Part 8

35.3K 1.4K 4
                                    


Tepat ketika siang sudah beganti malam, catatan dan tugas-tugas​ Avena selesai yang tentunya dibantu juga oleh Darel. Catatan yang masih ada di rumah Eliza juga tadi sudah ia pinjam sebelum ke Cafe.

Beruntung Eliza tidak banyak bertanya. Sahabatnya itu sangat paham sekali terhadapnya ketika melihat Avena bersama Darel. Tapi Avena kesal ketika Eliza malah menatapnya menggoda seakan Avena akan kembali lagi pada Darel.

Jangan gila. Avena juga tahu diri sudah punya suami.

Mengingat itu Avena jadi teringat Geo. Mereka berdua sama sekali tidak saling mengabari. Avena mengambil ponselnya tapi desahan kecewa keluar dari mulutnya. Baterai habis karena tadi juga mengerjakan banyak tugas yang harus disearching.

Ia melihat jam tangannya. Sudah jam sepuluh malam. Gadis itu merenggangkan otot-otot​ jarinya.

"Ayo, pulang. Gue capek." Avena memasuki semua bukunya ke dalam tas.

"Mobil lo di sekolah. Yakin nggak langsung gue anterin aja? Biar sekolah gue jemput." Darel menatap Avena serius. "Cewek nggak baik pulang jam segini sendirian."

Avena berdecak. "Nggak perlu. Gue udah biasa kali pulang pergi sendirian."

Avena terlebih dahulu berjalan keluar Cafe menuju motor Darel. Darel hanya bisa diam melihat Avena masih saja dingin padanya. Tidak butuh waktu singkat untuk berdamai.

Beberapa menit kemudian motor Darel telah sampai ke sekolah mereka. Beruntung penjaga sekolah masih ada jadwal jaga jam malam-malam seperti ini.

"Makasih ya udah bantu gue." Avena berkata tulus tapi senyumnya terlihat terpaksa.

Darel mengangguk. "Nggak masalah. Kapanpun butuh bantuan hubungin gue aja."

Avena mendesis. "Jadi pemadam kebakaran lo? Butuh bantuan hubungi nomor sekian, sekian, sekian."

Darel terkekeh. "Yakin nggak mau dianterin?"

Avena menggeleng tegas.

"Ya udah, hati-hati ya. Gue balik duluan." Darel memakai helmnya lalu melenggang pergi menyisakan Avena yang berdiri di sisi mobilnya.

Kemudian gadis itu juga masuk ke mobilnya setelah mengucapkan terimakasih pada penjaga sekolah.

Dan datanglah disaat-saat yang ia benci. Kembali ke hotel sendirian sedangkan kebanyakan yang menginap di hotel adalah pasangan-pasangan.

"Gue pengen pulang." Gumamnya sambil melangkah memasuki kamar hotelnya setelah membuka kunci. Sangat gelap karena lampunya mati.

Avena membuka sepatu dan kaus kakiknya asal. Melempar tasnya asal lalu berjalan menuju saklar lampu.

Avena memekik tertahan ketika matanya menangkap sosok Geo yang berdiri sambil bersidekap di pojok ruangan.

"Dari mana kamu?"

"Mas Geo.. udah pulang?" Avena tergagap. Ia bukannya menjawab malah bertanya balik.

"Dari mana kamu?" Geo mengulangi pertanyannya. Pria itu melangkah mendekati Avena yang masih di depan dinding.

"Aku.. aku dari Cafe."

Young Bride (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang