2. The Plan

1.3K 74 1
                                    

     Trixa POV

Beberapa hari yang lalu, aku mendengar berita bahwa One Direction akan mengadakan sebuah event di Hyde Park dan kebetulan saja event itu diadakan pada hari Minggu, dan aku berencana untuk menghadiri event itu.

Bukan event formal yang membutuhkan tiket masuk sih, ini hanya event biasa yang tanpa membutuhkan tiket masuk. Kesempatan besar sekali untuk Directioner yang ingin menonton mereka tanpa mengeluarkan sepeser uang, dan kesempatan besar pula untukku melaksanakan rencanaku yang sudah aku pikirkan matang-matang sebelumnya.

***

Minggu, pukul 9 AM. Aku sudah menyiapkan diri untuk berangkat ke Hyde Park. Aku sudah siap dengan memakai kemeja biru langit, cardigan krem, Light brown short pants, Boot coklat selutut, dan Brown Small Shoulder Bag.

Setelah merasa benar-benar siap, aku segera keluar dari kamar dan menuju tangga yang membawaku untuk turun ke ruang tengah. Aku langsung berjalan ke dapur untuk mengambil beberapa makanan di kulkas karena aku memang belum sarapan untuk hari ini, dan beberapa persediaan yang lain.

Setelah itu, aku segera keluar dari rumah dan lari menuju halte bus dan beruntungnya aku, bus-merah-bertingkat itu ternyata sudah datang dan siap menerima penumpang baru. Aku langsung menaikinya dan menduduki tempat yang berdekatan dengan jendela. Selama perjalanan, aku hanya memakan makanan yang aku sengaja bawa tadi dan memandangi setiap sudut kota yang dilewati oleh bus ini.

Setelah perjalanan selama 15 menit, akhirnya bus-merah-bertingkat ini pun berhenti di halte terdekat dengan Hyde Park. Aku langsung menuruninya dan langsung berlari menuju Hyde Park yang sudah terlihat jelas di depanku.

Hyde Park memang sangatlah luas, tetapi hal itu bukanlah alasanku untuk susah mencari dimana five-idiot-boys berada. Dimana ada Directioner, di situ pasti ada One Direction. Aku hanya tinggal mencari dimana kerumunan Directioner berada, di situlah pasti ada One Direction.

Mencari kerumunan itu tidaklah susah untukku. Sejak aku sampai di depan Hyde Park tadi, aku sudah mendengar teriakan-teriakan cewek yang memenuhi udara di sekitar Hyde Park. Sudah dipastikan, pasti itu teriakan cewek-cewek yang terkena infeksi untuk mengidolakan One Direction. How sick of them!

Aku segera menghampiri kerumunan dimana cewek-cewek Directioner itu berada. Selama perjalanan, terdengar sayup-sayup alunan musik yang bervolume keras menghantam gendang telingaku. Sepertinya itu lagu dari One Direction.

Aku mencoba untuk semakin dekat ke asal alunan musik tersebut dan ini sungguh menyiksaku karena aku harus berdesak-desakan dengan Directioner dan harus mendengar pekikan teriakan mereka. 

Saat aku mulai merasa kelelahan, aku mulai berhenti mencoba berdesakan lagi. Sepertinya aku sudah berada hampir di dekat five-idiot-boys. Senyum bahagiaku mulai muncul secara refleks dan aku perlahan mulai memegang sesuatu yang berganggang di dalam tasku. Tinggal beberapa langkah lagi aku akan bisa menatap wajah the-five-idiot-boys.

Setelah selesai  mengumpulkan energiku, aku mulai menerobos barisan Directioner lagi yang sedang asik berteriak histeris. And finally, i’m at the edge of the last line of Directioner.

Di sini, aku bisa dengan jelas melihat apa yang sedang the-five-idiot-boys lakukan. Ah! Ternyata event yang mereka adakan adalah make Music video with their fans. Sekarang mereka sedang bersiap-siap untuk itu.

Aku mulai memperhatikan satu persatu member dari the-five-idiot-boys dan pandanganku langsung tertuju pada salahsatu member the-five-idiot-boys yang berambut brown curly. Aku berpikir dia sangatlah aneh karena rambutnya berbeda sekali dengan keempat temannya. Dan itu terlihat mencolok dari bandmate-nya. Tiba-tiba sebuah ide terlintas di benakku. Langsung saja, tanganku yang sedang berada di dalam tas coklatku, memegang dengan erat ganggang itu.

"Trixa, you can do it!" kataku lirih yang bermaksud untuk menyemangati diriku sendiri.

Aku mulai memejamkan mataku dahulu untuk meyakinkan bahwa semua anggota badanku sudah siap untuk melakukan rencanaku. Aku menghembuskan nafas secara perlahan dan mulai membuka mataku kembali. Semua sudah siap dan otakku langsung menyuruh kakiku langsung berlari ke arah si Curly. Rasanya kejadian ini terjadi secara sangatlah lamban. Aku mendengar teriakan Directioner yang semakin histeris yang sepertinya karena mereka melihat aksiku ini.

Saat jarak antara aku dan Curly sudah terbilang cukup dekat, aku langsung mengeluarkan benda yang sudah aku pegang erat-erat sejak tadi dari dalam tasku. Seiring dengan benda ini dikeluarkan, si Curly membalikkan badannya ke arahku. Aku bisa dengan jelas melihat ekspresi kagetnya yang sangatlah aneh.

Selang beberapa detik kemudian, benda yang sudah aku pegang ini jatuh menimpa bootku dan sepatu si Curly yang saling berhadapan. Saat ini aku hanya bisa diam, membeku seperti es, dan hanya merasakan perubahan suhu yang lebih hangat yang mengaliri tubuhku.

Aku sungguh tidak menyangka kejadian ini akan terjadi padaku. Waktu seperti berhenti sementara melihat kejadian ini. Kejadian dimana dia, si Curly memegang erat  tanganku yang awalnya memegang erat ganggang itu, tetapi sekarang tangan ini terasa lemas dan tak berdaya, dan yang paling mengejutkan, dia melumatkan bibirnya pada bibirku di hadapan Directioner yang sedang berada di Hyde Park.

Dia bukan siapa-siapaku, bukan juga orang yang kupuja, malah aku sangat membencinya. Tapi kenapa dia melakukan ini padaku?

#Please Comment for this story . I'm so glad to reveice all your comment, critic or anything. ^^

Arigatou for read ^^

PRISON (Harry Styles)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang