Adrena menyerngitkan dahinya, saat jabatannya tidak dibalas melainkan dia mendengar gumaman seseorang.
'Tidak mungkin ini dia' apa maksudnya?Adrena langsung meletakkan tangannya ke posisi semula.
Dan mulai mengikuti ibunya yang menuntunnya untuk duduk.
Adrena mendengar suara wanita yang terdengar seperti sedang memarahi seseorang."adrian, jaga sikapmu. Mama tidak suka kau seperti tadi.memalukan saja" oh ternyata itu adalah ibunya, oh ya siapa tadi -adrial eh tidak adri-an ya adrian.
Adrena menggenggam jemari ibunya seolah meminta kekuatan, ibunya yang paham akan hal itu membalas genggaman putrinya.
"Ada apa bu?"lirih adrena sambil tetap memegang jemari ibunya.
"Nothing, everything is fine"
Adrena kembali terdiam mendengar jawaban ibunya, sampai ayahnya memecahkan keheningan yang ada.
"Ada baiknya jika, adrena mengajak adrian ke taman belakang, lumayan ditaman kalau malam seperti ini terlihat sangat indah, benar rena?"
Adrena hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, kearah lain, karena dia tidak tahu dimana ayahnya duduk.
Poor adrena."Tidak perlu om, saya rasa itu tidak perlu"
DEG
Hatiku rasanya sakit mendengar penolakannya, aku hanya bisa diam sambil berusaha terlihat tegar, walau kenyataannya aku rapuh.
"Tidak, adrian akan ikut benar adrian" aku mendengar ibunya adrian berucap sambil menekan kata 'benar adrian' aku rasa ibunya memaksanya untuk ikut denganku.
Aku merasakan ada seseorang yang berdiri dihadapanku, tapi aku tidak tahu siapa itu.
Sampai aku merasakan tangan seseorang meraih tanganku.
Spontan aku langsung berdiri, dan mengikuti langkahnya, seketika aku tahu kalau dia adalah adrian.*****
Argh sial, mama selalu saja seperti ini, mau tak mau aku bangkit menghampiri gadis cantik dihadapanku, gadis cantik sangat cantik tapi sayangnya dengan keadaan dia buta, langsung membuat kecantikannya menghilang menurutku.
Dan lihatlah, aku sudah berdiri dihadapannya, tapi dia tidak meresponku, ah iya aku lupa dia kan buta?haha..
Aku meraih tangannya dan dia langsung berdiri mengikuti langkahku.Adrena sekarang yang memimpin jalan, adrian sudah melepaskan genggamannya dari tangan adrena.
Adrena terus berjalan sambil berhitung dalam hati, berharap dia tidak salah jalan, hey kenapa kau menjadi gugup seperti ini adrena?
Tarik nafas buang, tarik nafas buang. Adrena melakukan itu berkali-kali berusaha membuang rasa gugupnya kala bersama pria itu.Dan akhirnya adrena merasakan dia telah memijakkan kakinya dirumput, yang berarti dia sudah sampai ditaman belakang rumahnya.
"Kau mau duduk?" Tidak ada jawaban, apakah adrian sudah kembali ke tempat tadi?
Pastinya, karena dia tidak merasakan tanda-tanda ada orang didekatnya.Dia terkejut saat ada sebuah tangan melingkar indah dipinggangnya, dan kepala yang menopang dibahunya.
Siapa itu, saat adrena akan berucap. Orang itu sudah mendahuluinya."Aku tidak mau duduk adrena, karena kau begitu lama berjalan, jadi aku sudah mendahuluimu kemari, dan sudah duduk sampai kau datang" aku merasakan detak jantungku tidak normal, bahkan hembusan nafas adrian terasa menerpa leher jenjangku. Ya, orang itu adalah adrian, siapa lagi menurut kalian?
"Kau tahu adrena, kau ini sangat cantik, bahkan saat aku melihatmu mataku seakan memujamu, langkahmu yang begitu anggun, wajahmu yang nampak natural dengan make up simple, rambutmu yang kau biarkan tergerai, sangat perfect"
Benarkah?adrian memujinya?dia pikir adrian akan menertawainya karena dia buta. Atau bahkan lebih.
Ternyata adrian sosok yang romantis, aku menjadi menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Perfect
RomanceAku memang tidak sempurna seperti yang lainnya, tapi dengan ketidak sempurnaankulah aku bisa melihat siapa yang tulus dan siapa yang tidak -NadyaStories