[Ex-Chef] The Last Day

94 9 13
                                    

[FDM]
[woozitinggi] [Nair] (Ex-Member)

-The Last Day-

Tidak bisa dipaksakan dan tidak bisa disalahkan, itu lah sebuah perasaan.

Tidak bisa dihindari dan tidak bisa ditolak, itu lah yang namanya takdir.

Ketika sebuah perasaan indah muncul dan berakhir digaris takdir yang tak kau inginkan.

Lalu,

Apa yang bisa kau lakukan?

***

Dia bilang hidup dan cinta itu sama, sama-sama anugerah yang telah diberikan oleh tuhan untuk manusia.

Kau dapat hidup dan merasakan sebuah cinta saja itu sudah cukup untuk membuatmu bersyukur kepada tuhan,

Begitu katanya.

Dia begitu banyak bicara. Aku bahkan tak ingat secara detail apa saja kalimat-kalimat bijak yang telah ia ucapkan padaku.

Mungkin memang benar ia pandai merangkai kata. Juga merangkai pesona yang ada pada dirinya. Hingga membuat orang lain merasa tertarik dan kagum pada sosok serta kepribadiannya.

Dia bukan sosok yang angkuh, dia cerdas. Cerdas yang tak hanya pada otak nya, melainkan pada kelakuan nya juga.

Sosok nya begitu menyilaukan hidupku. Entah sejak kapan aku pun tidak begitu mengingatnya dengan jelas. Senyum manis nya dan suara lembut nya, aku bersyukur bisa mendapati keindahan itu hampir setiap hari.

Kadang aku berfikir bahwa ia terlalu sering melontarkan kata-kata bijak. Dia jarang -dan bahkan mungkin tidak pernah bercerita mengenai apa yang sedang ia rasakan, bagaimana hidup nya, dan siapa yang sedang ia sukai.

Karena hal itu aku semakin tertarik padanya. Aku semakin ingin tahu banyak tentang nya, dan ingin lebih dekat dengannya.

Aku selalu berharap bahwa hidup nya memang baik-baik saja hingga ia tak perlu bercerita apapun dan kepada siapapun.

Itu memang hal yang kuharapkan, bukan apa yang memang sebenar nya terjadi.

Dia Yuju,

Sosok yang telah menarik seluruh perhatianku. Membawa ku kepada sebuah perasaan. Sebut saja perasaan itu cinta, meski sesungguhnya aku tak paham betul arti dari sebuah cinta.

***

"Kau terus tersenyum seharian ini, ada apa?"

"Secara tidak langsung kau telah melarang ku untuk tersenyum, Seokmin"

Aku hanya tersenyum tipis menanggapi ucapannya.

Aku benar-benar penasaraan dengan hal apa yang membuat nya terus tersenyum seharian ini.

Tapi tunggu, bukan berarti dihari-hari yang lalu ia tidak tersenyum. Ia hanya lebih banyak tersenyum dihari ini.

"Kau tersenyum lagi, hei, beritahu aku ada apa"

Dia menggeleng pelan, masih dengan senyumannya.

Terlalu manis, aku ingin ia menghentikan senyuman itu tapi kurasa itu adalah alasan yang konyol.

"Orang bilang, usia kita saat ini adalah saat-saat dimana kita merasakan ketertarikan pada lawan jenis" Jelas ku.

"Benarkah? Dari siapa kau mendengar penjelasan itu?"

Aku ingin tertawa sebenar nya, melihat bagaimana ekspresi nya saat ini. Ia terlihat kaget? Atau mungkin excited dengan topik yang aku bahas?

"Kau sedang tertarik dengan seseorang ya?" Ucap ku sembari tersenyum jahil padanya.

[Special Event] FarewellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang