Chapter 4

89 13 1
                                    

 Haera dan Jimin memasuki kamar mereka. Kamar yang tidak begitu luas tapi nyaman dengan sebuah balkon dan laut sebagai pemandangannya. Haera berjalan menuju balkon dan memejamkan matanya membiarkan angin sepoi menerpa wajahnya. Jimin tersenyum lalu menghampiri Haera. Lelaki itu menatap Haera yang masih memejamkan matanya. Mulai dari mata, hidung, dan bibir merah muda milik Haera. Entah kenapa Jimin ingin sekali merasakan kelembutan bibir itu. Haera membuka matanya dan sontak Jimin mengalihkan pandangannya ke depan.

"suasananya sangat bagus ya?"

"hm..sangat bagus apalagi bersama gadis secantik dirimu"

Blusss

Pipi Haera memerah seketika. Gadis itu memukul pelan lengan Jimin dan meninggalkan Jimin. Lelaki itu tersenyum geli melihat rona kemerahan di pipi Haera

Malam harinya mereka mengadakan barbeque di halaman belakang villa. Dengan dibantu oleh penjaga villa, mereka mulai menyiapkan hidangan. Jin dan Hoseok bertugas memanggang daging, Haera, Minjoo, dan Hari membereskan meja, Taehyung, Jungkook dan Namjoon menyiapkan bumbu.

"yak Namjoon-ah bukan seperti itu memotong bawangnya. Caramu salah!"

"aku kan tidak pandai memotong bawang hyung! Dan kau kenapa bersantai disana sih? Dasar hyung pemalas!" sahut Namjoon pada Yoongi yang tengah asik duduk-duduk di dekat mereka

"aku tidak bisa memasak"

"kau pikir aku bisa? Lihat saja Jungkook, dia memotong daging seperti memotong kayu. Tebal-tebal sekali haha"

"hyung ini sudah usaha maksimalku hyung!"

Setelah 15 menit bergelut dengan api dan panggangan akhirnya dagingnya matang

"akhirnya matang juga. Waktunya makan!" teriak Hoseok

"hyung cepat hyung aku sudah sangat lapar"

"sabarlah Jungkook! Kau seperti anak kecil saja!"

Merekapun menikmati makan malam dengan gembira. Sesekali ada canda tawa diantara mereka tapi Haera memilih diam dan hanya duduk santai di sebelah Hari yang dari tadi sudah seperti orang gila karena terlalu banyak tertawa. Jam sudah menunjukan pukul 10 malam. Waktunya istirahat karena besok mereka akan melanjutkan aktivitas liburan. Satu persatu mulai masuk ke kamarnya. Begitu juga Haera dan Jimin. Mereka sudah mengganti pakaian menjadi pakaian tidur. Haera memakai piyama dan Jimin memakai kaos putih polos serta celana pendek selutut.

"Haera-ya kau tidur saja di kasur aku akan tidur disofa"

"kau yakin? Tapi sofa itu kecil. Bagaimana kalau tubuhmu pegal-pegal?"

"aku tidak apa. Tidurlah"

Haera membaringkan tubuhnya di kasur. Sedangkan Jimin beralih ke sofa. Sofa itu memang berukuran kecil. Jimin sebenarnya ragu untuk tidur disana tapi ia tidak enak dengan Haera. Masak iya mereka tidur seranjang? Mereka kan bukan pasangan kekasih. Dan jimin juga tahu tidak mungkin Haera mau tidur seranjang dengan lelaki

Haera membuka matanya. Tidak bisa tidur? Jawabannya iya karena Haera tidak bisa tidur ditempat asing. Gadis itu melirik Jimin yang sudah lelap. Tiba-tiba pikiran aneh muncul diotaknya

"apa aku harus?" gumamnya lalu melirik jam dinding. Pukul 1 malam. Sekali lagi Haera melirik Jimin. "harus! Jika kau ingin tidur Haera"

Haera bangkit dari kasurnya dan menghampiri Jimin. Haera memperhatikan wajah Jimin yang sedang tidur. Uh dia terlihat sangat tampan dan lucu ketika tidur.

"Jimin-ah!"

"eung...wae?"

"aku tidak bisa tidur"

Jimin bangkit dari tidurnya

"kenapa? Ini sudah jam 1 malam" ucapnya sambil melihat jam dinding

"aku tidak terbiasa tidur di tempat asing"

"lalu kau tidak akan tidur?"

"hem...itu..kau mau menemaniku tidur dikasur? Aku selalu memeluk Mino oppa ketika tidur ditempat asing"

"apa? Memeluk?"

"b-bukan itu maksudku. Kau cukup tidur disampingku saja"

"baiklah"

Jimin berdiri dan berjalan menuju tempat tidur diikuti oleh Haera. Gadis itu merebahkan tubuhnya disamping Jimin. Jujur, saat ini perasaan Haera sangat gugup. Bahkan gadis itu tidak sanggup melihat ke arah Jimin. Haera memang selalu tidur bersama Mino saat mereka di tempat asing, kecuali rumah. Seharusnya Haera tidak perlu gugup seperti ini toh dia juga sering tidur bersama Mino. Tapi kenapa untuk yang satu ini rasanya sangat beda? di kamar berdua, seranjang, bersama Park Jimin yang....Uhh fokus Haera! Apa yang kau pikirkan?!

"Haera-ya"

"n-ne?"

"kenapa belum tidur? Aku sudah disampingmu"

"n-ne aku tidur sekarang" jawab Haera gugup

"kau gugup?"

"ne? T-tidak!"

"ngaku saja. Kau gugup kan satu ranjang denganku? Kau memikirkan hal yang aneh-aneh ya?"

"apa? Tidak! Enak saja kau bicara Park Jimin. Sudah jangan bicara lagi aku mau tidur" Haera membelakangi Jimin yang tersenyum geli melihat reaksi Haera yang lucu menurutnya.

Haera membuka kelopak matanya. Entahlah dari tadi gadis itu mencoba untuk tidur tapi hasilnya nihil. Haera melirik Jimin yang sudah terlelap disampingnya. Dia benar-benar tampan. Haera perlahan mendekati Jimin dan memperhatikan setiap inci wajah Jimin. Tanpa sadar gadis itu tersenyum. Lalu Haera kembali ingat kenapa ia tidak bisa tidur. Mengingat hal itu membuat Haera mengacak rambutnya pelan takut kalau Jimin akan bangun.

"bagaimana ini? Uh kalau begini terus aku bisa terjaga sampai pagi" gumamnya. Haera kembali mendekatkan dirinya kepada Jimin dan mengguncang pelan bahu Jimin

"Jimin-ah!"

Jimin tetap bergeming

"Jimin-ah"

"euhh...apa lagi Haera?"

"aku tidak bisa tidur"

"apa? Ini sudah jam 3 dini hari! Tidurlah. Besok kita akan bersenang-senang"

"tapi...hem...aku..."

"aku apa?"

"bisakah kau memelukku?"

TBC



ForgiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang