Satu tahun sudah berlalu sejak kamu pergi dan sekarang aku baru saja lulus SMA. Waktu berganti begitu cepat, bukan?
Hari-hariku tanpamu tentu saja terasa sangat sulit. Sebisa mungkin aku melupakan percakapan pahit denganmu waktu itu agar aku bisa fokus dalam melaksanakan Ujian Nasional. Tetapi, dampakmu begitu besar hingga membuatku mengalami keterpurukan. Tidaklah mudah aku bangkit dari segala kesedihan yang kamu berikan.
Kamu membuatku merasa sangat kehilangan karena kamu telah mengingkari janjimu. Kamu tak pernah lagi menghubungiku untuk sekadar menanyakan apa kabarku. Bukankah waktu itu kamu telah berjanji padaku?
Berkali-kali aku mencoba mengirimkan pesan, tetapi kamu tidak pernah membalasnya. Aku juga tidak lupa untuk meneleponmu, tetapi nyatanya nomormu sudah tak aktif lagi. Ke manakah pergimu saat aku merindukanmu?
Kamu menghilang dariku entah karena alasan apa dan kurasa aku tidak membuat kesalahan sama sekali. Aku selalu berpikiran kalau kamu sangatlah sibuk belajar di sana dan tidak mempunyai waktu luang.
Waktu itu kamu memberikanku dua pilihan, yaitu menunggumu atau meninggalkanmu. Belum sempat aku menjawab pertanyaanmu itu, kamu sudah harus pergi karena ada sesuatu penting yang harus segera diurus karena menyangkut pendidikanmu.
Sebenarnya jawabanku adalah akan menunggumu sampai nanti waktunya kita bertemu tiba. Aku memilih untuk menunggumu karena kamulah satu-satunya kebahagiaanku, orang yang tidak dapat hilang dari pikiranku, dan juga kamulah yang membuatku merasakan manis pahitnya jatuh cinta.
Tidak peduli kalau kamu belum tahu jawabanku, aku yakin kalau kamu sudah tahu apa yang seharusnya kamu lakukan. Kenangan kita saat-saat dulu masih tersimpan jelas dalam ingatanku.
Ketika kamu dan aku pertama kalinya bertatapan, saat itulah aku percaya kalau perasaanku padamu sangatlah kuat. Kejadian pandangan pertama itulah hal yang membuatku mulai menyukaimu dan akhirnya mencintaimu.
Pada awalnya sangat sulit mendekatimu karena sikap dingin yang kamu tunjukkan padaku. Namun, seiring berjalannya waktu semuanya berubah saat kamu menyatakan perasaanmu padaku. Tetapi, nyatanya hubungan kita di masa SMA hanya berlangsung dalam waktu singkat karena kamu harus melanjutkan pendidikanmu.
Aku hanya bisa berharap semoga kamu segera kembali ke sisiku dengan sikap yang masih sama seperti saat kita menjadi sepasang kekasih. Entah berapa lama lagi kamu akan menemuiku, aku pasti berusaha menjaga perasaanku agar sama seperti dulu. Itu mimpiku dan belum tentu menjadi nyata.
Namun, hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah. Semua itu hanya menjadi pemikiranku satu tahun belakangan ini. Tapi, semakin kupikir kembali itu semua hanyalah sebuah kesalahan besar. Apa aku sanggup menunggu sesuatu yang tidak pasti?
Kehidupan manusia tidaklah sesuai dengan kenyataan karena diibaratkan dengan roda yang terus berputar. Apa yang manusia inginkan, belum tentu akan terjadi. Kisah cintaku juga bukan seperti negeri dongeng yang selalu berakhir bahagia. Mungkin Tuhan sudah menakdirkan kita untuk tidak bersama. Lalu, apa lagi yang dapat kuperbuat untuk mengubahnya?
Kurasa segalanya terasa cukup. Semua perjuanganku mempertahankan hubungan kita sudah berakhir. Akan kucoba untuk merelakan kepergianmu dan hanya menganggapmu sebagai masa lalu.
Lebih baik aku pergi dan mengubur dalam-dalam rasa cinta yang kumiliki untukmu. Sekarang, pelan-pelan aku berusaha melupakanmu. Semoga saja keputusan itu adalah pilihan terbaik.
Kusampaikan terima kasih untukmu karena telah mengisi hari-hariku sebelumnya. Aku juga berdoa agar kamu dapat menemukan orang lain yang mampu membuatmu merasa lebih bahagia daripada apa yang pernah aku berikan padamu dulu.
Selamat tinggal, cinta pertamaku....
☆♡☆♡☆Thank you so much buat kalian semua yang udah baca cerita gue, vote and comment, masukin ke reading list, mau nungguin gue update yang kadang lama.
Specially big thanks to my little cousin😙😚😘 Jadi, tokoh utama cerita ini alias Kenza Valencia itu gue terinspirasi dari namanya dia.
See you soon💛💚💜
KAMU SEDANG MEMBACA
The Force of First Sight
Teen FictionPertemuan yang berawal dari ketidaksengajaan telah mengubah pandangan Kenza Valencia terhadap Rafa Marvelle. Kehadiran Rafa yang merupakan murid baru di sekolahnya sukses membuatnya merasakan indahnya jatuh cinta. Pengkhianatan, kesalahpahaman, dan...