Prakasa berjalan-jalan di sore hari di sekitaran pasar, ia baru saja selesai berkeliling bersama teman sekelasnya Fardy. Di sekitaran pasar yang akan segera tutup saat itu, dirinya melihat salah satu toko yang menjual berbagai kacamata. Dilihatnya salah satu kacamata yang terpajang bentuknya sangat mirip dengan yang dipunyai Mina, kacamata berbentuk bulat dan berwarna hitam. Melihatnya Prakasa langsung teringat pada Mina yang setelah beberapa hari lalu tidak pernah bertemu dengannya lagi.
Sore hari pun telah mendekati senja, burung-burung berterbangan di langit beriringan menghiasi langit yang mulai gelap dan cahaya langit digantikan dengan cahaya bintang beserta bulan beberapa menit kemudian.
Prakasa berjalan pulang melewati jalan di mana dirinya dan Mina pertama kali bertemu. Ketika itu jalan yang dilaluinya sangatlah sepi, tidak ada manusia yang lewat kecuali Prakasa yang ditemani lampu dari tiang listrik yang terpasang di jalan.
Dari kejauhan Prakasa melihat sebuah dua titik sinar yang mendekat ke arahnya. Dan saat titik itu telah berada tepat di depannya ternyata dua titik sinar itu berasal dari mata seekor serigala berbulu hitam.
Prakasa tersentak menghentikan langkah kakinya seketika, ia diam tak bergeming dan serigala itupun demikian. Di dalam hati Prakasa, ia merasa sangat ketakutan bertemu dengan serigala itu.
Namun dirinya berusaha tampak tenang. Serigala itu terus memperhatikannya dengan tatapan tajam, bola mata serigala itu disinari cahaya bulan yang terang. Prakasa melihat jelas warna dari bola mata serigala itu yang tidak sampai satu meter di depannya. Tampak jelas warna mata serigala itu berwarna hijau dan kuning. "Warna matanya," pikir Prakasa.
Suara teriakan berat lelaki terdengar dari ujung jalan di depan Prakasa kemudian. Telinga dari serigala itu bergerak mendengar asal dari suara itu.
Hewan berkaki empat itupun lari mendengar teriakan suara, berlari melewati Prakasa yang sedari tadi diam dan tak bergeming sama sekali, hanya rambutnya yang bergerak sedikit. Itupun karena tertiup oleh angin.Langkah sepatu dari kaki yang berlari mendekat ke arah Prakasa terdengar, ternyata orang yang berteriak barusan adalah laki-laki yang pernah bertemu dengannya tempo hari saat hujan di mana ia juga pertama kali bertemu dengan Mina tanpa sengaja.
"Apa kau lihat ada orang berlari lewat sini barusan?" tanya orang itu sambil mengelap keringat yang mengalir di pelipisnya.
Prakasa heran ketika laki-laki itu menyebutkan kata orang-yang-berlari. Padahal tidak ada siapa-siapa kecuali ia dan orang itu yang tadi berlarian ke arahnya. Apakah yang dimaksud orang tadi sebenarnya serigala barusan?
"Tidak," jawab Prakasa singkat menggelengkan kepala.
"Hei, apa kita pernah bertemu?" orang itu bertanya lagi.
"Tidak pernah." Prakasa berbohong, padahal ia memang pernah bertemu dengan orang itu sebelumnya. Ia langsung saja berlari meninggalkan laki-laki setelah menjawab pertanyaannya. Dirinya segera pulang cepat-cepat ke rumah, takut jika serigala tadi datang lagi.
Jantungnya berdetak sangat kencang ketika berlari di saat dirinya ketakutan. Di tengah ia berlari, ada seorang yang seperti mengikutinya dari belakang, Prakasa menolehkan kepalanya sambil berlari namun, ia tidak melihat siapapun yang berada di belakangnya.
"Hei!" suara seorang gadis terdengar membuat bulu kuduk Prakasa seketika berdiri. Sebab tadi tidak ada orang ketika ia menoleh.
Prakasa berbalik badan dan berhenti berlari lagi, saat ada yang menyapanya. "Kau mengejutkanku!" ucap Prakasa memegang dada kirinya, ia melihat ternyata yang menyapanya adalah Mina, dan Mina tidak menggunakan kacamata hitamnya malam itu. "Matamu itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
MINA FINCH: Butterfly
Ma cà rồngPrakasa anak laki-laki yang buta warna bertemu dengan gadis aneh yang selalu memakai kacamata hitam. "Far, kau percaya vampir?" "Vampir? Seperti karangan Bram Stoker di novelnya?" "Gadis yang kaulihat tempo hari bersamaku. Dia itu vampir!" Mina F...