Dark Side

94 6 5
                                    

"Hmmm... hmmm..." Seorang laki-laki bergumam sambil berjalan memasuki sekolah barunya untuk kesekian kalinya.

Ia menyusuri koridor sekolah dengan santai sambil mendengarkan musik melalui earphonenya. Sekolah tidak begitu ramai, karena ia sengaja berangkat pagi untuk melakukan misi penyelidikannya tentang masa lalu sekolah barunya ini.

Sebenarnya masuk SMA Harapan Bangsa bukanlah keinginannya, melainkan tugas dan amanat dari orang tuanya untuk menyelidiki dan menyelasaikan kasus-kasus di SMA Harapan Bangsa.

Saat ia menyusuri koridor. Semua mata tertuju padanya. Walau begitu, lelaki itu seolah acuh dengan pandangan tak biasa yang tertuju padanya, lantas Ia membawa langkahnya menuju kelas pojok yaitu kelas XI-2 yang akan menjadi kelasnya.

Setelah sampai di kelas ia berjalan ke bangku paling pojok yang menurutnya nyaman untuk ia tempati.

"Apa kau anak baru yang dibicarakan itu?" Dengan tidak sopan, seorang anak laki-laki lain menduduki kursi di sebelah.
Tetap dengan acuhnya, ia menenggelamkan wajahnya di antara kedua tangannya yang berada di atas meja.

"heyy! Gue ngomong sama elo, kenapa lo abaikan gue? Kenalin nama gue Andrea Putra Tanuwijaya dan biasa dipanggil Andre. Nama lo?" lelaki itu menatap cowok di sebelahnya dengan ekspresi santainya namun terlihat menjengkelkan.

'Baru aja aku masuk Harapan Bangsa udah dapet temen yang kaya gini.' Batinnya.
Dengan malas ia menjawab pertanyaan pria di sebelahnya itu.

"Nama gue Sebastian Hardian B. Cukup panggil gue Bastian" jawab Bastian datar.

"B itu singkatan dari apa?" Andre menaikkan alisnya sambil menatap Bastian dengan tatapan meremehkan.

"Gak usah pengen tau gitu deh, pokoknya lo cukup panggil gue Bastian."

Beruntung perkenalan singkat yang sedikit memaksa itu segera berakhir lantaran seorang guru yang berjalan masuk ke dalam kelas.

"Pagi, anak - anak!" Sapa Ibu Dinta, selaku guru sejarah.

"Tampaknya, kita kedatangan murid baru di kelas ini." Ucapnya sambil melihat ke arah Bastian.

🔰🔰🔰🔰🔰

-BASTIAN POV-

Semua mata menoleh ke arahku.

"Bastian, kemarilah lalu perkenalkan nama dan asal sekolahmu dulu." ujar bu Dinta.

Aku maju ke depan kelas, teman-teman banyak yang menatapku. Ada yang menatapku dengan tatapan remeh, namun ada pula yang menatapku dengan tatapan memuja. Ah sudahlah, itu tidak penting.

"Pagi guys" sapaku

"Pagii" jawab mereka kompak.

"Perkenalkan nama gue Sebastian Hardian B. Cukup panggil gue Bastian dan jangan pernah kepo dengan singkatan akhir nama gue. Gue pindahan dari SMA Nasional Bandung. Gue berharap kita bisa berteman baik. " ujarku sambil mengedipkan sebelah mataku dan membuat anak-anak cewek teriak histeris.

'Cih... Tak ada bedanya dengan yang dulu...' batinku.
Sepanjang pelajaran, bu Dinta menjelaskan teori bumi yang sangat membosankan. Ingin aku tidur tapi mata orang itu selalu mengawasi gerak-gerikku.

Mata seorang gadis yang memancarkan aura kebencian dan dendam itu seakan mengintimidasiku. Sebaiknya aku waspada dengan perempuan itu, ujarku dalam hati.

Bel tanda istirahat pun berbunyi menandakan pelajaran sejarah yang membosankan telah berakhir. Tetapi tidak dengan tatapan gadis itu yang masih lekat dengan setiap gerak-gerikku.

SamCer ( Sambung Cerita )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang