04: A Little Problem

29 7 0
                                    

Karena kami larut dalam obrolan, sampai tidak menyadari sekarang sudah pukul 7. "Sudah pukul 7 malam. Sebentar lagi kami akan bersiap untuk pulang". Ujar Ibuku. Padahal aku ingin berlama-lama di sini...

"Tunggu!". Cegah Meghan. Semuanya terkejut dan menoleh pada Meghan.

"Jangan sekarang!". Perintahnya.

"Ada apa?". Tanyaku.

Dia mengacuhkan pertanyaanku. Dia sedang menatap Ibuku sambil berpikir keras. Meghan mengacungkan jari telunjuknya dan menempelkannya di mulutnya seolah-olah mengatakan semuanya jangan berbicara saat ini. Tepat saat itu, terdengar keributan di luar sana. Kau masih ingat saat Meghan bilang 'ragu' acara ini akan berjalan lancar?. Muungkin inilah alasannya.

"Mereka..". Ujar Meghan sedikit ketakutan dengan volume sangat kecil.

Kau dengar itu?, 'mereka?'.

Seketika suasana di rumah Emma menegang.

Apakah penduduk di daerahku yang bertengkar?. Tapi aku tidak yakin. Selang beberapa lama, suara kebisingan di luar perlahan lahan mulai hilang. Meghan menghembus nafas lega beserta ibuku. "Ada apa?". Tanya aku lagi pada Meghan. "Mungkin penduduk di luar sedang berkelahi". Bukan!, bukan Meghan yang menjawab. Tapi Ibuku.

Aku mengerutkan alisku menatap ibuku dalam tanda tanya. "Sebaiknya kami pulang sekarang". Ujar Meghan beranjak dari tempat duduk. "Oh baiklah kalau begitu". Jawab Bibi Lexa dan mengantarkan kami sampai pintu depan. "Terima kasih atas makan malamnya". Lalu kami pergi menuju rumah.

Setelah sampai, Meghan beserta orang tuaku menghilang langsung dari tatapanku. Aku sedang duduk santai di sofa. Tiba-tiba Meghan datang menemuiku dengan wajah yang sulit dimengerti. "Sedang apa kau di sana?". Tanya Meghan yang sekarang dia sudah berada di sebelahku. "Sebaiknya kau tidur sekarang". Perintahnya.

"Tapi aku tidak mengantuk". Ujarku keras kepala.

"Tolonglah!. Keadaan sedikit tidak aman sekarang. Lebih baik kauu istirahat". Perintahnya lagi. Aku mengangguk beranjak dari sofa dan menuju kamarku. Semoga tidak terjadi apa-apa, batinku.

Saat sampai di kamarku, aku merebahkan badanku di atas tempat tidur. Aku menggerakkan mataku untuk mengeluarkan kekuatanku, dan cermin kecil di atas mejaku patah menjadi berkeping-keping. Aku menarik nafas panjang dan membuangnya perlahan. Mengatur posisi tidurku, dan menarik selimutku hingga tubuhku tertutup semuanya. Dan mulai memejamkan mataku.

Mungkin baru 15 menit berlalu aku tertidur. Karena aku terbangun oleh kebisingan di luar sana. Yatuhan!, aku takut. Aku menyampaikan pesan lewat pikiran untuk membangunkan Meghan. Yatuhan Meghan!. Semoga dia terbangun. Tapi tetap saja, Meghan atau orang tuaku tidak ada yang datang.

PRAKKK!!...

Seseorang memecahkan jendela kamarku dan menerobos masuk ke dalam. Aku membuka selimutku. Dan aku melihat sosok manusia yang berbadan kekar dan mengenakan pakaian berwarna gelap, mungkin untuk menyamarkan identitasnya. Sepertinya dia bukan penduduk di daerahku.

"AAAAA..".    

WASSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang