Trois Génération: I'm into you

2 0 0
                                    

Pagi ini aku tidak diantar Shahan, dia sedang tidak enak badan, walau dia tetap kekeh hendak mengantarku, tapi aku menolak. Aku enggan memperburuk keadaannya, yang semalam tiba tiba terserang flu berat. Aku melangkahkan kakiku dengan penuh semangat, entah mengapa aku merasa sangat bahagia hari ini, seperti sangat bersemangat ingin ke sekolah, mungkin dia yang membuatku seperti ini. Dia yang bahkan tidak ku kenal.

Aku bertemu Alana di tengah jalan, kami bersenda gurau bersama seperti biasa. Tapi Bayang-bayang dia tak pernah pergi dari kepalaku, mengapa?

Kakiku melangkah indah di koridor depan kelasku, aku mendapat tugas negara dari sang ketua kelas untuk mengirimkan beberapa info ke kelas sebelah. Dengan percaya diri aku berjalan memasuki kelas yang belum pernah kupijaki, tak lupa mengucap salam.

"Assalamualaikum..ketua kelasnya?" Tanyaku tanpa ragu, seseorang melangkah mendekatiku, aku sedang menunduk memilah kertas mana yang harus kuserahkan padanya kelak.

"Iya kenapa?" Suaranya terdengar enak di telingaku, aku mengangkat kepalaku dan mata kami bertemu.

Aku terdiam, getarannya terasa sampai ke ubun ubun, aku mematung sesaat. Dialah dia yang selama ini aku pandangi dari jauh. Dialah dia yang tak pernah hilang dari kepalaku. Dan kenapa kami harus bertemu di saat seperti ini, aku belum siap.

"Hey" katanya seraya melambaikan tangan di depan wajahku, aku tersadar

"..eh umm iya ghi.." aku melirik bet di dadanya "fa..ri..Ghifari!" Pekikku, ya Tuhan aku mengetahui namanya! Aku menyerahkan beberapa lembar pengumuman dari ruang BK.

"Ini apa?" Tanyaku tanpa membaca surat surat di tangannya,

"Itu beberapa info bayaran gitu deh, sama ada pengumuman libur, soalnya kelas dua belas udah mulai try out..." terangku sambil menahan debaran di jantungku

"Oh.." dia berbalik dan masuk, sungguh sakitnya ia tidak mengatakan apapun saat itu, aku pun berjalan ke arah berlawanan untuk kembali ke kelas, "eh.. by the way makasih ya!" Kalimat itu membuatku menoleh dan tersenyum.

Aku masih tak menyangka aku baru berbicara padanya. Sungguh ini mimpi, tolong katakan padaku ini mimpi. 4 November 2016, pertama kalinya aku bercakap padanya. Besyukur aku bisa menghandle rasa grogi dan gemetarnya tubuh yang nyaris membunuhku. Aku kembali ke kelas dengan wajah sumringah penuh kebahagiaan. Dan segera duduk di kursiku yang berada di barisan kedua dari sisi tembok bagian barat kelas.

"Al gue tau namanya!" Pekikku girang sesaat setelah bokongku mendarat di kursi kayu itu "namanya Ghifari Al!" Bisikku kemudian

Alana menatapku geli "ha? Siapa? Ghifari?oh itu? Dia temen smp gue nyed!" Serunya sambil cekikikan

Aku memasang muka datar, dan menatapnya dengan tatapan why-don't-you-tell-me-bitch , Alana memasang wajah menghinanya, sungguh ingin sekali aku menamparnya waktu itu.

"Betewe dipanggilnya Malik.." beri tahu Alana kemudian

Suara decitan yang terjadi akibat gesekan sepatu berhak 2 cm dan lantai keramik membuatku mengangkat kepala, dan mendapati bu guru sudah berjalan menuju meja guru, dia membawa setumpuk kertas folio, dan seakan genderang perang sudah ditabuh membuat kami semua siap. Yak ulangan mendadak.

~

"Yang bener aja si sal!" Komentar Alana seraya menyeruput es limun di hadapannya "kenapa harus Malik coba" sambungnya lagi

"Ssstt...."

"Ya emang sih dia ganteng, tapi it will be hard to get him you know? Dia tuh kyk.. ya gitu lahh.." sambung Alana lagi "..and i'm sure he has so many fans! And they are girls of course.."

"Enough girl! I don't care about fans, handsome, smart, cool or whatever he is huh... i like him because.. because.. i don't know why! That feeling came by it self!" Mengatakan sejujurnya, ya sejujurnya akupun tak kenal pada anak itu, tapi aku mantap mendeklarasikan aku suka padanya. Untuk pertama kalinya.

Alana mengaduk aduk cairan dingin dalam gelas kaca itu dengan sedotan. Dia terdiam entah memikirkan apa.

"Lo tau gue ga kayak lo Al! Lo tau gue gak mudah jatuh cinta.. bahkan lo juga tau kalo ini pertama kalinya gue bisa suka sama cowo.." ungkapku seraya menunduk malu

"Gue cuma gak mau lo jatuh cinta sama orang yang salah! Gue gak mau lo kayak gue...makanya i told you everything i know about him.. it just for make you sure!" Jawabnya, nadanya datar tapi ngena

"Iya makasih,lo bantuin gue yah!" Aku memeluk Alana erat, tersirat wajah bad moodnya, karena tadi ucapanku sedikit tinggi nadanya "i'm sorry tadi gue agak ninggi!"

Dia menggeleng sambil tersenyum, lalu mengecup pipiku unch.

Aku mematung melihat Ghifari-- Malik--melintas, sungguh aku mematung sesaat. Tanpa sadar mataku mengikuti arah geraknya, memalukan. Aku harus pandai pandai mengontrol diriku.

Kami, aku dan Alana pergi meninggalkan kantin, yang dipenuhi manusia manusia yang tampak lapar dan segera menuju kelas. Pelajaran Ekonomi, bisa ku tebak gurunya tidak akan masuk kelas. Dia paling hanya mengajar satu atau dua kali seminggu, dan beliau sudah melakukannya minggu lalu, jadi mungkin akan jam kosong bagi kami. Jadi setelah mengintip keadaan kelas yang masih ramai, ya benar tebakanku, si guru kesayangan sedang tidak ingin masuk ke kelas kami. Lalu kami pun memilih untuk "mangkal" di depan Koperasi Siswa, barangkali aku bisa bertemu dengan Ghifari.

Entah mengapa sekarang dia malah terus menghantui fikiranku, memecah fokusku. Aku benar-benar menyukainya. Aku tersenyum sendiri memikirkannya. Ini gila.

~~

A/n: uced ini chapter nulisnya seabad abad sampe lumutan. Ttp aja hasilnya abal HAHA

Three GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang