Trois génération: your parents love story.

24 2 5
                                    

Malam minggu ini semua orang di rumah, termasuk ayah dan ibu. Mereka memutuskan untuk tidak ke bioskop, karena sadar akan jadi yang paling tua diantara muda mudi yang sedang pacaran. Shahan juga tidak pergi, ia baru memutuskan pacarnya yang naudzubillah, lebih tepatnya dia sudah sadar tanpa perlu di ruqyah oleh pak ustad.

Ibuku memasak cemilan-cemilan yang enak-enak, katanya hari ini ia dan ayah akan bercerita tentang masa muda mereka. Dan aku harus tebal telinga, karena yang mereka maksud dengan cerita "masa muda" adalah cerita "cinta" mereka yang pastinya belum pernah ku rasakan. Tapi mana mungkin aku bisa lari dari ini, tidak ada yang bisa melarikanku dari cerita indah yang akan memproduksi mimpi buruk nanti malam.

Aku mengintip dari atas ke bawah, ke arah ruang keluarga, tempat dimana pementasan akan dimulai. Semuanya sudah disana termasuk kucing peliharaan kami yang hampir mirip dengan Garfield di film yang di gemari bocah bocah yang masih mau di bodohi. Aku sengaja turun paling akhir, kalau bisa malah aku turun saat ceritanya berakhir saja. Hari ini Oma dan Opa sedang dinner di restoran yang tak jauh dari komplek, jadi tak sulit menyadari ketidak hadiranku di rumah keluarga, kalau ada pun pasti mereka akan tetap tau sih kalau aku tidak disitu.

"Salina ayo cepat turun! Kisahnya akan segera dimulai!" Panggil ayah dengan semangat menggelora

Aku menjatuhkan diri ke lantai "baik pah! Aku segera kesana!" Aku berjalan mengesot sampai depan tangga dan berjalan normal seperti anak SMA pada umumnya kemudian.

"Hmm.. baik lah anak anak mari kita mulai kisahnya, mungkin agak konyol, tapi.. selamat mendengarkan kami!" Mulai ibu dengan sangat bersemangat, tak kalah dengan ayah

~~

Kisah ini di mulai di surabaya, kampung halaman kami tercinta. Di satu desa, tinggalah seorang gadis yang sangat rupawan, kata orang. Saya yang mendengar seluruh desa memperbincangkan wanita tersebut pun bertanya-tanya, siapakah kembang desa yang banyak mereka perbincangkan? Saat itu saya baru 17 tahun, tapi saya sudah sangat tertantang untuk mencari jodoh secepatnya, sayapun pergi menuju desa tersebut.

Desa itu bukan hanya indah namun juga asri, pantas saja gadis di sini cantik-cantik. Saya fokus pada tujuan pertama saya, mencari gadis yang bila di sebut namanya bisa menggetarkan hati, Sarah namanya. Mencari rumahnya sungguh tak sulit, seakan semua orang menakdirkan kami berjodoh, semua warga menggiring saya ke rumahnya. Namun..

~~
"Hmm.. pah, ini bukan dongeng untuk anak kecil... cerita biasa aja dong! Masa papah kalah sama oma dan opa, mereka super gaul loh!" Tegur Shahan masih dengan sopan

"Oh sorry-sorry!" Jawab papah
~~
Intinya gue udah ketemu sama Sarah, dia rada rada gimana gitu pas ketemu gue, doi emang cantik banget sih, rasanya gue gakuna liat doi lama lama, pengen cepet di ajak nikah ae terus gue bawa pergi ke jakarta, karena gue mau kuliah, kan gue udah lulus.

Tapi ternyata deketin dia kaga semudah itu bro, bapak ibunya gak ngebolehin gue jalan sama anaknya, jadi seringnya gue bawa kabur anaknya. Tapi gak gue apa apain, cuma diajak makan doang di luar, sambil di rayu rayu dikit. Dan cinta kita semakin dalam dan dalam.
~~
"Pah yang barusan tuh bahasa berandal di sekolah Salina..biasa aja pah ceritanya" putusku kemudian

"Ah yaudah mamah aja ya yang cerita!" Jawab mama
~~

Jadi mamah emang udah kecantol banget sama papah, waktu itu mamah masih kelas 1 SMA segede si Salina gitu lah, tapi anak jaman dulu tampangnya gak se bocah Salina, tapi dandanannya ga semenor temen Salina juga, bahkan temen mamah ada yang lulus SMP langsung nikah, dan mereka tampak bahagia, mamah juga pengen dong nikah sama si Danny, cowok keren yang deketin mamah, tapi ibu bapak mamah gak ngebolehin nikah muda. Makanya mamah gaboleh deket deket sama cowo.

Danny sampe rela pending kuliah setahun demi mamah, dia berusaha meyakinkan ibu dan bapak untuk menerima lamaran dia untuk mamah. Tapi gak berhasil sih. Tapi Danny nyerah. Dan akhirnya dia ninggalin mamah. Dia kuliah ke Jakarta, dan mamah tetep kuliah di desa. Mamah sempet pacaran sama seseorang yang namanya Andi, temen seangkatan mamah, tapi itu cuma buat pelarian doang untuk ngelupain Danny. Terus mamah juga sempet di jodohin sama anak temennya bapak, karena kerjanya nangisin Danny terus karena ditinggal ke jakarta.

Kalo Danny gatau deh di Jakarta udah ngapain aja, intinya kita 2 tahun gak ketemu.
~~
Prok prok prok "di jadiin novel oke tuh mah HAHAHA!" Komentar Shahan
~~
Papah tipe cowo setia lah yaw. Di Jakarta papah jomblo, biar banyak cewe yang deketin papah, papah tetep setia sama Sarah yang papah kira masih nungguin papah, ternyata nyari pelarian hehe.

Singkat cerita, si Sarah ke jakarta pas banget habis kelulusan. Dia kuliah di kampus yang sama, sama papah tapi kita baru ketemu 1 tahun kemudian. Dan kita mulai masa perkenalan hingga pacaran dari awal lagi, abis itu papah memberanikan diri melamar Sarah ke bapak ibunya lagi, karena sudah berpenghasilan tetap dan sudah lebih dewasa. Dan akhirnya kita menikah, dan kalian mulai hadir mewarnai hidup kami. Taraaa..
~~
"Akhirnya selesai juga" gumamku

"Apa nak?" Tanya mama, aku menggeleng

Shahan sibuk memuji muji cerita itu, sedangkan aku hanya dapat menahan panas yang ada di tubuhku. Menurutku kisah ayah dan ibu seperti kisah FTV yang hadir di kehidupan nyata, mereka lebih pantas membuka production house dibanding bekerja di perusahaan yang sekarang. Tapi orang kan punya kisahnya masing masing, mungkin aku akan menyukai cerita tadi bila aku menikmatinya.

A/n: whohoo ini kyk ftv bgt ga si? Aku ngetik ini dibawah cahaya remang remang teras rumah nenekku, dan part ini dikebut lohh brp jam ya, satu jam setengahan, dan tangan ini rasanya tidak bisa menahan lagi, dan jari ini rasanya akan patah dan kapalan, nulis udah sambil typo typi gak jelas. Read jgn lupa. Part ini ada 942 words loh. Tp ku pegal sangatlah..

Three GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang