07:Caught in the act

37 7 1
                                    

"Tapi, bagaimana kau melatihnya?". Tanyaku menghampirinya.

"Kan Ibu punya petunjuknya. Dari buku aku..". Meghan menyetop pembicaraannya dan tangannya memegang mulutnya solah olah dia baru saja 'menyebarkan rahasia'. Aku memandangnya heran. "Buku apa?". Tanyaku.

"Sudahlah Maggie, kau terus berlatih saja". Perintah Meghan. Aku menghiraukannya dan melanjutkan latihanku lagi. Sedangkan Ayahku dia sedang mengndalikan air. Aku mematahkan kayu kayu yang sudah Ibu siapkan. Aku mematahkan kayu pertama, tapi tidak sampai butiran kecil.

Rumit. Aku mematahkan kayu selanjutnya sampai habis. Tapi sama sekali belum menjadi butiran kecil. "Ahh..". Keluhku. Aku masuk ke dalam rumah dan menuju ruang makan untuk meminum beberapa gelas anggur. Tapi sayangnya, baru dua kali meneguknya, aku menyudahinya. Aku beranjak dari ruang makan.

Kakiku melangkah menuju pintu depan. Mengintip sedikit, dan keadaan sepi. Selalu. Oiya!, aku baru teringat sesuatu. Aku berlari menuju halaman belakang dan menemui Ayah. "Bisakah kau memperpaiki jendela kamarku?. Karena kaca itu pecah akibat insiden kemarin". Mohonku.

"Tentu saja, nanti aku akan memperbaikinya". Jawabnya masih fokus mengendalikan air tanpa menoleh sedikit pun dariku.

Aku memandang Meghan yang masih duduk sejak tadi. Aku berniat untuk duduk bersamanya. "Kapan kau akan selesai berlatih?". Tanyaku. "Sekarang juga aku bisa selesai". Jawabnya. "Apa itu Sand?". Tanyaku. "San..d?, apa maksudmu?". Tanyanya sedikit grogi. Aku tau pasti dia mengerti maksud dari pembicaraanku.

"Aku tidak mengerti maksud pembicaraanmu..". Tutur Meghan. Aku terdiam tidak membalas ucapannya. Kami terdiam. Mungkin ada suatu hal yang begitu penting yang tidak kuketahui. Tidak adil!.

Aku masih duduk termenung bersama Meghan. Sedangkan Ayah dan Ibuku masih sibuk berlatih. Entah apa manfaat dari 'latihan itu', hanya melelahkan saja.

Aku beranjak dari tempat duduk dan menuju kamarku, lalu merebahkan badanku di atas tempat tidur.

Andai saja aku punya kekuatan menjadi tak terlihat seperti Emma. Jika aku punya, aku akan menuju ke perbatasan itu dan melihat dalamnya. Entah ada kehidupan juga atau tidak, yang jelas aku tidak tau.

Tapi tenang saja, suatu saat nanti aku akan mengetahuinya. Semuanya.Tapi aku tidak punya petunjuknya sedikit pun. Apa aku harus mencari taunya sendiri atau aku harus merengek rengek meminta Meghan atau orang tuaku untuk menjelaskan semuanya?. Yatuhan!, tentu saja aku pilih opsi pertama.

Aku membuyarkan lamunanku. Pecahan kaca itu masih belum diperbaiki oleh Ayah. Aku akan menemuinya lagi. Aku keluar dari kamar dan menuju bawah. Rupanya Meghan dan kedua orang tuaku sedang berada di ruang keluarga. "Biarkan dia mengetahuinya....




Thankyou untuk para readers😚😚 yang setia menunggu Wasser!!. Sebentar lagi lebaran!!. Thr thr!!. Mohon maaf lahir dan batin🙏. Maafkan author kalo ada salah🙏🙏.

-Quin💀
Jangan lupa vote dan comment!. Or maggie bakal ngelumpuhin kalian🙊💀

WASSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang