Part 26.

39.4K 2.1K 187
                                    

Bella terbangun dari tidur nya, setelah menangis semalaman. Di lihat nya ke sebelah sisi tempat tidur yg kosong dan tampak rapi. Menandakan tidak ada orang yg tidur di sisi tersebut.

Dilirik nya jam diatas nakas yg menunjukkan pukul 4 pagi. Ada begitu banyak pertanyaan yg ada di kepala nya. Kenapa Diftan tidak balik ke kamar? Kemana pria itu pergi? Apakah tadi malam dia tidur?

Gadis itu segera turun dari ranjang dan pergi keluar. Di dengar nya suara televisi yg hidup dari ruang tengah. Bella berjalan kesana, dan melihat Diftan sedang duduk sambil menghisap sebatang rokok di bibir nya.

Ternyata pria itu juga sudah banyak minum, terlihat dari beberapa botol minuman alkohol yg ada di atas meja. Diftan menoleh ke belakang saat mendengar suara langkah seseorang. Namun dia langsung membalikkan badan nya kembali saat melihat Bella disana.

Dia sedang tidak ingin melihat gadis itu.

"Tuan, mengapa tidak tidur?"

"Pergi lah, aku sedang ingin sendiri." Jawab nya tanpa memandang Bella.

"Tuan masih marah atas kejadian semalam? Aku sungguh menyesal, mohon maafkan aku. A-aku juga tidak tahu, mengapa bisa begitu. Ini sungguh di luar kendali ku. Atau mungkin ini karena pengaruh salah satu hormon dari menstruasi, iya mungkin karena itu. Tolong jangan marah lagi tuan, aku janji itu tidak akan terjadi lagi." Ucap Bella dengan suara parau.

"Kau tidak dengar? Aku sedang ingin sendiri, jadi jangan menggangguku!" Bentak pria itu.

Refleks kaki Bella mundur ke belakang saat mendengar bentak kan dari Diftan. Lalu dia pergi berjalan ke dalam kamar nya sendiri. Pria itu benar-benar menakutkan disaat situasi tertentu.

Diftan kembali menghisap batang rokok nya. Itu merupakan salah satu cara paling ampuh untuk mengalihkan pikiran seseorang, khusus nya para lelaki.

Kejadian tadi malam itu, hampir membuat Diftan kelepasan. Untung nya dia cepat tersadar untuk menghindari ciuman itu. Kalau Sampai Diftan menerima dan membalas ciuman Bella, sudah bisa dipastikan mereka berdua akan terbangun di atas ranjang dengan keadaan polos.

Bagaimana pun dia adalah seorang pria dewasa yg normal dan memiliki kebutuhan seks yg tinggi. Tapi pertanyaan nya adalah, mengapa dia tidak mau menyentuh Arabella? Bukan kah Diftan sudah sering melakukan hal seperti itu kepada banyak wanita?

Entah lah, hanya Diftan Pablo dan author lah yang tahu jawaban ini.

Dan di pagi hari nya, Arabella sudah membuat sarapan untuk Diftan. Namun pria itu langsung pergi dan mengatakan dia sedang ada urusan sehingga tidak sempat untuk sarapan lagi.

Tapi Arabella tahu, kalau urusan itu hanya sebuah alasan belaka saja. Pria itu sengaja menghindari nya, bahkan sedari tadi Diftan menghindari untuk berkontak mata dengan nya. Hati nya sakit melihat Diftan masih marah pada nya seperti itu. Dia tidak tahu harus berbuat apa, agar Diftan mau memaafkan nya dan tidak menghindari nya lagi.

****

Pagi ini, Diftan harus mengantar Dealova untuk mendaftar di sebuah universitas, dia mengikuti kemauan papa nya kali ini.

Sesekali Dealova melirik ke arah Diftan yg sedang fokus menyetir.

"Ekhem!" Dealova berdehem sekilas untuk mencari perhatian Diftan.

Dieser MannTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang