13- Pupus

563 26 13
                                    

Dengan berat hati ia keluar dari dalam ruangan adrian, matanya sudah sangat perih karena menangis.
Ia memutuskan untuk menjauh dari ruangan Adrian.

Terus berjalan dengan langkah lemas, lagipula untuk apa ia menunggu disana? Yang pasti kehadirannya tidak diinginkan oleh Adrian, bukan?

"Adrena?" Langkahnya terhenti saat seseorang menyerukan namanya.
Membuatnya berbalik untuk melihat siapa itu.
Buram sekali, ditambah kepalanya yang pening dan akhirnya membuatnya jatuh pingsan.

*****

"Adrena bangun sayang"

Samar terdengar suara ibunya, perlahan ia mengerjapkan matanya, Gelap.
Apa yang terjadi? Kenapa gelap sekali?

"Dimana aku?" Adrena terus mengedarkan pandangannya tapi hasilnya nihil, tak sedikit pun cahaya yang bisa ia lihat.

"Sayang, ini ibu nak. Bagaimana perasaanmu sayang? Apakah ada yang sakit?"

"Ibu, kenapa semua gelap? Kenapa semua gelap bu?"
Suara tangisan ibunya membuat ia kebingungan, kenapa ibunya menangis? Apa ada yang salah?

"Ibu mohon tenang hiks, tapi..tapi kau sudah tidak bisa melihat lagi sayang hiks, untuk..untuk selamanya"

DEG

Selamanya

Selamanya

Selamanya

Sakit, itu sudah pasti. Kenapa semua ini harus terjadi? Jadi, dia hanya bisa melihat untuk sementara? Begitukah? Kenapa tuhan? Apa salahku? Katakan aku Egois, karena aku ingin melihat sampai seterusnya! Dan
Itu adalah impian semua orang bukan? IMPIAN TIAP ORANG YANG BUTA!! apakah salahnya jika dia ingin melihat?
Tapi, dilain sisi aku juga tidak bisa menyalahkan siapapun, katakanlah ini takdirku, dan memang ini takdirku bukan?takdir yang sangat buruk untuk kujalani.

Sekuat tenaga aku berusaha tersenyum, walau dalam hati ini, aku menangis menjerit ingin mencurahkan semuanya.
Tapi apa daya? Bahkan tak seorang pun bisa mengganti kenyataan yang mana aku tidak akan pernah bisa melihat lagi.

"Sudahlah bu, tidak apa. Adrena sama sekali tidak sedih. Lagipula, ini bukan kali pertamanya Adrena buta, kan? Simpanlah air mata ibu" Terima kasih Tuhan , setidaknya karena aku buta, jadi aku tidak bisa melihat air mata ibu yang pastinya sangat menyakitkan untuk dilihat.

"Oh ya, tadi ada seorang pria yang membawamu kemari"

"Siapa?"

"Kalau tidak salah....Alfan!"

*****

"Sialan!! Kenapa dia bisa siuman? Bagaimana jika dia tahu apa yang kulakukan? Aku pasti langsung dipecat, lalu akan kuberi makan apa keluargaku nanti? Oh tuhan, cobaan apalagi ini? Maafkan aku, hanya saja aku tidak suka sikapnya yang seenaknya terhadap wanita"

*****

Dilain sisi, sekarang Carlina sedang bersama putranya-Reno, dia baru saja diperbolehkan masuk oleh Dokter.

"Ma? Apa yang terjadi padaku?"
mamanya menaruh makananmya di nakas samping tempat tidur Reno.
Dan mengusap kepalanya dengan penuh kasih sayang.

"Mama tidak tahu sayang, Alfan bilang saat dia menjemputmu, kau sudah dalam keadaan seperti ini, katanya mungkin kau berkelahi di Club semalam" jelas Ibunya. Berkelahi?di club? perasaan dia tidak berkelahi, lalu kenapa Alfan bilang kalau dia berkelahi?ah sudahlah, berpikir membuat kepalanya tambah sakit saja.

"Ma.."

CKLEK

Obrolan keduanya terhenti, saat seseorang membuka pintu Ruangan Reno.
Masuklah sosok yang mereka kenal, Ibu Adrena.

I'm Not PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang