Part 7

119 5 0
                                    

Setelah sampai dirumah. Seperti biasa lah Aku melakukan aktivitas-aktivitas ku. Sesekali aku masih mengingat kejadian tadi. Lagi-lagi senyum gembira masih membekas di raut wajahku.

---------------

Pagi hari.

Aku bangun, dan langsung bersiap-siap untuk pergi kesekolah. Lagi-lagi orang tua ku telah pergi duluan dan pagi-pagi sekali mereka telah pergi untuk bekerja. Meskipun ada rasa kesel, tapi aku tetap senang menjalani hari-hari ku ini.

Sebelum berangkat ke sekolah, tak lupa seperti biasanya, aku menyalimi punggung bibi Ana.

Sekitar 15 menit kemudian akhirnya kendaraan yang aku naiki telah terparkir di depan pintu gerbang sekolah. Aku turun dan langsung memasuki halaman sekolah.

Aku melihat ke parkiran sekolah namun nihil, aku tak melihat kendaraan kak tama. Rasa khawatir pun ada di benak ku. Sampai akhirnya jam mata pelajaran pun dimulai.

------ Skip pelajaran------

Setelah jam pertama dan kedua selesai,  waktu istirahat pun tiba aku pergi ke kantin bersama tiara. Canda dan tawa menghiasi raut wajah kami berdua seketika berjalan menuju kantin. Karna tiara baru sembuh, maka dari itu aku yang memesan makanan untuk nya.

Setelah memesan makanan, sesekali mata ku melirik kiri dan kanan untuk mencari keberadaan kak tama namun lagi-lagi nihil.

Aku sedikit melamun, memikirkan kak tama. Sampai akhirnya suara tiara membuyarkan lamunan ku

"Cel??." Ucapnya sambil menggoyang-goyang kan tanganku.

" ehh, iya. Kenapa??" Tanya ku gelalapan

"Lo, kenapa?? "Ucapnya

" nggak, kok." Jawabku datar

"Udah deh, nggak usah bohong. Lo nyariin tama kan??" Sahutnya

"Nggak, beneran deh. Ayoo makan." Jawabku mengalihkan pembicaraan, yang mana saat itu pesanan kami datang

Aku dan tiara menghabiskan makanan yang telah kami pesan.

Lalu bel masuk pun berbunyi, kami mengikuti mata pelajaran terakhir.
Selang waktu kemudian, bel pulang tiba. Karna hari ini aku ada latihan badminton disekolah. Jadi aku tidak pulang kerumah, sebenarnya tiara juga harus latihan hari ini. Namun karna dia habis sakit, maka dari itu aku tidak memperbolehkan nya untuk mengikuti latihan.

"Cel, aku ikut latihan ya." Ucapnya bisa dibilang melas gitu

"Nggak boleh tiara. Kamu kan habis sakit." Jawabku

"Tapi......." ucapnya ngeyel

"Udahh ahh, sana pulang. " jawabku seketika menyuruhnya untuk pulang

"Ya, udah deh." Sahutnya dengan wajah tertekuku dan bibir nya manyun dia melangkahkan kaki nya dengan berat menuju gerbang sekolah

Aku melihatnya sambil tersenyum-senyum. Sampai-sampai aku tidak sadar kalau ada seseorang yang memegang pundak ku.

"Apaan sihh." Ucapku sinis dan masih melihat ke arah tiara.

" nggak mau latihan??" Tanyanya

Aku merasa suara itu tidak asing lagi di telinga ku. Saat aku melihat ke arah belakang, dan benar suara itu tidak asing lagi ya itu adalah  kak abib.

"Ehh kak abib. Maaf kak yang tadii." Jawabku malu-malu dengan pipi merah bukan main

"Iya, nggak apa-apa kok." Ucapnya sambil menarik tanganku menuju ke arah gedung aula sekolah

Aku hanya diam melihat kak abib menarik tanganku, sesekali aku tersenyum. Namun aku bingung, aku pun berinisiatif untuk bertanya pada kak abib.

" kak, kita mau kemana??" Ehhh ralat maksudnya aku dan kak abib mau kemana?? Tanyaku bingung

" ya, mau latihan badminton lah." Jawabnya sambil tersenyum manis padaku

MasyaAllah senyum dan bulu matanya itu, nambah ganteng banget dehh kak abib. Gumamku dalam hati

Setelah aku mengganti pakaian, kami mulai berlatih. namun sayang sekali disaat aku dan kak abib tengah asik bermain dan bercanda, seseorang perempuan datang dan menghampiri kak abib.

Seketika itu jantungku berdegup dan berpikir aneh-aneh.
Apa ini pacar kak abib??
sahabatnya??
Teman dekat???
Saudara??
Atau bahkan ini adalah selikuhannya.
itu lah kira-kira pemikiran ku dalam hati.

perempuan itu memberikan air minum mineral dan dia pun mengelap dahi kak abib dengan sapu tangan nya.

Aku hanya bisa menahan sakit melihatnya. Memang sihh aku sudah sangat dekat dengan kak abib. Namun rasa cemburu ini tidak bisa ditahan lagi. Tapi apa hak ku cemburu pada kak abib, dia kan bukan siapa-siapa ku. Lagian aku juga masih ada kak tama. Gumam ku dalam hati

Saar mereka berdua tengah asikk berbincang di tengah lapangan. Aku hanya bisa duduk dan menatap mereka dari kejauhan. Hati ku sakit rasanya aku nggak bisa menahan semua rasa kecemburuan ku ini. Namun apa daya aku tidak punya hak. Ucapku lagi dalam hati

Aku meminum sedikit air mineral yang dibawakan oleh bibi. Aku hanya tertunduk lesu. Melihat kak abib telah begitu dekat dengan wanita itu,  saat aku tengah sangat-sangat memperhatikan mereka. Ternyata disampingku ada 2 perempuan yang sedang memperbincangkan kak abib dan wanita itu.

Aku tau bahwa allah akan marah apabila kita menguping atau mendengarkan pembicaraan orang lain. Maaf kan cela ya allah. Ucapku dalam hati.

" mereka cocok ya." Ucap perempuan 1

" iya, serasi banget." Jawab perempuan 2

Mendengarkan kata-kata cocok dan serasi. Pikiran dan hatiku pun rasanya sakit banget meskipun nggak berdarah. Rasanya aku nggak rela kalau kak abib bersama wanita lain.

Mendengarkan kata-kata itu hatiku sakit bukan main, aku pun langsung membereskan peralatan ku dan cepat-cepat aku pergi untuk pulang kerumah.

Aku keluar ruangan, dan saat itu diluar hujan begitu deras, aku menunggu namun aku tidak kuat menahan rasa sakit ini. Aku pun menerobos derasnya hujan itu. Sampai akhirnya ada seseorang yang menahan langkahku.

"Hujan, lo nggak lihat. Tunggu sampe reda" ucapnya

Ya, yang menahan ku adalah kak abib aku melihat ke arahnya. Saat aku melihat ke arahnya, perempuan pun masih bergelayut manja pada kak abib dan perempuan itu melingkarkan tangan nya pada tangan kak abib.
Rasa sakit itu tidak tertahan lagi.

Cepat-cepat aku menepis tangannya.

" aku mau pulang." Jawabku datar

" tapi, hujan. Nanti lo sakit." Sahutnya

" nggak, aku mau pulang." Jawabku lagi

"Lo,jadi perempuan ngeyel banget. Ya udah sayang biarin aja."  Sahut perempuan itu

Ya allah, sayang? Kata-kata itu. Hati ku bertambah sakit bukan main. Dan rasanya aku ingin menangis. Namun cepat-cepat aku pergi dari tempat itu tanpa menjawab dan meneruskan pembicaraan ku dengan mereka.

"Cel, hujan. Nanti lo sakit." Teriak kak abib.

Aku hanya diam, dan air mata ku menetes bersamaan dengan derasnya hujan.

Aku tertunduk lesu dan rasanya aku nggak kuat menahan semuanya. Air mata masih dengan derasnya mengalir.
Ada apa ini mengapa aku cemburu pada nya, padahal dia bukan siapa-siapa bagiku. Mungkin aku telah salah mengartikan semua perhatian dan kebaikan yang telah dia berikan padaku selama ini.

Rasanya hatiku benar-benar sakit.


#.maaf  baru kembali lagi.

Vote dan coment ya. Jangan lupa 😊☺

Tetap lah jadi pembaca sejati Dan baik

Rasa Cinta Yang TerpendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang