Chapter 14

192 32 11
                                    

kirey's POV

Malam ini kami diisi dengan pesta kecil untuk mengakhiri liburan. Kami semua sangat bahagia. Jujur akupun begitu. Mereka semua sudah seperti keluarga, bukan teman lagi.

Setelah acara makan-makan kami selesai, kami semua duduk mengelilingi api unggun dengan lelucon receh dari Louis dan kami bernyanyi bersama.

Tiba-tiba keheningan datang dan menyerbu pikiran masing-masing. Aku tidak tau apa yang mereka pikirkan,tapi mereka terlihat sedang berfikir keras. Aku sendiri memikirkan Ed-

"Key" panggilan itu membuyarkan lamunan ku

"Ya?"

"Kau kenapa?" tanya Harry yang duduk di sebelah ku

"Tidak apa-apa" aku menjawab dengan senyuman tulus

"Hey bagaimana jika kita mengeluarkan unek-unek atau masalah kita masing-masing? Kali saja diantara kita bisa bantu. Namun jika itu sangat privasi jangan di keluarkan" ujar Louis memberi usul

"Ya boleh! Aku bosan berdiam seperti ini" ujar Zayn

"Tapi kita semua harus bisa menjaga rahasia" ujar Harry. Mereka semua mengangguk pertanda setuju

"Oke. Dimulai dari siapa?" tanya Angel

"Bagaimana jika dimulai dari Alexa dan berlanjut ke Liam lalu ke Louis lanjut ke Rachel lalu ke Harry terus ke Kirey lalu ke Angel dan yang terakhir aku" ujar Zayn

"Baiklah aku setuju" Ujar Alexa

"Ayo Lexa silahkan bicara" ujar Louis

Alexa menghembuskan nafas kasar sebelum memulai bicara. "Oke sebenarnya aku tidak tau harus mulai darimana. Aku sedih, sangat sedih. Kalian tau rasanya brokenhome?" suara Alexa bergetar. Tolong tuhan jangan bilang…

"Orang tua ku bercerai. Aku sangat sedih tapi aku tidak mau kalian melihat kesedihan ku. Mereka berpisah tanpa pamit kepadaku. Yang ku tau aku dikirimkan foto surat perceraian oleh adik ku lewat email. Adik ku yang menyaksikan segalanya, semua pertengkaran terjadi di depan matanya. Dia masih berumur 15 tahun tapi dia hampir depresi berat melihat orangtuanya bertengkar sangat hebat. Aku tidak tau, rasanya aku sudah menyerah untuk tidak menangis dan sekarang aku menangis di depan kalian" suara Alexa sudah sangat serak, air mata nya turun sangat deras tapi dia masih berusaha untuk tersenyum. Liam yang disampingnya hanya bisa memeluk dan menenangkan. Tanpa sadar, air mata ku jatuh.

Jujur, aku sangat dekat dengan keluarga Alexa sejak Smp. Ibunya Alexa sudah menganggap ku seperti anak nya sendiri. Sejak kematian ayahku, aunty Nara-ibunya Alexa sangat menjaga ku. Emily-adiknya pun sudah sangat dekat dengan ku. Tapi daridulu aku memang jarang bertemu ayahnya Alexa, jadi kami tidak terlalu dekat.

Keheningan terjadi lagi. Aku yakin banyak yang ingin mereka tanyakan tentang orang tua Alexa, namun mereka tidak mau membuat tangis Alexa semakin menjadi.

"Jika aku boleh bertanya, mengapa Kirey bisa tinggal satu apartemen dengan mu? Dan mengapa kalian tinggal di Apartemen?" tanya Rachel

"Aku dan Kirey ingin hidup lebih mandiri. Semenjak kematian ayahnya Kirey, aku sangat ingin menjaga nya. Akhirnya mom dan aunty Mary-ibunya Kirey setuju untuk membiarkan kami tinggal di apart. Aunty pasti jarang di rumah untuk ngurusin Kirey,karena dia pasti bekerja menggantikan suami nya" Alexa tersenyum padaku dan itu membuat ku membalas tersenyum tapi air mata turun lebih deras.

Jujur pertanyaan Rachel gak nyambung sama topik Alexa. Tapi aku yakin maksud dia cum tidak mau membahas masalah perceraian orang tua Alexa lagi. Tapi pertanyaannya dan jawaban Lexa membuat ke manangis sangat deras. Makasih Chel.

I Found A Girl [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang