Three

354 25 12
                                    

Turn on the music.

***
"Hasun-ah," Panggil Wonwoo memecah keheningan di atas atap sekolah.

"Hm?" Hasun menoleh, menautkan pandangannya pada namjachingu-nya ini.

"Kenapa wanita menyukai bunga?"

Kening Hasun berkerut sempurna, dan detik setelahnya gadis ini terkekeh mendengar pertanyaan aneh tersebut.

"Eum.. itu karena wanita menyukai hal yang indah dan manis. Kenapa kau bertanya seperti itu?"

Wonwoo mengangguk kecil tanda mengerti, lalu pandangannya beralih pada bentangan langit luas yang ada di hadapannya.
"Lalu apa kau juga suka bunga?" Bukannya menjawab pertanyaan Hasun, ia malah menambah pertanyaannya.

Hasun ikut mendongak menatap langit teduh itu, melihat pada objek yang juga dilihat oleh pria di sisinya ini.

"Yah.. seperti yang aku bilang tadi. Aku ini wanita, dan wanita suka akan keindahan, jadi tentu saja aku menyukai bunga." Jawab Hasun tertawa kecil.

Wonwoo memutar kepalanya untuk menatap Hasun, memandangi gadis itu dengan tatapan menghanyutkan yang bisa membuat siapapun terpesona.
Tak terkecuali, Park Hasun -si gadis lembut yang dipandangi ini, ia sudah terlalu sering hanyut terbawa arus dan kehilangan kontrol saat dipandangi oleh seorang Jeon Wonwoo.

Ini adalah kali kesekian dan kesekiannya Hasun diberikan tatapan seperti ini. Ia tak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa menelan salivanya dan membalas tatapan Wonwoo dengan gugup.

"Lalu apa kau menyukaiku?"

Deg deg deg.

Jantung Hasun dalam masalah sekarang. Detakan jantung yang tak terkontrol ini membuat darahnya terpompa cepat dan naik menuju wajanya, alhasil wajah Hasun mem-blushing seperti tomat matang.

Wonwoo terkekeh mendapati wajah Hasun yang memerah, baginya itu sangatlah lucu. Ia dengan percaya dirinya menanyakan hal itu pada Hasun, bukankah ia juga indah dan manis? Jadi wajar saja dia bertanya seperti itu, 'kan? -seperti itulah pemikirannya.
Dan untuk kesekian dan kesekian kalinya, ia berhasil membuat Hasun tersipu.

"M-mwoya..? Te-tentu saja aku menyukai..mu." Jawab Hasun menunduk malu dan makin mengecilkan suaranya.

Senyum Wonwoo merekah hebat mendengar hal itu.
"Ekhm, apa? Aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas, katakan sekali lagi, Hasun-ah."
Dan sialnya, Wonwoo kembali mengerjai Hasun.

Semburat merah kembali menghampiri wajah Hasun. Ia tahu bahwa Wonwoo pasti mengerjainya. Tapi mau tak mau ia harus menjawabnya.

Hasun memberanikan diri menatap Wonwoo dan menarik nafas dalam-dalam.
"Iya. Aku menyukaimu."

Wonwoo kembali tersenyum lebar dan menggosok-gosok daun telinganya, "Ah.. aku rasa telingaku mulai bermasalah akhir-akhir ini. Hasun-ah, bisa katakan sekali lagi?"

Sial, kau menyebalkan, Jeon Wonwoo! -batin Hasun sambil menyengir sebal.

"Ish.. saranghae.." Hasun berseru cukup kencang.

"Hanbeonman deo malhaejwo. (Katakan sekali lagi)."

"Aish menyebalkan!! Lupakan saja!"
Hasun memasangkan sebuah earphone ke telinga kanan Wonwoo dan telinga kiri miliknya untuk mengalihkan pembicaraan yang memalukan ini.

"Ehehe.. Kau lucu sekali. Nado saranghae, Hasun-ah." Wonwoo tertawa sambil mencubit pipi kiri Hasun dengan gemas.

Tak tahan akan rasa malu ini, Hasun segera menghidupkan musik di ponselnya. Ia berharap dengan diputarnya lagu ini, Wonwoo akan menghentikan aksi jahilnya.

I Miss YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang