Seorang guru datang memasuki ruang kelas yang telah ditunggu para murid yang siap belajar, guru itu berdiri di depan hadapan para mudirnya."Pagi anak-anak," sapa guru itu, guru wanita dengan tampang muda dengan suara lembut dan ramah ia melanjutkan ucapannya, "hari ini kita tidak belajar."
Belum sempat si guru muda itu menyelesaikan kalimatnya para anak-anak yang berada di kelas langsung bersorak ria gembira mendengar kabar tersebut.
"Tenang dulu sebentar," sambung si guru. "Kita memang tidak belajar tapi kita akan sibuk sekali hari ini karena sekolah kita akan mempersiapkan acara pasar malam yang diadakan setiap tahunnya."
"Asik!" salah seorang anak berseru semangat.
Si guru muda itu kemudian menarik nafas, "kegiatan ini akan kita lakukan selama dua hari ke depan, hari ini dan besok."
"Yeah!" lirih Fardy berseru.
Prakasa pun demikian, rasa tergesa-gesanya akibat datang nyaris terlambat mendadak hilang. Mendengar pemberitahuan si guru muda barusan.
Sementara Mina yang sedari tadi telah berpindah posisi bertengger di atas cabang pohon, tak jauh dari balik jendela kelas yang beradakan Prakasa dan Fardy. Dirinya yang tetap berwujud burung hitam kecil, mendengarkan dan memperhatikan setiap aktifitas yang dilakukan di dalam kelas itu.
Guru muda itu langsung saja menyuruh para muridnya bersiap-siap membantu persiapan pasar malam yang akan diadakan sekolah. Para murid di kelas dibentuk perkelompok dan telah diberi tugas masing-masing oleh guru yang kebetulan Pak Bento selaku kepala sekolah.
"Semoga saja tidak hujan," ucap seorang anak perempuan yang tengah sibuk mengunting kertas karton yang nantinya akan dibuat kelopak-kelopak menjadi bunga.
"Iya, tahun kemarin. Kan, hujan." Anak perempuan bertubuh kecil juga bersuara, "jadinya acara kemarin sepi."
Prakasa dan Fardy hanya mendengarkan percakapan dua orang gadis itu, kebetulan mereka berdua satu kelompok bersama dua gadis itu, bersama-sama mengunting kertas berpolakan kelopak bunga.
Sedangkan Mina sekarang terbang berputar-putar di udara, di atas lapangan sekolah. "Lihatlah burung itu," tengok Fardy kebetulan menoleh ke arah jendela, "berputar-putar seperti gasing saja."
Saat itu Fardy, Prakasa dan dua orang gadis satu kelompok dengan mereka tengah berada di ruangan perpustakaan sekolah, mengerjakan tugas mereka. Fardy tidak menyadari jika burung yang berputar-putar itu ialah Mina yang entah mengapa seperti itu. Prakasa tidak menghiraukan sama sekali ucapan temannya itu, ia terlihat sangat fokus mengerjakan tugasnya sekarang.
"Aku mau pipis," bisik anak perempuan bertubuh kecil pada teman di sebelahnya beberapa saat kemudian, "temani aku yuk, ke toilet."
"Baiklah," si gadis yang di sebelahnya menjawab, si gadis berkacamata tebal. "Sekalian ke kantin ya, eh kalian mau nitip?" tawarnya pada Prakasa dan Fardy.
"Ah, apa ya. Hmm." Fardy sejenak memikirkan sesuatu untuk cemilannya. "Teh kotak sama roti isi kacang hijau, ya."
"Prakasa?" jawil gadis bertubuh kecil, "mau nitip apa?"
Prakasa menoleh."Sama kayak Fardy, teh sama roti tapi aku isi cokelat."
KAMU SEDANG MEMBACA
MINA FINCH: Butterfly
VampirePrakasa anak laki-laki yang buta warna bertemu dengan gadis aneh yang selalu memakai kacamata hitam. "Far, kau percaya vampir?" "Vampir? Seperti karangan Bram Stoker di novelnya?" "Gadis yang kaulihat tempo hari bersamaku. Dia itu vampir!" Mina F...