Part 14

30K 1.3K 30
                                    

Sip, aku lupa sama cerita ini gara-gara keasikan baca novel terjemahan Fifty Shades Freed, ada yang tau?😄 Pasti yg tau pernah nonton film kesatu sama yang keduanya kan? Kan? Kan?, wkwk.. kayak aku yang nggak mau ketinggalan sama film sweet itu😍
Dan aku benar-benar nggak sabar buat nunggu film ketiganya, uchh

Oke abaikan cuap-cuap di atas, gajelas😂

.

.

.

.

.

Matahari merangkak naik ketika bulan rela redup. Tapi sayang, matahari tersebut malah malu-malu untuk menampakan diri. Burung-burung berkicau dengan sayap yang terentang bebas di langit pagi yang sangat menyejukan. Avena berharap pagi ini menjadi pagi yang indah. Ia mendongak, baru saja ia selesai berharap tiba-tiba langit menangis. Gadis itu tetap di balkon kamarnya, padahal air hujan sedikit mengenai wajahnya ketika angin bertiup kencang. Avena menggigil, ia hanya menggunakan baju tidur tanpa lengan dan celana hot pants. Tapi dingin yang menusuk itu belum seberapa dengan keadaan hatinya sekarang.

Semua tentang temannya, tentang keluarganya, dan juga tentang satu lelaki dalam hidupnya.

Tidak, jangan menangis untuk kesekian kalinya. Batin Avena saat air matanya tidak habis-habis untuk membuatnya malu pada dirinya sendiri. Menangis memang tidak menyelesaikan masalah, tapi dengan menangis kita akan tahu semua arti dalam kehidupan. Ketika puing-puing kehancuran berserakan, ia sudah tahu bahwa semua ini tidak akan mudah lagi. Semua terasa berdenyut-denyut​. Rasa sakit batin memang mengalahkan segalanya. Avena tidak tahu apa obatnya.

Tamparan semalam masih terekam jelas bagaimana kejadiannya. Rasa sakitnya juga masih bisa ia rasakan. Avena meringis, kenapa ia sama sekali tidak bisa menghilangkan apapun yang ia ingat. Ingatan menyakitkan. Jika bisa ia lebih memilih melumpuhkan ingatannya agar semua puing-puing kejadian kemarin hanya angin lewat. Bukan mimpi buruk, juga bukan kenyataan.

"Kamu mau membunuh diri sendiri ya?" Suara itu membuat Avena menegang. Sama sekali belum siap untuk bertemu dengan Geo lagi. Apa lagi sampai bertatapan seperti sekarang ini. Hanya saja mata itu sekarang menatapnya sangat tajam. "Masuk!" Suaranya kembali terdengar dan tidak ingin terbantahkan.

Avena bergeming.

"Avena, masuk!"

"Ish.. masuk kemana sih. Orang udah di rumah juga." Avena menggerutu.

Geo menahan nafasnya sejenak ketika mendapati Avena malah balik memarahinya dengan cara yang tidak bisa dibilang menakutkan. "Kamu mau ke rumah mama atau nggak?"

"Nggak, aku bisa sendiri. Udah sana! Males tahu liat bibir kamu!"

Bibir pria itu bergetar menahan tawa. Jadi Avena marah dan tidak mau menatapnya karena semalam ia menciumnya? Astaga.

"Kenapa? Kamu mau dicium lagi dibagian lain?"

"Sialan!" Gumamnya memaki.

Geo berdehem. "Aku kan sudah bilang, kamu sexy pakai baju tidur, 34B?"

Dan mata itu langsung menatap kebawah, tepatnya pada pakaian yang ia kenakan. Avena telah melanggar janji untuk tidak menggunakan baju tidur lagi di hadapan Geo! Dan lihat apa yang pria itu katakan, 34B? Itukan ukuran dadanya! Darimana Geo tahu? Sungguh memalukan. Sadar kalau pria di hadapannya mesum, Avena segera menginjak kaki Geo.

Geo meringis

"Dasar mesum! Kamu ngintip ukuran bra aku ya?!" Dan setelahnya Avena memasuki kamarnya.

Geo tertawa. Tidak apa-apa ia berubah menjadi mesum atau orang paling jahat sekalipun asalkan Avena baik-baik saja. Padahal ia tahu ukuran itu karena tidak sengaja melihat bra milik gadis itu teronggok sangat tidak elit di sisi ranjangnya.

Young Bride (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang