"Dari mana saja kamu Prilly?"Tanya suara berat menghentikan langkah Prilly yang baru saja ingin menaiki tangga .
"Cafe"Jawabnya singkat dan kembali melangkah menaiki anak tangga
"JANGAN BOHONG"Prilly memejamkan matanya mendengar teriakan itu .
"Prilly gak bohong"Jawab Prilly datar tanpa menoleh . Karna Prilly tau dibelakang nya , Pria itu tengah menatap nya tajam . dan Prilly yakin sebentar lagi ia akan kembali mendengar teriakan Pria itu .
"LALU APA YANG KAMU LAKUKAN HINGGA PULANG LARUT ?"Nahkan .
"Prilly capek Pa , ngantuk juga , Prilly mau tidur . Bye"Ucap Prilly berlari menaiki anak tangga tanpa memperdulikan teriakan Pria yang dipanggil Pa olehnya , Adrian . Papa Prilly
Prilly menghempaskan tubuhnya di Ranjang Kingzise miliknya . Perlahan , cairan bening mengalir melewati mata indahnya . Prilly terisak pelan kemudian tangan mungil nya mencengkram sprai bermotif doraemon miliknya . Seharusnya Prilly tidak menangis , karna Prilly sudah sering mendapat teriakan Pria itu . Namun kali ini Prilly benar-benar tidak bisa menahan air matanya yang mengalir tanpa disadari.
●●●
Prilly melangkah dengan pelan melewati koridor sekolah . Wajah angkuhnya tetap terlihat meskipun warna kehitaman melingkar dibawah matanya , namun apa ia peduli ?
Orang cantik mah gimana aja tetep cantik .
Terkesan sombong memang , namun ucapan Prilly memang nyata . Lihat saja sekarang , ia tetap terlihat cantik . para Pria juga tidak akan berkedip saat melihatnya .
"Kenapa tuh muka?"Tanya Seorang Pria tampan , Andre . Sahabat Prilly saat Prilly duduk dibangkunya
"Gak papa"
"Eh bocah . Lo fikir ,lo lagi ngomong sama Martini yang masalah sebesar apapun dia gak bakal tau gara-gara kerjaan nya mendep diem aja"Omel Valen
"Papa"Ucap Prilly singkat yang membuat Valen dan Andre langsung mengerti apa yang terjadi dengan sahabat nya .
"Em---- oh ya , gimana entar pulang sekolah kita jalan kemana gitu?"Tanya Velen . Mengalihkan pembicaraan saat melihat wajah Prilly tiba-tiba sendu .
"Boleh tuh , gimana Prill?"Tanya Andre ke Prilly .
"Lo berdua harus nya gak usah nanya kalo gak bisa ngehibur gue"Ucap Prilly ketus . Membuat Valen meringis dan Andre hanya menggaruk tengkuknya .
"Sialan lo"Umpat Valen saat Prilly menendang kakinya .
"Lagian lo ngapain ngedipin mata kegue gitu ? Suka lo"
"Ngeselin banget lo . Tuh you're Teacher Meosjin noh"Ucap Valen menunjuk Ali yang sedang berbincang serius didepan kelas dengan tangan kanannya memegang ponsel . Sesekali Ali terlihat mendengus .
"Gila . Ngedengus gitu aja ganteng banget yak , gimana kalo senyumin gue"Ucap Prilly menatap kagum Ali .
"Lebay"Cibir Andre
"Sirik aja lo"Balas Prilly terus menatap Ali .
Ali yang merasa diperhatikan menoleh kedalam kelas dan mendapatkan mata hazel yang sedang menatapnya . Sesaat Ali merasa terhipnotis tidak mampu mengalihkan pandangannya dari mata hazel tersebut . Namun kemudian Ali tersadar saat suara nyaring terdengar dari ponselnya . Ali berbicara sebentar kemudian memasukan ponsel canggihnya kedalam saku celananya . Ali kembali menoleh kedalam kelas , mata hazel itu masih menatapnya dengan senyuman , namun bukan itu yang yang membuatnya menyerngit , tatapan sinis yang diberikan oleh Pria yang duduk di sudut kelas kepadanya . Pria itu menatapnya tidak suka .
![](https://img.wattpad.com/cover/76635071-288-k124711.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband (New Version)
Fanfiction"Ko aku ragu ya , kok kamu bisa naik kelas ?" "Aku ragu loh , kamu kok bisa jadi guru sih?"