Beberapa jam yang lalu, adrena sudah mengantar amber pulang, ia merasa kesepian lagi, padahal rasanya baru semenit yang lalu ia dan amber bermain tepung bersama.
Dia memang butuh seorang teman yang setidaknya bisa membuatnya sedikit melupakan masalahnya.Akhirnya dia memutuskan untuk masuk kekamar saja, baru saja dia ingin melangkah kearah kamar, terdengar suara bel.
Apakah itu orang tuanya?tidak mungkin, karena jika itu memang orang tuanya, lalu kenapa tidak langsung masuk saja?atau mungkin orang tuanya ingin memberi kejutan?dengan pulang lebih awal?
Mungkin saja.Saat ia melihat bibinya akan membuka pintu, ia memanggilnya dan menyiratkan bahwa nanti dia saja yang membukanya.
Akhirnya sang bibi kembali kedalam dapur melanjutkan aktivitasnya yang sempat terhenti.CKLEK
Mata adrena sontak membulat melihat siapa yang berada dihadapannya kali ini.
Kenapa dia bisa ada disini?*****
Adrian baru saja selesai bekerja, dan baru saja ia ingin menenangkan diri, dia dikejutkan oleh bunyi ponselnya, dilihatnya nama mamanya yang tertera dilayar ponselnya.
Dengan malas dia mengangkatnya."Halo ma"
"..."
"Adrian sibuk ma"
"..."
"Mama ini kenapa sih?"
"..."
"Adrian tidak ingin kesana, suruh siapa saja asal jangan adrian, adrian malas bertemu dengan gadis buta itu"
"..."
"Itu faktanya ma"
"..."
"Baiklah, aku akan mengantarnya"
Dengan geram ia membanting ponselnya itu kelantai sampai isinya berceceran dimana-mana.
Masa ia disuruh mamanya mengantar kue pesanan mamanya ke rumah gadis buta itu? Sumpah demi apapun dia sedang tidak ingin melihat gadis buta itu.*****
"Kau?sedang apa kau kesini?"
"Saya disuruh oleh tuan saya nona"
"Adrian?"
Yang ditanyai hanya mengangguk saja sambil tersenyum. Dan senyumnya cukup menawan walau sekarang ia hanya memakai seragam sopir, ya dia adalah sopir yang waktu itu bertabrakan dengan adrena diluar kantor adrian.
"Masuklah"
"Tidak perlu nona, saya hanya ingin mengantar ini saja"
"Tidak apa, masuklah dulu"
"Satu lagi, jangan panggil aku nona, panggil saja adrena dan jangan bicara secara formal denganku aku tidak suka itu"
Adrena menyiratkan agar sopir itu masuk, tapi sopir itu hanya diam sambil memegang erat barang yang ada ditangannya, akhirnya adrena masuk lebih dulu, dia yakin jika sopir itu akan mengikutinya masuk.
Sopir itu terlihat ragu ingin memasuki rumah adrena, tapi akhirnya dengan langkah berat dia memasukinya, bukan karena apa, dia hanya tidak ingin tuannya marah besar jika tahu dia singgah dirumah tunangannya yang cantik ini.
Bisa-bisa tuannya membunuhnya seketika, dia cukup tahu kalau tuannya ini sangat menggilai wanita cantik, dan rena termasuk didalamnya.
Memang tuannya ini tidak salah pilih."Kau ingin minum apa?"
"Tidak perlu no-ehm..maksud sa-aku adrena, aku tidak akan lama"
"Sudahlah, adrian tidak akan marah"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Perfect
RomanceAku memang tidak sempurna seperti yang lainnya, tapi dengan ketidak sempurnaankulah aku bisa melihat siapa yang tulus dan siapa yang tidak -NadyaStories