Part 11

42.5K 2.6K 31
                                    

Bella masuk kedalam kamar sambil membawa barang-barang yg dibelikan oleh Diftan. Ibunya heran melihat banyaknya barang belanjaan tersebut.

"Ini belanjaan siapa Bel? Kok banyak banget?" Tanya ibu nya sambil membongkar tas belanjaan itu satu per satu.

"Punya Bella bu, dibeliin sama tuan." Ucapnya sambil mengganti pakaian nya dengan baju sehari-hari.

"Tuan Diftan?" Tanya ibunya lagi untuk memastikan.

Bella hanya mengangguk menjawab pertanyaan nya dari ibunya itu.

"Ibu bingung Bel, sebenarnya kalian ada hubungan apa? Mengapa dia baik sekali membelikanmu pakaian sebanyak ini. Mustahil dia baik kalo tidak ada maksudnya, apa mungkin kalian berdua pacaran? Astaga Tuhan, harusnya ibu menyadari ini sebelum nya. Kalian pasti pacaran diam-diam kan?" Ibu Bella tampak cemas.

"Siapa yg pacaran sih bu? Jangan suka bikin gosip deh, malu nanti didengar tuan Diftan. Entar dikira nya Bella lagi yg bilang gitu, kan malu bu." Jawabnya cemberut.

"Jangan bohong, jujur saja Bel, ibu enggak akan marah. Mungkin kamu mikir ibu ga akan setuju kalo kamu pacaran sama pria yg jauh lebih dewasa, ibu ga masalah kok. Tapi satu yg pingin ibu bilang, kalo pacaran jangan sampai kelewat batas. Dilarang berhubungan seks sebelum nikah, kalo tuan Diftan udah ga tahan lagi, suruh saja dia nikahin kamu, kan beres masalah nya Bel."

"Ibu ngomong apaan sih bu? Aduhh, gak ada yg pacaran diam-diam disini. Bella sama tuan Diftan beneran gak ada hubungan apa-apa bu, tuan Diftan baik karena Bella bisa bikin dia tidur, itu aja kok."

"Emang beneran dia gak pernah tidur?"

"Iya bu, Bella gak tahu, kenapa tuan Diftan susah tidur. Perasaan dia hidupnya enak, duit banyak jadi dia mikirin apa ya bu, sampai ga bisa tidur gitu?"

"Jodoh mungkin."

"Masa iya seganteng dan setampan gitu gak ada yg suka?" Ucap Bella.

"Bella aja naksir bu." Lanjut dalam hati nya.

"Iya-ya? Hemm... mungkin dia punya masalah pribadi yg dia pendam dan ga pernah dibagi ke orang lain." Ibu nya mencoba menebak.

"Bisa jadi sih bu." Ujar Bella.

Dan malam hari nya Diftan keluar dari arah kamarnya, dia berniat untuk mencari makan diluar. Lalu dilihat nya Bella dan ibunya sudah menyiapkan makan malam diatas meja.

"Tuan akhirnya keluar juga dari dalam kamar, ayo tuan kita makan. Kami sudah masak untuk makan kita bertiga." Kata ibu Bella.

"Tidak, saya makan diluar saja." Diftan berjalan sambil mengambil kunci mobil nya.

"Ayolah tuan, dicoba dulu. Walaupun tidak seenak ataupun semewah seperti direstoran yg anda punya, tapi tolong dicoba sedikit saja. Saya dan ibu saya banyak memasak malam ini, saya berani jamin tidak ada sianida didalam makanan ini tuan." Ujar Bella mencoba membujuk Diftan.

Diftan melirik masakan itu dan Bella mengambil kesempatan itu untuk menarik tangan Diftan supaya duduk dikursi. Walaupun dengan agak ragu-ragu Diftan duduk dikursi itu.

Bella berinisiatif mengambil piring Diftan untuk menuangkan nasi keatas piring. Namun tangan Bella dicegat oleh Diftan.

"Biar saya saja, saya bisa ambil sendiri." Terdengar suara bas dari Diftan.

"Oh tidak apa-apa tuan, saya akan melayani tuan, karena tuan adalah pemilik rumah ini, itu artinya anda adalah raja. Jadi tidak masalah." Jawab Bella, dia hendak meneruskan menuangkan nasi keatas piring itu.

Dieser MannTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang