Hari ini, aku memutuskan untuk menjalani aktivitas kuliahku lagi seperti biasanya, setelah puas bermalas-malasan di dalam rumah kemarin.
Sekarang, jarum jam sudah menunjukkan ke arah 8 AM, aku sudah bersiap-siap untuk berangkat ke kampus dan menghadiri mata kuliah pertama di hari ini. Hari ini aku memutuskan untuk menaiki bus saja.
Setelah sekitar 15 menit aku menaiki bus, akhirnya bus ini berhenti tepat di depan kampusku. Aku langsung turun dari bus dan aku langsung memasuki kampusku, menuju lokerku.
Selama perjalan, aku mendapat banyak tatapan sinis ke arahku, dan itu membuatku sangatlah risih.
Setelah berjalan dengan dihujani tatapan sinis ke arahku, akhirnya aku sampai di depan loker yang berwarna merah yang terdapat label box yang tertulis nama lengkapku. Aku mulai membuka loker berwarna merah ini. Detik itu juga, aku sangat kaget dengan kondisi lokerku sekarang. Bukannya dipenuhi debu karena sudah lama tidak kubuka, tetapi malah dipenuhi oleh tulisan ejekan yang pastinya untukku.
Aku tidak bisa membayangkan, bagaimana jika berita itu benar-benar tersebar. Pasti ejekan dan tekanan yang datang kepadaku lebih berat dan menyakitkan daripada ini.
“Trixa!”tiba-tiba terdengar suara memanggil namaku dari belakang saat aku tenggelam dalam lamunanku. Aku menoleh ke arahnya dengan sedikit malas. Lalu, dalam sekejap rasa malasku hilang ketika melihat sesuatu yang berwarna putih dilempar ke arahku dan langsung mengenai baju putihku.
Secepat itu kejadian itu terjadi sehingga susah untukku menghindarinya.
“Idiot! Why you do this to me?!”aku menatap marah kepada sekumpulan cewek yang berada di depanku. Lalu, seorang cewek berambut blonde panjang dengan gaya sombongnya, berjalan maju mendekatiku.
“So, perbuatanmu yang mencoba untuk membunuh My Harry itu tidak lebih idiot dari ini, apa?”
“My Harry? You say my harry?” aku sedikit tertawa saat mendengarnya berkata My Harry. How nasty of her! Hahaha.
“Yeah, Harry is mine and you know you stole his kiss from me!”
“So, it’s your fault, Blonde! You doesn’t have any bravery to be Harry’s special person”
“Oh, memang kamu special personnya Harry, gitu?”dia menatapku dengan tatapan yang meremehkanku yang sangat aku benci. Ya, aku benci dengan tatapan meremehkan.
“Of course, yes, Blonde Girl”
“You lie. I know it, Trixa!”dia terlihat semakin geram kepadaku.
“It’s your choice will trust me or not,”aku menjulurkan lidah ke arahnya. Lalu, tanpa mendengar perkataannya lagi, aku langsung pergi meninggalkan dia dan teman-temannya dan berjalan menuju ke toilet untuk membersihkan noda lemparan tadi yang berbekas di bajuku.
Setelah selesai membersihkan, aku langsung menuju ke ruanganku.
“Trixa! I miss you!”Kylie, deskmate-ku berlari kecil ke arahku dengan sangat gembira ketika aku sudah sampai di depan pintu kelasku yang terbuka lebar.
“Kylie, i miss you too,”aku langsung memeluknya dengan perasaan bahagia karena bisa bertemu dengannya lagi.
Kylie melepaskan pelukanku dan mentapku dengan sedikit sedih, “Um, Sorry, Trixa. I can’t visit you when you at the prison, your elder sister told me to didn’t visit you”
“Yeah, no problem,” aku memberi senyum manisku kepadanya.
“Kylie, obrolannya dilanjutkan di bangku saja, ya”
“Sure. Let’s Go!” Kylie langsung menarik tanganku dengan kuat menuju bangku kami dengan sangat riang. She’s so hyperactive!
“Trixa,”Kylie memanggil namaku lagi, setelah kami menduduki bangku masing-masing.
“Yeah, what?”aku menjawab pertanyaan Kylie dengan sedikit malas.
“Ceritain, dong waktu kamu kok bisa masuk penjara”
“Um, Sorry, Kylie. I don’t have any mood to tell you about that story. I promise i will tell you on the next time,”aku mencoba menolak permintaannya dengan perkataan yang sedikit lembut agar dia tak tersakiti setelah aku tolak permintaannya.
“I know,”Kylie memberikan senyuman kecewanya padaku.
Aku dan Kylie mulai sibuk dengan kesibukan masing-masing.
Beberapa menit kemudian, Kylie membuka pembicaraan lagi, “Eihh, eh, Trixa. Tadi aku mendengar dari percakapan anak yang duduk di pojok itu. Katanya kamu dicium Harry waktu di Hyde Park, ya?”dia bertanya dengan semangat sambil menunjuk ke arah beberapa cewek yang sedang asik berbincang di pojok kelas.
“Kylie, please, jangan nunjuk-nunjuk gitu, malu tau!”aku langsung menurunkan tangannya Kylie yang menunjuk ke arah mereka.
“Oh, okey, sorry. But, Trixa, are you really kiss him?”Kylie mulai menayakan kembali pertanyaannya tadi.
“He kiss me, not me,”aku merasa sangat kesal karena dituduh mencium Harry, padahal kan dia yang melakukan.
“Trixa, you’re so lucky. You’ve kissed by him,”Kylie mulai bertingkah histeris di depanku.
“Tapi itu sangat menyebalkan, he has stolen my first kiss,”aku memasang wajah sebal ke arahnya.
“First Kiss? You really innocent, Trixa,”Kylie tertawa mendengar pengakuanku.
“Ya, whatever you say,”aku hanya pasrah menerima ejekannya.
Mendengar perkataan Kylie barusan, aku jadi teringat hari terakhir aku bertemu dengan Harry. Sejak terakhir kali aku bertemu Harry, aku masih belum bisa bertemu Harry lagi.
Aku jadi merasa sedikit rindu, ingin bisa bertemu dia lagi.
I want to look his curly hair again.
I want look his dimple again.
I miss his smile.
I miss when he held my hand.
I miss when he grab my hand and hug me tightly.
I miss when he kiss me softly.
OMG, don’t say i love him. Don’t say i love murderer. Don’t say “I LOVE HARRY”. AAAA!!!! >.<
KAMU SEDANG MEMBACA
PRISON (Harry Styles)
FanfictionHow if a girl live in UK like Trixa Latisha Stephenson hate one of the famous One Direction member, Harry Styles? Not usual hatred such directionator generally, but the hatred that is more more more more more for a Harry Styles that let her to comm...