Part 19

28.5K 1.4K 19
                                    

Lima hari sudah berlalu sejak kejadian itu. Avena sudah kembali sekolah dan kelas masak lagi karena ia masih berusaha semaksimal mungkin bisa memasak untuk kebaikannya sendiri. Hubungannya dengan Geo juga semakin baik dan dekat. Entah kenapa belakangan ini Avena sering bermanja dengan suaminya itu tapi Geo tidak keberatan dengan sifat Avena yang menjadi posesif. Avena juga sudah biasa tidur berdua dengan Geo. Hanya tidur tidak lebih terkecuali Avena merasa gelisah dan tidak nyaman maka Geo akan memeluknya.

Mengenai kecelakaan orang tuanya, Avena perlahan sudah mengikhlaskannya dan tidak terlalu memikirkannya lagi. Teman-temannya juga di sekolah selalu memberikannya semangat tidak terkecuali guru-guru lainnya. Avena beruntung memiliki orang-orang yang menyayangi Avena di sekelilingnya. Setidaknya Avena masih bisa merasakan perhatian dari orang-orang tidak benar-benar sendiri. Terlebih lagi mertuanya yang benar-benar memperlakukannya sebagai tuan putri di kediaman keluarga Lois. Tentu saja Avena merasa tidak nyaman diperlakukan seperti itu bahkan hanya sekedar membantu Driana menyiapkan makanan Avena sampai dipaksa untuk kembali ke kamar dengan alasan beristirahat.

Sudah dua hari juga Avena tidak bertemu dengan Geo karena pria itu sedang bertugas ke luar kota. Avena ingin sekali ikut bersamanya tapi Geo melarang mengingat sekolah Avena sudah tidak bisa ditinggalkan lagi karena waktu ujian dan kelulusan sudah dekat. Akhirnya Avena megalah dan terpaksa tidak ikut. Lagipula Avena masih trauma dengan pesawat. Beruntung Geo sampai di tempat tujuan dengan selamat tanpa adanya kecelakaan lagi.

Saat ini Avena sedang berjalan keluar sekolahnya menuju kelas masak. Avena tersenyum manis ketika ponselnya berbunyi menandakan ada yang menelepon. Senyumnya pudar saat melihat siapa yang meneleponnya. Nama Darel nampak jelas di layar itu. Avena kira Geo yang meneleponnya.

"Halo?"

"Lo di mana? Mau gue antar lagi ke kelas masak?"

"Nggak, gue bawa mobil sendiri kok."

"Tapi kalau gue maksa gimana?"

Avena mendesis kesal. Ia mematikan ponselnya sepihak tanpa menjawabnya.

Baru saja ingin memasukan ponselnya ke dalam saku rok tapi ponsel itu berbunyi kembali. Tanpa melihat nama siapa yang menelepon Avena langsung mengangkatnya dengan kesal.

"Gue kan udah bilang nggak mau diantar! Gue bawa mobil sendiri, Darel!" Geramnya.

"Darel?" Suara dingin di sebrang sana membuat bibir Avena kembali mengatup. Ia menjauhkan ponselnya dari telinganya dan melihat layar ponsel itu.

Astaga, Mas Geo!

"Maaf, mas. Aku kira Darel." Cicit Avena. Tangannya memukul dahinya sendiri berulang kali.

Hening. Hanya terdengar helaan nafas disana.

"Mas Geo?" Avena melihat ponselnya dan ternyata masih tersambung tapi kenapa Geo diam saja?

"Sedang apa?" Tanya Geo singkat. Avena mengerutkan bibir kesal. Geo menelepon hanya ingin bertanya ini kah?

"Aku mau pergi ke tempat kelas masak. Baru pulang sekolah." Avena memutar stirnya ketika mobilnya melewati tikungan jalan.

"Sama siapa?" Selidik Geo seperti mewawancarai Avena.

Gadis itu menghembuskan nafasnya pelan, lidahnya kelu hanya untuk menjawab pertanyaan Geo. Kenapa Avena menjadi gugup seperti ini ditanya dengan Geo?

"Aku sendiri." Jawab Avena akhirnya yang sudah kembali tenang setelah hening beberapa menit.

"Nggak sama Darel?"

Avena menggeleng seperti orang bodoh. Tentu saja Geo tidak melihatnya. "Nggak, aku sendiri. Sebenarnya tadi Darel mau antar tapi berhubung aku bawa mobil jadi dia nggak antar aku." Jawabnya. "Mas Geo kapan pulang?" Avena berusaha mengalihkan pembicaraan.

Young Bride (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang