Saya mulai mengetik part ini tanggal 4 Juni, dan bisa saya pastikan bahwa part ini baru akan saya share 5 Juni nanti. Alasannya jelas, karena sekarang sudah pukul 23.43 haha. Gak lucu.
Ya, seperti di part part sebelumnya, saya selalu gagal membuat pembukaan yang menarik hm. Bahkan kayaknya di semua bagian dari tulisan saya ini, tidak ada yang menarik. Ini ada yang baca selain anak kelas saya gak sih?
Eh, terserah deh. saya kan nulis dari hati, gak berharap banyak yang baca, yang penting saya bisa menceritakan tentang kelas saya ini. Oke. Jangan lupakan prinsip awal, Disa.
Jadi dengan kalimat-kalimat gak jelas dan berputar-putar di atas, sebenarnya ini part apa?
Ini part special buat dua tiang listrik kesayangan saya.
Alasan saya singgung soal tanggal di paragraph pertama tadi karena orang-orang yang ingin saya ceritakan di part ini sedang berulang tahun. Dan mereka adalah tiang listrik di kelas saya.
Tiang listrik 1, yang hari jadinya sudah akan berakhir 5 menit lagi terhitung dari kata terakhir dari kalimat ini.
Dan tiang listrik 2, yang hari jadinya akan dimulai 4 menit 39 detik dari kata terakhir dari kalimat ini.
Si tiang listrik pertama, agar lebih akrab, mari kita sebut saja Suci.
Suci adalah cewek tinggi-makanya daritadi saya sebut tiang listrik-oh, bukan Cuma tinggi, tapi dia cewek ter-tinggi di kelas saya. Dengan tubuh--yang bisa dibilang-kurus dan bentuk wajah yang panjang, jadi bisa dibayangkan seperti tiang, tongkat, atau lidi. Terserah imajinasi anda saja.
Setelah anda membayangkan salah satu dari benda panjang itu(?), maka saya berharap anda segera menghapusnya karena teman saya ini masih berbentuk orang, cantik pula. Bodi panjangnya gak lurus-lurus amat kok, karena dia cewek jadi punya... ya you know lah. Trus bicara soal wajah, tadi saya sudah bilang kalau muka dia ini panjang, ya memang. Atau ada sebutan lainnya yah untuk bentuk wajah? Oval mungkin? Au ah.
Yang jelas bentuk wajah suci dibilang panjang karena didukung cara dia pakai jilbab. Runcing ke atas, menyempit di tengah dan didukung juga dengan dagunya yang tirus. Suci punya mata yang eye-smiling, yup, mata yang ikut senyum saat bibirnya senyum. Dan lagi, hidungnya mancung. Jadi kalau kalian benar ingin saya kasi penggambaran, bayangkan saja Ify Blink. Tau kan? Eh tapi, masih runcingan dagunya Ify sih. Tapi sebelas dua belas kok. Makanya saya bilang teman saya ini cantik.
Tapi cantik bagi cewek yang punya tinggi di atas rata-rata teman kelasnya, membuat fans Suci tidak sebanyak fans-fans para primadona yang saya ceritakan di part sebelumnya. Ya iyalah, cowok kan minder gitu ya, kalau lebih tinggian ceweknya.-.
Eh tapi, mantannya Suci pendek kok. Oiyaya. Ssst... mantannya ini anak kelas sebelah looh, dan sekaligus mantan teman kelas kami waktu kelas X dulu. Kalau mau tau namanya, kalian bisa liat di part tentang Dian, Suci dan si mantannya ini kan pemeran utama di lagu ciptaan Dian.
Okey, gak usah bahas si mantan. Hari gini bahas mantan? Mending move on.
Focus ke Suci, Suci salah satu teman favorit saya. Objek bully saya. Dan bisa dibilang objek bully-an sekelas. Orangnya gak bisa marah sih, terlalu sabar *perlu diajarin marahnya Dewi nih kayaknya*. Trus Suci itu gampang ketawa, ya mungkin karena dia juga ada di kelas yang lebih banyak yang bisa diketawain. Kelas saya terlalu lawak, emang.
Awal kenal Suci, waktu itu saya gak terfikir bisa akrab dengan dia. Kenapa ya... saya Cuma mikir... dia dari kalangan popular *ternyata saya bisa minder juga*. Maksudnya gini, dia kan dari SMP yang bisa dibilang-keren-gitu ya, trus waktu awal-awal kelas X itu dia selalu ngumpul sama teman-teman se-smp-nya. Apalagi dia anak ekskul Paskibra yang notabene adalah ekskul terkeren di sekolah saya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Disa And I'm Stalker
HumorTentang Disa si anak IPA 7. Yang heboh tapi rese. Yang cempreng tapi ngangenin. Yang pesek tapi manis. Wkwkwk. Kalimat-kalimat di atas gak ada yang bener selain yang baris pertama. Pokoknya, ini cerita tentang Disa dan hasil pengamatannya tentang k...