Trois Génération: a new page.

4 0 1
                                    

  Singkatnya, ayah dan ibu sudah terbang ke surabaya, dengan penerbangan pertama. Hari ini aku izin gak masuk sekolah, karena nganter orang tua, dan kini aku akan menghabiskan waktu siangku dengan kebosanan maksimal. Karena tidak ada teman, guru, bahkan Alana. Oiya aku lupa ada Shahan, tapi paling dia akan menghabiskan hampir seluruh waktunya hari ini dengan laptop kesayangannya itu, yang kalo ada yang menyentuhnya dia bisa marah. Aku heran mengapa ia tak sekalian saja menjadikan laptop itu sebagai pacarnya.

Aku memutuskan untuk menonton film di bioskop. Iya, sendirian. Sama siapa lagi?

*skip*

Film yang percayalah akan ku tonton lagi nanti dengan squadku sudah selesai ku tonton sendiri. Dan kini aku tampak jones sekali, aku berjalan di mall sendirian. Lihat-lihat kanan kiri gak jelas, tapi tidak ingin membeli apapun. Dan aku mendapati sosok yang sepertinya pernah kulihat sedang tertawa lepas dengan grupnya, kakak yang waktu itu di panggil 'Dan' sama anak teater itu. Ok aku hanya melihatnya, tidak menyapa sama sekali bahkan tersenyum saja tidak.

Aku berjalan menuju sebuah gerai yang menyajikan olahan ayam, aku duduk di salah satu meja kosong dan memainkan ponselku, seraya menunggu pesanan datang. Tunggu, tadi aku melihat kak 'dan' dan gengnya, berarti sekolah sudah bubar? Atau mereka bolos? Tapi setahuku kak 'dan' bukan tipe orang seperti itu, setahuku. Astaga, bahkan aku tak tau namanya, maksudku aku lupa siapa namanya. Aku membuka ruang obrolanku dengan Alana di LINE, 'al?' Ketikku, kemudian mengirimnya. Makananku datang, bersama pasangannya, segelas greentea latte kesukaanku. Sebuah panggilan masuk tiba tiba menggangguku, oh dari Alana, kebetulan.

"LO DIMANA NYET?" Serunya saat aku baru menaruh ponsel itu di telingaku, membuat telingaku perih.

"Apasih al....gue lagi di mall, sini susulin.." jawabku santai

Alana terdiam "10 menit! Jangan kemana mana stay aja di posisi lo yang sekarang.. chick chick kan?" Apa yang baru saja ia katakan?

"Iya chick chick.. tapi gue di gerai lantai tiga.. buruan!" Chick chick itu nama gerai ini.

.
.
.
.
.
.
.
.

Aku sudah dapat merasakan aura aura Alana di sekitar sini. Aku mengangkat wajahku dan celingak celinguk di sekitar gerai, dan yak ada seorang perempuan berseragam SMA dan ditutupi jaket melambai-lambai ke arahku, dan aku abaikan. Dia segera menghampiriku dan duduk di sebelahku

"Eiy!" Sapanya ceria, aku masih pada ponselku "ga asik lo! gue pulang aja ah.." katanya pura pura ngambek

"Eh jangan dong.. tega lo? Liat deh, banyak banget cowo disini gila, gue takut tau dari tadi.." kataku sedikit berbisik

Alana menyambar ayam pesananku tadi dan langsung memakannya "laper gue..." ucapnya seakan aku tidak habis mengatakan apapun

"Ih"

"Napa sih? Sedih? Buru buru nyari pacar sono!" Perintah Alana keras-keras, membuat sebagian pengunjung gerai ini menoleh kearah dua gadis ini.

"Bego dasar lu! malu malu gua aja sih" gumamku

Alana terus mengunyah seperti penggilingan, sepertinya ia kelaparan parah. Ia berjalan ke kasir dan memesan beberapa menu, mungkin dia masih lapar. Ia kembali dengan senampan hampir penuh dengan makanan dan segelas lemon tea, kebetulan tidak mengantri, jadi tidak lama.

"Lo laper al?" Tanyaku

"Buat lo kali... makanan lo kan udah gue babat habis tadi.." jawabnya

Aku melirik nampanku, dan mendapati pesananku sudah tak bersisa "parah lo..."

Ia mengambil sepotong ayam lagi "makan bebs buruan sebelum habis lagi sama gue..

Lagi"

Pukul 15.00

Three GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang