sl 10

742 57 4
                                    

Playlist: Justin Bieber - Bad Day, Coldplay - Fix you.






---
"But you could have said 'Goodbye' baby."











Alliana Kay Bieber

Ini bukan sekedar bunga tidur semata 'kan?
Ya. Ini bukan mimpi. Ini nyata. Apa yang baru saja kudengar benar-benar
kenyataan yang terjadi. He's in jail right now. Aku tidak tahu mengapa dia bisa berada disana. Yang pasti, ketika Dad Jeremy menghubungiku dan memberitahu bahwa Justin ditangkap, aku segera menuju kesana untuk melihat keadaannya. Dan
sekarang aku berada dalam perjalanan bersama Grace yang berusaha menenangkanku. Tetapi tidak bisa. Rasanya, aku tidak sanggup menahan tangisanku
karena kabar yang mengejutkan tersebut. Maksudku, apa yang terjadi sebenarnya? Mengapa aku seperti isteri tolol yang tidak tahu apa-apa mengenai suaminya sendiri.

"Grace bisakah kau lebih cepat?" Aku berteriak padanya. Aku sungguh kalut, aku takut dan aku bingung disaat yang bersamaan. Air mataku bahkan kubiarkan terus mengalir membasahi kedua pipiku. Justin. Yang dia yang kupikirkan saat ini.
Bagaimana keadaannya?

"Dia terlibat masalah kriminal huh? Yang benar saja! Dia bisa merusak citramu sebagai publik figur." Grace menukas disebelahku. Spontan aku menoleh padanya, memicingkan mata tak suka atas apa yang baru dia katakan. Persetan dengan citraku. Persetan dengan ketenaran. Karena yang kubutuhkan saat ini hanyalah
Justin.

"Diamlah Grace. Kau memperkeruh keadaan." Tukasku mencoba menahan kesabaran. Aku sendiri belum tahu pasti alasan apa yang menyebabkan Justin di tangkap karena Jeremy tak mengatakannya. Dia hanya menyuruhku untuk segera
mengunjungi Justin yang saat ini sangat membutuhkanku.

Mendadak ingatanku berputar ulang kembali pada kejadian beberapa jam yang lalu, saat kami menghabiskan waktu siang bersama Weronika dan Cody. Saat dia berjanji untuk menjemputku. Dan sekarang, dia terlibat sebuah masalah yang cukup
serius nampaknya. Terkadang, hidup itu sulit dipahami. Kita tidak tahu kapan kita bahagia, lalu sedikit kemudian berubah menjadi sedih.

Tak ada yang kekal didunia ini.
Aku tahu untuk yang satu itu, namun bila mempertahankan apa yang kucintai, itu bukanlah hal yang patut di permasalahkan.

"Okey. Tenangkan dirimu," Grace berujar pelan sambil memberikan tissu padaku. Air mataku tak kunjung berhenti mengalir. Rasanya menyakitkan ketika mendengar Jeremy mengatakan bahwa Justin ditangkap.

"Kita sampai."

"Kau bisa pulang, Grace. Maaf merepotkanmu." Ungkapku sembari mendorong pintu mobil lalu keluar dari mobil Grace.

"Kuharap semua baik-baik saja!" Grace berteriak dari dalam mobilnya. Aku kembali menoleh dan mengacungkan ibu jari padanya. Meskipun aku tahu harapan itu
akan sia-sia karena semua yang terjadi disini tidak sedang baik-baik saja.

Ketika memasuki kantor polisi tersebut, aku disambut oleh pelukkan hangat mom Pattie yang ternyata juga berada disana. Aku melihat Jeremy tengah berbincang serius bersama seorang polisi yang menyeramkan. Aku menatap mom Pattie penuh tanda tanya. Aku tidak menemukan keberadaan Justin disana. Dimana
dia?

"Apa yang terjadi? Dan dimana Justin?" Tanyaku menatapnya bingung sekaligus cemas. Kulihat mata mom Pattie berkabut oleh air mata kemudian dia mengelus lenganku lembut. Dan saat itupula air mata mengalir dari sudut matanya.
Aku menggelengkan kepala tidak mengerti. Kumohon, mengapa semua orang bertindak seperti ini? Aku tidak tahu apapun.

"Justin kenapa mom? Dimana dia? Aku harus mengajaknya pulang.." Ucapku menggelengkan kepala terus-menerus. Mom Pattie mengelus pipiku dengan lembut. Aku tidak tahu mengapa pada akhirnya air mataku juga ikut mengalir bersamaan
dengan buliran bening yang jatuh dari sudut mata ibu mertuaku itu.

SAME LOVE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang