Part 10

100 2 0
                                    

Aku memejamkan mataku hingga cahaya sinar matahari masuk melalui celah cendela kamarku.
Aku mengerjapkan mats berkali-kali.

"Aghhhh...." Aku menggeliat bisa dibilang seperti anak kecil

Saat Aku membuka mata, Aku mencari-cari sosok Kak abib. Karna seingat ku semalam Saat Aku sebelum memejamkan mata Dan tertidur Kak abib berada disamping bangsal tidur ku.

Ketika Aku melihat Ke kanan Dan kiri, mata ku menuju satu titik yakni pintu kamar ruangan ku dirawat. Aku melihat sepertinya diluar sana ada yang gerak gerik membukan knop pintu tersebut.

"Pagi." Ucapnya sambil membawa sesuatu

"Pagi juga kak." Jawabku. Ya dia adalah sosok orang yang aku cari-cari, kak abib.

" Makan dulu ya, nih gue beliin bubur ayam. kalo lo sudah makan, nanti gue langsung kesekolah dan sepulang nya nanti gue langsung kesini lagi." ucapnya sambil tersenyum manis

"Iya kak." Sahut ku yang tak kalah tersenyum manis pula

"Ayoo makan. Aaaa....aaaa. Enak kan?" Tanya nya

"Iya kak. Enak banget, kak abib makan juga dong. Ya ya." Pinta ku seperti anak kecil

"Iya.. Iya. Nanti kalo gue belum kesini. Lo jangan kemana-mana ya. " jawab nya sambil membelai pucuk kepala ku

"Oke kakak."

Setelah bubur tersebut habis, Kak abib langsung melesat menuju Ke sekolah karna jarak antara rumah sakit Aku di rawat dengan sekolah tidak terlalu jauh maka Kak abib santai saja.

"Gue, kesekolah ya. Inget jangan kemana-mana. Janji." Ucapnya sambil mengambil ransel sekolah diatas nakas

"Iya.. Janji." Jawabku

Aku melihat punggung Kak abib keluar pintu ruangan ku. Sepi, hampa,hening. Itulah kondisi Yang bisa dibayangkan dalam ruangan ku.

Aku hanya menatap langit-langit kamar rawatku, sesekali Aku memejamkan mata ku.  Namun Sudah sekali rasanya.

" Bosen banget." Ucapku

Jam telah menunjukkan pukul 10.00 wib, Aku mencoba sesekali untuk belajar berjalan. Namun kaki ku masih sakit untuk di gerakkan.

Saat suster Yang merawatku mengecek kondisi ku. Aku meminta tolong pada suster itu untuk mengambilkan ku kursi roda agar Aku dapat berjalan Ke taman rumah sakit sesekali menghilangkan Bosen.

"Sus." Ucapku

"Iya, dek. Ada Yang bisa saya Bantu??" Tanya nya

"Sus, apa boleh saya minta tolong ambilkan kursi rods??" Jawabku ragu- ragu.

Aku takut kalau tidak di perbolehkan, karna Yang melihat kondisi ku masih lemah.

"Baiklah, tunggu sebentar ya." Ucapnya Dan berlalu dari ruangan ku.

Tidak terlalu lama Aku menunggu, dengan bantuan suster itu, Aku telah duduk diatas kursi roda. Aku mendorong nya keluar ruangan Dan mengarahkan nya Ke arah taman rumah sakit.

Namun Ketika Aku hendak menuju taman, kursi roda itu Sudah digerakkan. Sepertinya Ada benda Yang menghalanginya.
Aku bersusah payah untuk menggerakkan kursi roda tersebut.

"Boleh aku Bantu??" Tanya nya

"Iya." Ucapku tanpa mengebalikan tubuhku.

Dia terus mendorong kursi roda ku menuju taman. Setelah Tiba di taman dia duduk di kursi taman tersebut Dan aku duduk di samping kursi taman.

"Kenalin.. Nama Aku Hanif." Ucapnya sambil menjulurkan tangan miliknya sekedar berjabat tangan saja

"Aku cela." Jawabku Dan membalas jabat tangan tersebut

Rasa Cinta Yang TerpendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang