LANGIT
Ketika siang langit begitu terang benderang,ketika senja mulai tiba langit perlahan mulai menguning tanda akan menjadi kelam,dan saat malam langit berada di titik terkelam nya,tapi jangan lupakan ada bintang dalam gelap nya,langit adalah kehidupan,siang adalah dimana kita merasa bahagia,senja dimana kita mulai merasa rapuh dan bosan dan malam adalah dimana kita terjatuh dalam kelam,tapi jangan lupakan bintang,bintang adalah kekasihmu,ibu dan ayah mu,saudaramu,sahabat mu,sekelam apapun kamu sekarang,bintang akan tetap berada disamping mu.
"Siapa Goo junhoe ?"Tanya Hanbin akhirnya setelah semenit memandang dua orang itu berpandang-pandangan.
"Dia..?"Tunjuk Hanbin pada Junhoe sambil menatap Jinhwan.Jinhwan mengangguk.
"apa yang kau lakukan disini..?"Tanya Jinhwan mengabaikan Hanbin,Hanbin menatap Jinhwan tanpa sadar ia mengerucutkan bibirnya,ia diabaikan.Kesal.
"Membeli pakaian,kau pikir aku sedang belajar ?"Junhoe kembali pada mode sassy nya dan tersenyum miring pada Jinhwan,Jinhwan menyipitkan matanya sengit menambah kadar kemanisannya dimata Junhoe.
"Dia siapa ? orang luar negeri ? kenapa hidungnya besar sekali ?"Junhoe menunjuk tepat di wajah Hanbin,Hanbin menatap Junhoe heran.Lalu tersenyum tipis hingga tak ada yang menyadari senyumnya.
Jinhwan menatap Hanbin sejenak,lalu makin mempererat genggaman tangannya sambil tersenyum.
"Dia..Paca-"
"Aku saudara jauhnya.."Hanbin melepas genggaman Jinhwan lalu mengulurkan tangannya untuk menyalami Junhoe.Jinhwan kaget menatap Hanbin tak percaya,Hanbin melepaskan genggaman tangannya dan tak mau mengakui kalau..
Jinhwan hampir meneteskan air matanya karena itu,wajahnya memerah menahan tangisnya.
"O-ooh..begitu.."Junhoe sedikit bingung dengan aura aneh yang melingkupi kedua orang didepannya.
"Hey anak kecil,kenapa terus menunduk ?"Junhoe melambaikan tangan didepan wajah Jinhwan.Hanbin menatap Jinhwan khawatir kemudian tersenyum pada Junhoe.
"Sepertinya ada yang harus kami lakukan..mau menemani ? dia sedang mencari konsep ganji "Hanbin diam-diam meraih kembali gandengan Jinhwan,namun Jinhwan yang terlanjur kesal mengibaskan tangan Hanbin begitu saja.Hanbin menghela nafas kecil.
"Kajja..kau bisa belajar banyak dari yang disini.."Junhoe berjalan mendahului Hanbin dan Jinhwan,Jinhwan terus saja menggumamkan kata kata umpatan sesekali menghapus cepat air matanya.Sungguh,pantas saja Junhoe menyebutnya anak kecil.
"Sebenarnya ini bukan pasar baju bekas.."Ujar Junhoe memasukan tangannya kedalam saku skinny Jeansnya.
"Ah..Matta,aku tidak melihat baju yang usang disini.."Ujar Hanbin melihat kesekelilingnya,benar saja.Jaket-jaket,sweater,pants,cardigan,dan jumper terlihat baru disini meskipun tidak terdapat bandrol harga yang seperti di mall.Jinhwan ikut menatap kesekelilingnya,benar juga.Akhirnya ia pun menyudahi acara gumamannya dan mulai mendengarkan Junhoe.
"Pasar barang tiruan..yah bisa kusebut begitu.."Junhoe tersenyum miring.Lalu menatap Hanbin yang masih terheran-heran dengan keadaan sekitar.
"Siapa namamu ?"Tanya Junhoe.
"Hanbin.."Jawab Hanbin tanpa mengalihkan pandangannya pada bootleg dengan banyak manik-manik itu.
"Margamu han kemudian diikuti Bin,kau orang Goryeo ?"Tanya Junhoe.Hanbin tersenyum sinis,benar-benar senyum yang tidak pernah ia tunjukan pada Jinhwan.Sayangnya Jinhwan tidak melihat itu,ia malah bengong menatap lurus kedepan.
"anggap saja sesuai pendapatmu"Ujar Hanbin datar.
"Mwo ? barang tiruan ?? bukankah ini illegal jika ketahuan kalian bisa berurusan dengan hukum!"Seru Jinhwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Till Become Dust (BINHWAN) (END)
FanfictionWarning first Yaoi fanfic yang absurd BINHWAN [PRIVATED] Kim Jinhwan hanya ditinggali sebuah toko pakaian atau lebih tepat jika disebut distro dikawasan Hongdae oleh orang tua nya yang meninggal.Jinhwan begitu membenci hidupnya karena dia pikir oran...