[Ex-Barista] Good Bye Dear

49 11 3
                                    

Tittle : Good Bye Dear.
Author : Soulhaiter (Ndy) (Ex-Member)
Genre : Sad
Rating : General
Disclaimer : This Story is mine.  NCT’s Jaemin is belongs to God, himself, him family, YG family, and last but not least  is him fans. His mine too :)

----------

Rasanya pasti sangat sakit, disaat kamu ditinggalkan oleh seseorang yang sudah menjadi tempatmu untuk pulang. Menjadi obat penenangmu disaat tidak ada seorang pun yang memperdulikanmu. Menjadi salah satu dari bagian memori menyenangkan yang kamu miliki. Menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang menjadi penyemangat di belakangmu.

Itu juga yang dirasakan oleh Ara. Dia pernah mempunyai teman masa kecil yang sangat dia sayangi. Teman yang selalu ada buat Ara. Apapun yang dilakukan olehnya Ara pasti menyukainya. Ara menyukai segala tentangnya. Selalu ada saja hal-hal yang membuat Ara bahagia.

Ara begitu menyukai hujan, ya hujan. Dulu saat hujan turun, Ara selalu siap dengan peralatan tempurnya. Ketika hujan turun Ara selalu keluar rumah dengan memakai jas hujan tentunya dan sepeda pinky kesayangannya, berhenti di depan rumah yang berada di depan rumahnya. Of course, itu rumah satu-satunya teman Ara di kompleks perumahannya.

Menembus hujan bersamanya sudah menjadi kebiasaan Ara, moment itulah yang selalu Ara tunggu-tunggu. Bersepeda dari rumah ke rumah, komples ke kompleks, dan berakhir di sebuah taman kecil di ujung kompleks untuk beristirahat. Memakan kacang favorit mereka berdua yang selalu Ara bawa dari rumah. Berakhir dengan temannya yang selalu bersin terus menerus sehabis hujan-hujanan.

Hingga akhirnya, disaat hujan tiba. Ara dengan semua alat tempurnya, harus menggigil sendirian di tengah hujan. Hanya bisa menatap rumah kosong di depannya. Jatuh bertekuk lutut tak bersuara.

He's gone.

He never spoke to her that he would go away.

His name is Na Jaemin.

Dari semua yang dilakukan oleh Jaemin, kepergiannya adalah yang terburuk buat Ara. Ara serasa jatuh ke jurang tanpa dasar. Ara hanya bisa terdiam pada saat itu. Mulutnya terdiam kaku, tetapi hatinya menjerit pilu. Dari yang awalnya sangat menyukai hujan malah hal sepele itu yang membuat Ara sangat ketakutan saat mendengar suara rintikan air hujan. Membuatnya phobia akan suara hujan. Tak jarang Ara akan menangis atau menjarit-jerit saat hujan turun.

Semenjak saat itu Ara hanya diam saat berada di rumah maupun lingkungan luar. Ara hanya bisa merengek kepada ibunya untuk mencarikan keberadaan Jaemin. Selepas itu mulutnya tidak pernah berbicara hal lain selain, Jaemin. Hidup Ara jadi berubah 180°. Lain dari Ara yang biasanya. Tidak lagi riang dengan senyum manisnya, hanya menjadi dingin dengan wajah datarnya. Menjadi seseorang yang irit bicara. Jika Ara terlalu banyak bicara dia akan flashback dengan kebiasaannya mengomeli Jaemin yang tidak pernah berhati-hati saat melakukan sesuatu.

Dan setelah melalui segala sesuatu yang cukup pilu, berat, dan dingin selama 7 tahun. Ara terhenyak.

Dia kembali.

Dihadapannya, duduk manis di bangku taman.

Saling memandang tanpa bersuara.

Saling menatap penuh rindu. Hening. Tanpa suara. Angin sibuk menerbangkan rambut panjang Ara. Tanpa aba-aba Jaemin berdiri, merengkuh Ara yang sedari tadi diam menatapnya. Dengan tidak sopan hujan turun bersamaan dengan runtuhnya pertahanan Ara untuk tidak mengeluarkan air mata. Jaemin semakin mengeratkan pelukannya. Melepaskan pelukannya sebentar dan mencai pohon yang bisa dibagai sebagai tempat berteduh.

Jaemin memeluk Ara lagi. Perbedaan tinggi yang sangat kentara membuat Jaemin mudah untuk menaruh dagunya di puncak kepala Ara. Tangis Ara semakin menjadi-jadi. Tak butuh waktu lama tangan menganggur Ara membalas pelukan hangat Jaemin.

"Maafin aku yang udah ninggalin kamu, ra. Semuanya terjadi begitu saja." Ara melepaskan pelukannya, mendorong Jaemin pelan ke belakang. Menghapus segenap air mata dan ingus yang sudah kemana-mana. Wajah yang awalnya datar jadi kelihatan sumringah, walaupun hati masih sesak dan membuncah.

"Jaemin kecil sudah tinggi ya sekarang, dulu kayaknya cuman sedahi aku aja." Ara ketawa, Jaemin juga. Tidak butuh waktu lama semuanya berubaha jadi atmosfir yang bikin mood Ara bagus. Antara senang, terharu, kaget, dan juga sedih berkumpul jadi satu dalam diri Ara.

Jaemin sudah menceritakan semuanya dari awal hingga akhir, dari kasus perceraian kedua orang tuanya hingga Jaemin diseret oleh ayahnya untuk ikut pergi ke luar negeri, dan berakhir dengan Jaemin yang harus melanjutkan sekolahnya di California dengan hati yang tidak rela karena harus meninggalkan sahabat kecilnya.

"Ra, boleh meluk kamu lagi?" Ara dengan tatapan bingungnya hanya bisa menganggukkan kepala. "Ini jadi yang terakhir kalinya kita pelukan. Habis ini aku harus pergi lagi, Ra. Aku gak bisa lama-lama." Jaemin langsung menarik Ara kepelukannya lagi. Otomatis Ara membalas pelukan tersebut.

Ara hanya bisa menganggukan kepalanya di sela-sela pelukan, perih terasa lagi di hati Ara. Tapi setidaknya Jaemin pamit dulu saat dia akan pergi kali ini, lagipula Jaemin akan kembali lagi. Itu yang Ara pikirkan saat ini. Setidaknya Ara tidak perlu merasa cemas.

"Jangan repot-repot buat nyari aku lagi Ra."

Reflek Ara ngomong, "Ha?"

"Iya, jangan repot-repot buat nyari aku lagi apalagi nyusul aku ke California."

"Jae kamu bicara apa sih?"

"Iya beneran, aku juga gak bisa balik lagi. Tapi aku tetep sayang sama sahabat kecil aku satu ini." Jaemin mengecup puncak kepala Ara.

"Jae! Kamu harusnya ngertiin perasaan aku kayak gimana. Kamu tahu? Aku selalu nangis setiap malam karena aku kangen berat sama kamu. Aku sudah senang banget waktu liat kamu ada di taman ini tadi, tapi kamu kenapa mau-"

"Selamat tinggal, Ra." ucapan Ara terhenti ketika dirasa pelukan Jaemin melonggar, tidak seerat tadi. Semakin longgar dan semakin longgar. Kepala Jaemin sudah jatuh di atas pundak Ara, badan Jaemin sepenuhnya bertumpu pada Ara. Ara menggoyangkan badan Jaemin, dan reaksi Jaemin hanya diam tanpa gerak, tanpa nafas, dan tanpa denyut nadi.

And the last, he's officially gone.

- Terkadang yang diinginkan sebenarnya tak dibutuhkan, sedangkan yang dibutuhkan tidak bisa dimiliki. –

Oke, hai kawan-kawanku.

Long time no see ya? Miss me?

Oke maafin ndy yang tiba-tiba aja ngilang gak jelas. Ini gegara tugas dan TO yang mengejar-ngejarku huaaaaaaaaaa. Gemes banget rasanya klo udah megang soal TO.

Bawaannya kebelet boker mulu klo lihat soal.

Oke dan story di atas jadi penutup kisah hidup Ndy di fdm.

Ndy mau bilang makasih buat kak yas udah sabar ngadepin anak durjana dan curut satu ini @haeminchan , makasih juga buat mamih kesayangan, papih yang suka jualan keset welcome sama emak tertjintah @JaemJr_gy @AiV___ @RoxyRough

Makasih juga buat kakak kesayangan dedek yang udah setia dengerin curhatan dedek gemes satu ini @fakirkuota

Udah lah itu aja, salam perpisahan buat kalian semua anggota fdm. Love dari Ndy. Muah muah deh ya.

[Special Event] FarewellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang