[Ex-Pâtissier] So That I Love You

86 11 2
                                    

By : heppening (Roros) (Ex-Member)

Hari baru semangat baru. Itu yang dirasakan oleh gadis manis bernama Lee In Hyeong. Setelah liburan kenaikan kelas selesai otaknya sudah dapat bekerja kembali. Gadis yang sekarang sedang bersiap untuk berangkat menuju sekolahnya ini nampak tersenyum lebar sambil sesekali bersenandung riang. Dia tidak sabar menempati kelas barunya. Berharap akan mendapatkan lebih banyak teman disana.

Inhyeong berlari dengan kecepatan rendah menuju kelas barunya. Rasa lelah masih terasa dalam diri gadis itu. Memang tadinya dia bersemangat untuk datang ke sekolah tapi semangatnya langsung luntur saat akan berangkat sekolah tadi. Bisa-bisanya kakaknya membiarkan adik tercintanya ini berangkat sendirian dan dia malah tidur dengan pulas di ranjang empuknya. Lebih parahnya lagi saat sudah di halte bus dia hampir tertinggal dan terpaksa sedikit berlari mengejar bus itu. Belum lagi untuk melihat letak kelasnya dia harus berdesak-desakan dan sekarang tenaganya sudah terkuras hampir habis.

Akhirnya Inhyeong sampai di kelasnya. Matanya menerawang keseluruh penjuru ruangan mencari bangku yang sesuai dengan seleranya. Matanya berhenti di satu titik, bangku di pojok ruang kelas yang dia incar terlihat kosong tanpa penghuni. Segera dia melangkahkan kakinya melewati deretan bangku-bangku yang sudah setengah terisi siswa lain menuju bangku incarannya dan disinilah dia, duduk di pojok ruangan sendiri dengan jendela besar dan pemandangan lapangan yang lumayan.

Sambil menunggu datangnya guru, Inhyeong menutup matanya dan berusaha untuk tidur. Awalnya suasana kelas bisa terbilang lengang tapi kemudian dua bangku di depan gadis ini sepertinya sudah diisi oleh laki-laki. Dua orang itu terus saja berisik dan mengganggu Inhyeong yang sedang tidur.

"Hei kalian berdua! Bisa nggak sih gausah berisik! Aku mau tidur." Inhyeong akhirnya angkat suara. Rasanya dia sudah tidak tahan mendengar dua orang di depannya mengoceh dan berteriak tidak jelas, itu semua mengganggu waktu tidurnya yang berharga.

Kedua orang tadi menoleh. Wajahnya asing bagi Inhyeong, sepertinya mereka siswa pindahan. Salah satu dari mereka mulai angkat bicara,"Terserah kita lah, kamu siapa ngatur-ngatur hidup orang? So shut up and be quiet!"

Bukannya membalas perkataan lelaki di depannya ini, Inhyeong malah menatap ke luar jendela. Tidak mempedulikan lagi segala ocehan yang keluar dari mulut laki-laki yang duduk tepat di depannya.

Inhyeong tidak focus. Netra gadis manis ini terus memandangi jendela yang terbuka lebar memperlihatkan keadaan di luar sana.

Telinganya terus memastikan suara yang didengarnya. Suara desiran air yang sekarang sedang mengguyur sekolahnya kini.

Hujan

Dipagi hari ini turun hujan

Membawa hawa dingin yang timbul karena hujan ini sampai ke hatinya. Memperdengarkan suara jatuhnya jutaan bulir air ke tanah sampai ke telinganya. Tapi kenapa? Rasanya menusuk, hatinya serasa terkoyak. Hujan membuatnya sakit.

Perlahan air lainnya juga turun melewati pipinya. Air matanya menetes menandakan betapa sakit yang dia rasakan sekarang.

Matanya tetap saja memandangi tetes demi tetes air hujan itu. Memandangi tetesan hujan yang sebenarnya tidak dapat dengan jelas terlihat oleh matanya.

dan sebanyak itu juga rasa rindu untuknya...

Segera Inhyeong mendelik, menatap tajam kearah lelaki yang tadi menyuruhnya diam. Hell, padahal dia yang berisik dan kenapa juga dia harus menyuruh orang yang sedaritadi hanya diam untuk menutup mulutnya.

"Kamu bodoh apa bener-bener bodoh sih. Yang dari tadi berisik terus itu kamu sama temen kamu dan aku yang harus diem? Orang gila kaya'nya lebih pinter deh dari kamu deh." Argumen mereka terus berlanjut sampai wali kelas mereka datang. Jangan tanyakan apa yang dilakukan teman si laki-laki ini karena dia hanya diam dan menonton adu mulut kedua orang itu.

[Special Event] FarewellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang