Part 15

29.4K 1.4K 7
                                    

"Ada seseorang yang menembak Avena!" Geo dengan sangat gusar berteriak kalap di hadapan Anton yang sebenarnya ikut secara diam-diam untuk berjaga-jaga. Dan dugaannya benar, hal ini terjadi lagi.

"Hei, santai! Aku sedang melihat sesuatu." Anton benar-benar frustasi, mereka sedang di dalam mobil yang terparkir di depan rumah sakit. Membicarakan ini butuh ruang privasi karena tempat tunggu operasi Avena sangat ramai dengan temannya.

Laptop yang berada di atas paha Anton berbunyi ketika mendapatkan sesuatu yang berusaha dilacaknya.

"Aku menempelkan GPS sangat kecil ditubuh Eliza secara diam-diam saat kami bicara. Posisi anak itu tidak jauh dari arah penembak. Tapi jelas pelakunya berjarak beberapa meter dari Eliza." Mata Anton tetap fokus sambil mengetikan sesuatu. "Aku berhasil membobol CCTV tempat kejadian." Geo mendekat untuk melihat rekaman itu.

"Sial, tempatnya sangat gelap, orang itu cepat sekali menghilang ketika menembak." Di sana terlihat seseorang berjubah hitam yang menembak Avena. Geo sempat kaget karena awalnya orang itu mengarahkan pistol ke arahnya sebelum menembak Avena.

"Cepat selidiki ini! Kau harus menanyai segala informasi pada Eliza." Geo bertambah kesal mengingatnya. Jelas sekali ia khawatir. "Ini berbahaya untuk Avena."

Anton mengangguk. "Aku mengerti." Setelah berjam-jam mengutak-ngatik laptopnya, ia mendesah lesu. "Ini benar-benar tidak berguna. Aku harus memakai komputer ku agar lebih leluasa."

Geo menggeram kesal.

"Lebih baik ke ruang operasi lagi. Kau tidak takut Avena kenapa-napa? Musuhnya mungkin bisa ada di sekitar." Tambah Anton mengingatkan. "Aku akan membobol semua yang aku bisa, termasuk data-data orang yang berada di dalam tadi."

Geo mengangguk kemudian langsung berlari memasuki rumah sakit kembali. Ia seperti pria yang kesetanan tanpa mempedulikan sekitar. Ketika sampai, semua masih menunggu dan pintu ruang operasi masih tertutup rapat.

Pria itu juga sudah mengabarkan seluruh keluarga soal ini, pasti semua orang melihat kejadian tadi karena siaran langsung televisi.

Geo hanya bisa berdoa, berharap kepada Tuhan agar Avena tidak akan kenapa-napa. Ia ingin setelah ini tidak akan terjadi apa-apa lagi tapi, penjahat di luar sana masih berkeliaran yang bisa saja membahayakan Avena lagi dan lagi. Lihat kan, sekarang saja Avena sudah tertembak lalu bagaimana kedepannya jika musuh itu masih berkeliaran?

Kemungkinan-kemungkinan​ berkeliaran di kepala Geo. Ini benar-benar menyesakan. Matanya berputar melihat teman Avena yang sama sepertinya. Sangat khawarir. Bahkan Eliza terisak-isak sendirian di bangku pojok, yang lainnya duduk bersama. Saling memeluk, saling menguatkan, dan saling menenangkan. Geo menghela nafas. Kenapa Eliza malah diasingkan seperti itu? Bukankah sebelumnya mereka seperti Teletubbies? Lalu mata Geo melihat Arnold yang memasang wajah datar, seperti tidak peduli dan malas melihat drama. Ia juga melihat Darel yang seperti sedang mengintimidasi Ayako melalui matanya sedangkan Ayako seperti tidak peduli, gadis itu memakai jaket dengan tudung di kepalanya.

Dokter yang keluar di susul dokter dan perawat-perawat lainnya membuat semua orang beranjak menuju dokter tersebut. Wajah tegang menunggu hasil tidak bisa disembunyikan lagi.

"Bagaimana operasinya, dok?" Geo yang bertanya lebih dulu.

Dokter dengan wajah khas korea itu tersenyum. "Operasi berhasil. Kami berhasil mengeluarkan peluru itu."

Bersyukur adalah satu-satunya yang mereka lakukan.

"Pasien belum sadar karena efek bius, dia sudah dipindahkan ke ruang rawat VIP. Kalau begitu saya permisi dulu."

Geo mengangguk. "Terimakasih, dok.."

"Kalian bisa kembali ke sana, biar saya yang menunggu Avena." Geo menghadap mrs. Ros. "Kompetisi ini penting, ini juga demi Avena." Tambah Geo.

Young Bride (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang