Part 11

123 4 0
                                    

Kak abib bergegas menuju Ke taman rumah sakit.
Ia sangat bahwa seseorang Yang Ia cari berada di tempat itu.

Cela Dan Kak hanif masih saja Terus tersenyum Dan masih dengan sangat asik malatih kaki Cela. Tanpa mereka safari  Ada seseorang Yang sedang memperhatikan mereka dari kejauhan yakni Kak abib.

" Jadi ini Yang dia lakukan?? Sementara dari tadi Aku mencari nya seperti orang Gila karna takut kehilangan dia. Dan dia malah sedang asikk bersama dengan laki-laki lain. Dia telah melupakan janjinya tadi. Mungkin Aku salah telah menaruh hati padanya. Rasa nya sesak sekali melihat nya bersenang-Senang dengan laki-laki lain. Apa sesakit ini kah Saat dia tersakiti oleh tama??. " Gumam Kak abib dalam hati

Bersamaan dengan itu, tiba-tiba Cela kehilangan keseimbangan tubuh nya Yang menyebabkan tubuh nya hampir terjatuh, Namun dirinya masih beruntung karena Kak hanif Yang berada disampingnya Kini telah menompang tubuh nya Dan membuat mata mereka saling bertemu. Bersama dengan itu juga sosok abib berteriak dari kejauhan.

"Ceellla..." teriak Kak abib

Namun sayang Cela tak mendengarnya, Dan dia masih menatap mata Kak hanif dengan posisi Yang masih sama.

"Kamu nggak apa-apa??" Tanya kak hanif

"Iya, Kak nggak apa-apa kok. Makasih ya."

"Iya, Sama-sama. Latihan jalan nya Sudah dulu ya. Besok sambung lagi. Lagian Sepertinya kamu Sudah sangat lelah Dan terlihat lemas." Ucapnya

Seraya Kak hanif menggendong Cela untuk duduk di atas kursi roda.
Bersama dengan itu Kak abib berdiri di belakang hanif.
Cela Yang melihat Ke arah Kak abib seraya melotot Dan terkejut. Dia takut jika Kak abib melihatnya tadi.

Apa kak abib melihat nya??. Aku takut melukai hatinya karna dia telah sangat baik padaku. Ucapku dalam hati

"Kak, Kenalin ini nama Nya Kak..." Ucapku untuk memperkenalkan Kak hanif pada kak abib. Namun sayang sebelum Cela melanjutkan ucapannya Kak abib Sudah lebih dulu mengambil alih untuk mendorong kursi roda tersebut.

Kak abib langsung saja mendorong kursi roda ku menuju ruang rawat inap.

Belum sempat Aku meminta maaf Dan mengucapkan terima masih pada Kak hanif, Kak abib sudah lebih dulu membawaku Ke ruang rawat inap.

Diperjalanan hanya suara para orang Yang berlalu lalang di rumah sakit Yang terdengar. Kami hanya diam,tak Ada satu pun Yang membuka pembicaraan.

Aku ingin memecahkan keheningan Namun Aku takut Dan gengsi.

Setelah sampai di ruang rawat inap, Kak abib langsung menggendong ku naik Keatas bangsal tempat tidur.

Kak abib, menduduki sofa Dan merebahkan tubuhnya Yang terlihat seperti kelelahan. Aku melihat bajunya Sudah tidak beraturan Dan keringat Yang becucuran, dasi Yang Sudah lusuh. Wajah Yang terlihat lemas.

" Apa, kakak mencari ku tadi??, kakak mengkhawatirkan ku??, Tapi bukan kah kakak Sudah memiliki Kak sasti." Ucap ku dalam hati

Aku hanya menatap langit-langit Kamar. Seketika itu tenggorokan ku terasa haus, Aku ingin meraih gelas Yang Ada diatas nakas Namun tangan ku tidak sampai.

Aku ingin meminta bantuan pada Kak abib, Namun bibirku tidak mampu untuk berkata. Sampai akhirnya Aku memilih untuk mengambilnya sendiri dengan bersusah payah Aku menggapai nya.
Aku melihat gerak gerik Kak abib Yang menuju Ke arah ku. Dan dia langsung membantu ku untuk minum, lalu Ia menyiapkan makanan untuk ku.

Lagi-lagi masih dalam keadaan Yang sama, Hening.
Kak abib bersikap dingin padaku.
Ku Rasa Ia tau Dan melihat ku tadi.

Aku tau Aku salah, Aku menurunkan ego ku sejenak Dan mencoba untuk mengalah.

"Kak abib."

"Kak."
Dia hanya menjawab dengan berdehem.

"Ini Kak, maafin soal tadi Kak. Bukan maksud Cela untuk mengingkari Janji sama Kak abib. Tapi Cela tadi cuma... ---?"

"Udah, semua udah jelas!!." Jawabnya singkat Dan sangat-sangat cuek.

"Kak, maaf. Jika semuanya membuat Kak abib terluka. Cela nggak bermaksud seperti itu Kak. Maaf Kak." Ucapku lirih

"Semuanya Sudah jelas. Lo nggak tau Gue tadi nyari Lo keliling rumah sakit. Lo nggak tau Gue tadi seperti orang Gila. Lo nggak Tau Gue tadi hampir putus asa karna Lo nggak ketemu Dan Gue Rasa Gue gagal menjaga amanah jika tadi Lo nggak ketemu lagi.
Dan Lo lagi asik sama Cowok lain. Senyum-senyum. Mesra-mesraan gitu. Lo nggak mikir Gue khawatir sama Lo.!!!!!! " Ucapnya sambil menunjuk Ke arah ku dengan nada tinggi

"Maaf." Ucapku lirih Dan buliran bening itu menetes Tanpa disuruh.

Ya Allah, ternyata Kak abib khawatir sama Aku. Batin ku

Aku membaringkan tubuhku Dan menutup mata dengan kedua telapak tangan ku. Dengan posisi memunggungi Kak abib Yang berada di sofa.

Aku menahan air mata agar tidak mengalir Dan menimbulkan suara.
Karna Aku nggak mau terlihat cengeng di depan laki-laki.

Sampai akhirnya matahari telah terbenam Dan berganti dengan bulan Dan bintang.

Dengan perlahan aku mencoba untuk melihat Ke arah Kak abib Yang duduk di sofa. Aku tak menemukan sosok Kak abib.
Gelisah, merasa bersalah,kesepihan. Dan apapun itu. Itulah Yang tengah memenuhi pikiran ku.

Tak lama kemudian Aku melihat knop pintu ruang rawat ku terbuka. Nampak lah sosok laki-laki Yang gagah, tampan dengan balutan pakaian koko,celana dasar, kopia tak lupa juga sajadah Yang disampirkan nya pada bahu kanan miliknya. Ia sungguh tampan Dan dia adalah kak abib.

"Kak, dari mana??" Tanyaku ragu-ragu.

"Sholat." Jawabnya singkat.

Dan sungguh itu sangat menyayat hati Dan sesak nya Bukan main.

"Kakak, udah makan??" Tanya ku lagi

"Sudah." Jawabnya kembali singkat. Jauh lebih singkat dari Yang tadi yakni hanya 1 kata. Namun tidak Apa-Apa dari pada dia hanya diam Dan bersikap dingin Akan semakin membuatku terasa sesak.

Aku berdiam sejenak. Mencoba menenangkan hati ku. Aku ingin menjelas Kan semuanya pada Kak abib, Aku mencoba untuk turun dari bangsal tempat tidur. Karna Aku pikir Aku mampu, Aku mencoba nya. Namun lain di pikiran ku. Tiba-tiba kaki ku keram Dan lemas.
Aku terjatuh....

Bugghhh.....

"Cel, nggak apa-apa kan??" Tanya nya khawatir

"Iya, Kak".

"Ayoo, kakak bantu."

"Nggak usah kak. "

Aku menahan tangan Kak abib, lalu aku menggenggam nya. Seolah-olah Aku ingin Ia percaya Kan semuanya.

" Kak, sebenarnya tadi itu. Cela mau Kenalin Kak abib sama Kak hanif. Tapi keburu Kak abib Sepertinya kesel Dan marah jadi Cela cuma bisa diam Dan mengikuti Kak abib.

Hikkss.... Hikkkssss....Hikkssss

"Maaf Kak, kalo Cela udah bikin kakak Susah Dan bikin kakak khawatir. Nggak bermaksud buat kakak sakit hati."  Hikkksss....Hikkksss...Hikss ..

" Jadi gini kak ceritanya "..... ---------







#. Vote Dan Comment ya para readers Yang baik Dan sejati
😊☺

Rasa Cinta Yang TerpendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang