11 - Shock

329 17 4
                                    

Sepulangnya, adrena langsung berjalan ke kamarnya.
Ia merasakan pusing yang teramat sangat.
Ditambah penglihatannya yang sangat buram.

"Ibu!!" Seruan adrena membuat ibunya langsung berlari kearahnya, tepat saat tubuhnya limbun begitu saja.

*****

"Bagaimana kalian bisa berpikiran seperti itu?"

raut cemas terpasang jelas diwajah kedua orang tua adrena.

"Kami pikir dia sudah bisa melihat dok, jadi kami membiarkannya begitu saja"

"Kalian kan tahu, jika ini memang ada sedikit kesalahan, semestinya disaat dia baru pertama kali melihat. Kalian membawanya kemari untuk diperiksa, agar kami pihak kedokteran bisa tahu apa yang sedang terjadi dimatanya"

Ibu adrena terdiam dengan wajah yang masih khawatir.

"Lalu apa yang harus kami lakukan,dok?"

"Kita lihat saja, jika matanya masih bereaksi buruk untuk adrena, maka dengan berat hati kita harus mengoperasi kedua matanya"

"APA MAKSUD DOKTER?! JADI ANAK SAYA SUDAH TIDAK BISA MELIHAT LAGI?HAH?! DOKTER MACAM APA KAU INI?" Ayah adrena langsung berusaha menenangkan istrinya yang seperti kerasukan setan.

Sang dokter tetap diam, memaklumi keadaan yang sedang terjadi, memangnya keluarga mana yang tidak sedih jika anak mereka tidak akan bisa melihat lagi.

"Adrena pa, hiks putri kita...apa yang harus kita katakan padanya nanti?dia hiks, baru saja bisa melihat dan sekarang, tuhan akan mengambil indra penglihatannya lagi? ARGH TIDAK ADIL!!KENAPA HARUS PUTRIKU?!" Ibu adrena menangis tersendu-sendu dipelukan sang suami.

Sedangkan diluar sana, sepasang mata melihat bahkan mendengar percakapan mereka, walau dengan pandangan buram, tapi pendengarannya masih berfungsi jelas.
Ia mendengar semuanya.

Sepercik air mata keluar dari matanya.

'Kenapa kau memberikan harapan palsu padaku tuhan? Kenapa kau membiarkan aku bisa melihat jika akhirnya kau akan mengambilnya lagi?kenapa aku tidak bisa hidup normal? Ini semua terasa tidak adil, untukku.
Apa kau membiarkan aku bisa melihat agar aku bisa melihat wajah orang-orang terdekatku?
Kalau itu memang tujuanmu, aku sudah puas bisa melihat wajah mereka, tapi kumohon jika kau ingin mengambil mataku, ambillah juga nyawaku, aku sudah terlalu menyusahkan ibuku dan juga ayahku, aku sudah terlalu membuat hati keduanya sakit, aku selalu membuat air mata keduanya tumpah hanya karena kekuranganku ini'

Dengan langkah gontai, ia berjalan keluar rumah sakit, tidak peduli dengan matanya yang sangat buram, ia tidak peduli jika sesuatu yang buruk terjadi padanya.

*****

Adrian masuk kedalam mobilnya dengan keadaan mabuk berat, untung saja alfan sopirnya ikut bersamanya, jadi ia tidak perlu repot menanggung resiko membawa mobilnya dalam keadaan mabuk seperti ini.

"tuan, apa tuan tidak melupakan sesuatu disana?"

Adrian hanya menggelengkan kepalanya. Dan mobilnya mulai berjalan perlahan membelah jalan yang sepi karena waktu sudah larut malam.

Adrena duduk dipinggir jalan sambil menatap ke atas langit, ia ingin menggunakan saat-saat terakhirnya untuk bisa melihat bintang-bintang yang indah di atas sana, walau dia melihatnya dengan tidak jelas, tapi dia bersyukur akan hal itu.
Seandainya dia bisa melihat lebih lama, dia ingin sekali berkunjung ke suatu tempat.
Tempat yang sangat indah untuk dinikmati pemandangannya, tapi sayang semua itu tidaklah bisa ia wujudkan, karena penglihatannya sedikit demi sedikit akan menghilang.

I'm Not PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang