahunya? Membuatnya sadar.
"Ada apa adrena?"oh itu bukanlah ibunya, melainkan ibunya adrian-carlina.
Adrena hanya menggelengkan kepala sambil melemparkan senyum kearah kiri tepat dimana dia merasakan tangan itu memegang bahunya."Aku hanya tidak tahu harus berbuat apa" aku tidak bohong, itu memang benar. Memangnya apa yang harus kulakukan saat ini? Tidak ada bukan?
"Kalau begitu, adrian! Ajak adrena berkeliling, kalian ini sebulan lagi akan segera melangsungkan pertunanganan, tapi masih saja bersikap acuh"
Adrena hanya diam mendengar ucapan ibunya adrian, dia yakin, adrian akan mengacuhkannya begitu saja."Ayo" what the? Itu suara adrian bukan?dan dia menuruti perkataan ibunya langsung?ah sungguh keajaiban.
Tapi aku masih diam, karena aku tidak hafal tempat ini, aku takut jika aku salah bergerak lalu jatuh, maka itu akan membuat keluargaku malu dihadapan keluarga adrian.Ya, aku memang tidak pernah memakai tongkat lagi, semenjak berusia 3 tahun, karena temanku suka mengejekku, katanya
'Cie rena udah jadi tukang jual kacang'
Aku berusaha berjalan seperti gadis pada umumnya, walau kadang diluar rumah suka jatuh saat berjalan seorang diri.
Adrian langsung meraih tangannya dan berlalu ke luar restoran, seketika adrena merasakan hawa dingin menerpa kulit terbukanya.
Rupanya adrian menyadari itu, dia langsung membuka jasnya dan mengenakannya ke adrena.
Adrena hanya terdiam, gentlement sekali adrian-pikir adrena.Adrena tidak tahu mereka akan kemana, yang jelas adrena sekarang sedang berada di mobil, tapi ia yakin mobil ini bukan miliknya melainkan milik adrian, karena aroma mobilnya sama seperti aroma yang melekat dijas yang sekarang ia kenakan.
Selama perjalanan, adrena dan adrian hanya diam, sampai adrian membuka suara terlebih dahulu.
"Kenapa kau tidak mencari pendonor mata?" Itu adalah ucapan pertama yang keluar dari mulut adrian setelah beberapa menit lalu mereka hanya diam bak patung.
"Aku pernah melakukannya, tapi gagal. Jadi aku tidak pernah mau lagi dioperasi"
"Menyerah?dasar payah! Memangnya kau ingin buta seumur hidup?" Adrena cukup terhentak dengan perkataan adrian.
Siapa bilang dia ingin buta seumur hidup, tapi dia tidak ingin menyakiti tubuhnya lagi, karena operasi mata itu terasa sangat nyeri saat kita mencoba membuka mata, walau saat dioperasi tidak merasakan apapun, tapi tetap saja saat efeknya hilang sakitnya langsung berasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Perfect
RomanceAku memang tidak sempurna seperti yang lainnya, tapi dengan ketidak sempurnaankulah aku bisa melihat siapa yang tulus dan siapa yang tidak -NadyaStories