Part 9

45.6K 2.6K 35
                                    

Sekertaris Diftan masuk ke dalam ruangan nya, dengan membawakan printout rekening dari adiknya Dealova yg dia minta kemarin.

Disana Diftan melihat bahwa adiknya itu sudah 2 tahun tidak mengambil ataupun menggunakan uang yg sering dia kirim tiap bulan.

Pria itu pun tidak mengambil pusing dan memberikan laporan itu lagi ke sekertarisnya. Lalu perempuan itu keluar dari ruangan nya.

"Terserah, aku tidak peduli dia mau memakai uang itu ataupun tidak. Yg jelas aku sudah melakukan tanggung jawabku. Dia sudah 17 tahun, sudah dewasa. Kurasa dia sudah bisa mencari uang sendiri, dan aku tidak peduli padanya!" Ucap Diftan dalam hatinya.

Kemudian Diftan kembali fokus ke pekerjaan nya. Mata biru itu sangat serius menatap layar laptop itu. Dia melihat semua jumlah saham-saham nya yg naik melonjak. Dia ini termasuk pria muda terkaya dengan banyak bisnis yg dia punya. Mulai dari perusahaan tambang emas, 5 mall, 5 restoran, ribuan hektar kelapa sawit, 5cassino, dan bisnis haram nya yg illegal.

Tiba-tiba Diftan teringat kalo tadi dia lupa membawa Hp nya yg ketinggalan di kamarnya. Padahal dia ingin menghubungi papa nya. Lalu dia menelpon nomor telpon apartement nya dari kantor.

Diftan menunggu telpon nya diangkat. Dan pada dering ketiga baru ada jawaban.

"Hallo." Jawab suara gadis itu.

"Ini aku. Pemilik apartement itu."

"Tu-tuan Diftan maksudnya?"

"Hem." Gumam Diftan.

"Iya, ada apa tuan?"

"Ponsel ku ketinggalan di kamar, cepat bawa ke kantorku sekarang juga."

"Tapi aku tidak tahu kantor tuan dimana."

"Kau tahu gedung paling tinggi yg tidak jauh dari apartement itu?"

"Hem... oh, iya aku tahu."

"Datanglah sekarang juga."

"Baik tuan."

Kemudian Bella mengambil Hp itu dari dalam kamar pria itu. Saat membuka pintu kamar, langsung tercium aroma parfum dari sang pemilik nya.

Gadis itu hanya tersenyum sendiri mengingat kejadian tadi malam. Lalu dia berbaring di atas ranjang king size itu. Direntangkan nya kedua tangan nya. Dia mengingat bagaimana seorang Diftan memeluknya begitu erat dan hangat.

"Astaga!! Pikiranku sudah mulai cabul sepertinya. Ini efek tuan bermata biru itu!" Ucap Bella sambil menggelengkan kepala nya berharap pikiran kotor nya hilang.

Dia bangkit dari spring bed itu. Lalu mengambil hp milik Diftan. Langsung Bella permisi minta izin pada ibunya.

Setibanya didepan gedung kantor Diftan, Bella berdecak kagum melihat tinggi dan megah nya kantor itu.

"Wow, tuan Diftan benar-benar sangat kaya raya. Ini sungguh tidak adil, mengapa Tuhan tidak membagikan sedikit harta tuan Diftan kepada orang seperti kami ini." Ucap gadis itu didalam hati nya.

Lalu seorang satpam dari kantor itu menghampiri Bella, dan membuyarkan lamunan nya.

"Maaf dek, disini tidak menerima sumbangan. Tolong pergi dari sini." Ucap satpam itu pada Arabella.

Bella tertegun mendengar ucapan pria itu.

"Apa tampilanku seperti pengemis ya?"

Gadis itu memang hanya memakai sendal jepit, celana jeans hitam, kaos putih besar dan rambut hitamnya yg pendek dibiarkan tergerai. Tidak ada tas ataupun dompet yg dia pegang. Karena dompet nya yg dulu sudah diambil oleh ibu-ibu yg menuduh nya mencopet di bus.

Dieser MannTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang