Part 12

257 7 1
                                    

Flasback On

" boleh Aku Bantu??"

"Iya"

"Kenalin Aku hanif "

"Oh. Aku Cela."

"Senang bertemu dengan mu "

Aku hanya tersenyum

"Kalo Boleh tau masih sekolah??"

"Iya. Kelas 10."

"Oh. Berarti kita beda 1 tahun. Aku Kelas 11."

Aku tersenyum kembali.

"Kalau Boleh tau sakit Apa??"

"Jatuh dari tangga. Dan kaki ku lumpuh sementara. Kalau kakak?? "

" ini, jagain adek. Keserempet motor."

Lagi-lagi Aku hanya tersenyum.

Aku melihat anak kecil Yang sedang berlari-lari. Dan aku merasa menyesal karna Aku nggak bisa seperti mereka.

"Ayoo.  Aku Bantu."

"Makasih."

Saat itu Aku berlatih untuk berjalan dengan Susah payah. Dan akhirnya Aku bisa juga melangkah meski hanya sedikit Demi sedikit Dan masih di awasi olehnya.

Dan-------------

Flasback of

Belum sempat Aku melanjutkan pembicaraan Dan menceritakannya jari telunjuk Kak abib Sudah lebih dulu membungkam mulutku.

"Sudah kakak percaya sama kamu."

"Makasih Kak. Beneran deh Aku nggak Ada apa-apa kok sama Kak hanif." Ucapku Yang seraya masih menggenggam tangan Kak abib Dan membasahi nya dengan tetes air mata.

"Udah, kakak nggak mau kamu nangis. Jangan nangis lagi ya. Kakak juga minta Maaf udah berpikiran Yang tidak-tidak Ke kamu." Jawabnya sambil mengelap perlahan tetesan air mata Yang membasahi pipi ku.

Ya allah Apa bener ini Yang Nama nya cinta Yang tulus?? Batin ku.

Setelah itu, Aku kembali membaringkan tubuhku di atas bangsal dengan bantuan kak abib.

Lalu kami makan malam Dan tertidur. Namun lain halnya dengan Kak abib dia sangat-sangat asik bermain ponsel nya Dan sesekali juga Ia tersenyum.

Aku ingin bertanya. Namun Aku bisa Apa, Aku nggak berhak.
Apa ini Yang namanya cemburu?? Batin ku

Ya mungkin ini lah Yang nama nya cemburu, cuma bisa di rasain nggak bisa di ungkapin.
Huhhh, nyesek banget. Ucapku seperti berbisik

Aku memilih untuk memejamkan mata ku.

Sampai akhirnya sinar matahari memasuki melalui celah gorden cendela Kamar rawat ku.

Aku terbangun Dan mencari-cari sosok Kak abib, namun nihil.

Malahan Ada sosok laki-laki lain di dalam kamar ku.
Aku pikir itu Kak abib, Aku pun mengerjap Kan mata ku berkali-kali.

Namun sosok itu bukan seperti Kak abib.

"Kamu siapa??" Tanyaku

"Aku?? Kamu lupa??" Tanya nya balik

Aku mengerjap Kan mata kembali. Aku kenal dengan dia. Ya dia adalah daffa. Dia teman bermain ku waktu kecil.

"Daffaaaa..." teriak ku

Dan dia pun mendekat Ke arah ku.

"Cellaa..."

Rasa Cinta Yang TerpendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang