Chapter 7

70 10 2
                                    

Haera merebahkan tubuhnya di ranjang king size miliknya. Tiba-tiba ia mengingat Yumi.

"kasihan juga gadis itu" gumamnya

Tringg

Haera meraih ponselnya di atas nakas lalu membuka pesan.

"from : Jimin

Sedang apa?

Haera tersenyum membaca pesan Jimin lalu mengetikkan sesuatu

Aku tidak melakukan apapun. Hanya tidur di kasur ^^"

Jimin pov

Jimin menyalakan televisi lalu memencet asal remote tv nya.

"tck! Tidak ada siaran yang bagus" keluhnya lalu meraih ponselnya dan mengetikan sesuatu

To : Haera

Sedang apa?

---

From : Haera

Aku tidak melakukan apapun. Hanya tidur di kasur ^^

Jimin tersenyum membaca pesan Haera ditambah emot lucu yang dibuat Haera. Yang Jimin tahu selama ini gadis itu jarang sekali menggunakan emot jika berbalas pesan. Lalu tanpa pikir panjang Jimin menelepon Haera

"yeoboseyo"

"Haera-ya kau tidak kerjaan kan? Bagaimana kalau kita keluar jalan-jalan?"

"hm baiklah"

"15 menit lagi aku jemput ya"

"ne"

Author pov

Haera menutup sambungan telponnya. Tanpa pikir panjang gadis itu langsung membuka seluruh lemarinya dan mengeluarkan pakaian yang menurutnya cocok. Haera akan membuangnya asal jika bajunya tidak cocok dihatinya. Gadis itu berdecak tatkala tidak menemukan baju yang cocok untuk dipakainya kencan. Kencan? Oh mengingat hal itu membuat pipi Haera merona. Gadis itu nyengir-nyengir sendiri layaknya orang gila. Ya gila karena cinta. Disisi lain Mino yang tidak sengaja melihat kelakuan adiknya itu tersenyum senang. Mino lupa kapan terakhir kali Haera bersikap seperti ini. Mungkin dua tahun yang lalu? Entahlah. Yang pasti Mino sangat senang dengan perubahan Haera saat ini. Setidaknya Haera kembali tersenyum dan tidak bersikap seperti sebelumnya.

15 menit kemudian

"Haera-ya ada Jimin dibawah" teriak Mino dari luar kamar Haera

"iya oppa"

Haera keluar dengan mengenakan dress 2 cm diatas lutut berwarna hijau daun. Rambut yang biasa ia gerai kini diikat kuda menampilkan lehernya yang putih. Tidak lupa sebuah tas selempang kecil menggantung di bahunya. Jimin membulatkan matanya melihat Haera. Gadis itu terlihat sangat cantik. Dengan rambut kuncir kuda membuat kecantikan Haera bertambah.

"Jimin-ah kau menunggu lama?"

Jimin tetap bergeming. Masih menatap Haera tanpa berkedip

"Jimin-ah!"

"oh? Apa yang kau katakan tadi?"

"aish sudahlah. Ayo" Haera menarik tangan Jimin.

kini Haera dan Jimin sudah berada di myeongdong. Pusat perbelanjaan yang terkenal di korea.

"wahh sudah lama sekali aku tidak kemari" ucap Haera

"kalau begitu kau harus berterimakasih padaku" sahut Jimin lalu menarik tangan Haera untuk lebih masuk lagi ke kawasan myeongdong

"wahh bindetteok!! Jimin-ah aku mau yang ini!"

"baiklah. Eommonim bindetteok 1 porsi"

"kau tahu aku terakhir makan ini bersama ibuku"

Jimin menoleh ke arah Haera. Takut kalau gadis itu akan menangis lagi jika mengenang ibunya. Tapi perkiraannya salah. Haera malah dengan lahap memakan bindetteok dihadapannya. Sesekali gadis itu tersenyum ke arah Jimin. Jimin menyukai perubahan di diri Haera. Melihat Haera sudah mulai bisa melupakan kesedihannya membuat Jimin senang. Lelaki itu mengusap lembut puncak kepala Haera.

"Jimin-ah. Bisakah setelah ini aku makan es krim?"

"hm..tentu saja"

Haera dan Jimin berjalan sambil memakan es krim. Jimin menautkan tangan kanannya dengan kiri kiri Haera.

Tringgg

Jimin melepaskan tautan tangannya lalu meraih ponsel yang ada disakunya

From : xx

Bersenang-senanglah dulu sebelum kau menderita

"lagi-lagi orang gila ini" gumam Jimin

"kau mengatakan apa?"

"eh? Tidak! Kau capek? Bagaimana kalau kita duduk dulu di bangku taman sana"

Haera mengangguk. Jimin menarik tangan Haera menuju sebuah taman.

"Haera-ya! Kau seperti anak kecil saja. Lihat mulutmu penuh dengan es krim" ucap Jimin sambil mengusap mulut Haera dengan tangannya

Haera hanya mempoutkan bibirnya.

"Jimin-ah!"

"hmm"

"kau...."

"apa?"

"i-itu..."

"itu apa? Bicara yang jelas Haera!"

Cup

Jimin membukatkan matanya ketika Haera mencium bibirnya tiba-tiba. Walaupun cuma menempel dan hanya 3 detik tapi sukses membuat Jimin terkejut dan jantungnya berdegup kencang.

"kau juga seperti anak kecil! Mulutmu penuh dengan es krim" Haera tertawa renyah mendapati ekspresi Jimin yang seperti anak kecil

"y-yak! Harusnya aku yang berbuat seperti itu seperti di film-film!" protes Jimin

"berbuat apa?" tanya Haera polos

"berbuat seperti ini"

Cup

Jimin mencium bibir Haera dengan lembut. Haera yang masih memegang es krim hanya mematung dan ikut memejamkan matanya. Tapi karena sedikit kesusahan akhirnya Haera membuang asal es krimnya dan memeluk leher Jimin. Jimin semakin menekan tengkuk Haera agar memperdalam ciuman. Lumatan demi lumatan membuat Haera mabuk kepayang. Tapi sayangnya Haera membutuhkan oksigen sekarang. Gadis itu memukul pelan bahu Jimin bermaksud agar Jimin melepaskan ciumannya tapi ciuman Jimin malah semakin menjadi dan semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Haera. Dengan sedikit paksaan Haera berhasil melepaskan tautan bibir mereka.

"hhh..y-yak Park Jimin! Kau ingin aku mati? Aku kehabisan oksigen kau tahu!" ucap Haera dengan nada sedikit terengah-engah

"mianhae. Aku terlalu bersemangat"

"kau ini! Bagaimana kalau ada yang melihat?"

"berarti kalau tidak ada yang melihat kita bisa..."

"yakk! Dasar mesum!"

Haera beranjak pergi meninggalkan Jimin.

"Haera tunggu!"

ForgiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang