Together

59 8 5
                                    

Lagu Titanium mulai menghentak kamar Gita. Suaranya mulai mengisi kamar kos yang tidak seberapa besar. Ketukan pintu dari luar juga sudah terdengar nyaring. Tapi sang pemilik tetap tertidur pulas akibat begadangnya semalam demi tugas hari ini.

"Git, Gita!! Bangun woyy!! Apa kamu ingin membuat kita terlambat lagi?" Teriak Danu menggedor-gedor kamar Gita dengan kesal.

Danu adalah sahabat terdekat Gita selama ia kuliah di Jakarta. Setiap hari, pemuda itu akan datang ke tempat kos Gita untuk pergi kuliah bersama. Gita perlahan membuka matanya ketika mendengar pintunya di pukul pukul dengan keras.

"Berisik elah!" ujar Gita sembari melempar bantal kearah pintu.

"Buka pintunya, Git!" seru Danu dari luar. Masih mengumpulkan nyawanya, Gita beranjak dari tempat tidur membukakan pintu untuk Danu.

"Kamu lama sekali membukakan pintu untukku. Aku hampir sudah menunggu sangat lama." Bahasa Danu sangat formal dan baku-- sedikit mengusik Gita.

"Bacot lo tai, ngomong sama gua mah ngga usah aku-kamu. Geli." Gita kembali membaringkan tubuh mungilnya di kasur.

"Gua lagi latihan, mau ujian." Jawab Danu datar.

Gita memutar boa matanya, "ceileh, gaya banget yang anak sastra."

"Ya kan aku tidak ingin nilai IPK-ku jelek nanti. Kamu juga seharusnya banyak-banyak belajar, Git," tegur Danu yang malah diacuhkan oleh Gita.

"Eh Git, kok tidur lagi sih? Ayo bangun..." ucap Danu sambil menarikselimut Gita.

"Gue masih ngantuk kampret," balas Gita lalu menarik selimutnya beserta bantal untuk menutupi suara orang gila-alias Danu.

"Bangun gak!!" teriak Danu yang langsung membuat Gita kaget dibuatnya. "Mandi sekarang!! Gue tunggu dibawah."

Gita masih saja berdiam diatas kasur kesayangannya. Bukan untuk mengumpulkan nyawa tapi mengumpulkan bagaimana cara dapet duit. *plakk

"GITAA!! WOO!!"

"Iya-iya onyeeee ah." balas Gita, lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri

Setelah mandi dan melakukan tetek bengek lainnya, Gita segera turun ke bawah, menyusul Danu yang menunggunya.

"Lama amat sih ? Dasar cewek, mandinya seabad."

"Diem, Dan, temenin gue sarapan dulu yuk."

"Sarapan? Sarapan kepala lu peyang ? Kagak liat udah jam berapa ini? 15 menit lagi udah waktunya masuk. Lu lupa dosen hari ini siapa?" Gita berpikir sejenak mengingat siapa dosennya hari ini.

"Mampus ! Ayo cepet !"ajak Gita setengah berlari sambil menarik tangan Danu.

Dengan kesal Danu berucap, "makanya, harusnya kamu tuh bangun lebih pagi. Mana tidurnya udah kayak kebo, susah banget dibangunin."

"Ah Dan, udahlah... jangan banyak ngomong lagi. Cepet buka mobilnya," omel Gita yang sudah terlihat panik.

"Iya iya... dasar bawel," gerutu Danu sambil membuka mobilnya.

Jalanan seakan tak bersahabat dengan kedua remaja tersebut. Lalu lintas yang macet ditambah cuaca panas kota Jakarta membuat Danu menahan emosi mati-matian agar tak marah-marah pada Gita.

"Kalau sampai kita telat lagi Git, gue pastikan lo bakal berangkat ke kampus sendirian!!!" Ancam Danu pada Gita yang cemberut.

Dikarenakan kemacetan di jalan, waktu mereka terhambat dua puluh menit. Otomatis mereka terlambat masuk kelas.

"Buruan, Git! Kita udah telat! Lagian dibilangin pake sneakers aja malah begayaan pake wejes." Danu berseru ketika melihat Gita kesulitan melangkahkan kakinya.

SamCer ( Sambung Cerita )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang