Chapter 8: Berkunjung

263 55 27
                                    

Mina tengah berjalan di bawah langit, saat tengah malam. Ia baru saja melarikan diri dari rumah sakit karena mencuri sekantong darah segar dari rumah sakit di sekitar sana.

Mina pun berjeda sejenak, duduk di bawah lampu dari tiang di jalan. Menikmati darah segar yang ia hisap dari kantong darah. Matanya sesekali melirik liar ke berbagai arah.

"Hei, kita bertemu lagi." Suara serak terdengar, Mina lantas mencari asal suara itu. Ternyata suara itu berasa dari Marcus yang bertemunya ketika berada di hutan kaki Bukit Semut beberapa hari yang lalu.

Mina berdiri dan melemparkan kantong darah yang telah kering ke tempat sampah yang berada di dekat tiang lampu jalan, di tempatnya sekarang.

"Dasar penguntit," tuding Mina wajahnya masam.

"Siapa yang menguntitmu," ucap Marcus dirinya menolak dituduh penguntit. "Kebetulan saja kita bertemu dan karena aku ini vampir ramah, makanya kau kusapa."

"Oh, baiklah vampir ramah," ucap Mina berirama. "Aku pergi dulu."

Gadis vampir itu melangkahkan kakinya pergi, tapi baru selangkah malah dicegah Marcus. "Tunggu dulu." Marcus menarik tangan Mina yang membelakanginya, lalu dirinya mengerjap dan berkata, "kau rupanya campuran."

Mina menarik nafasnya. "Ya-begitulah." Lalu menyambung kalimatnya, dengan alis berkerut, "kau bisa mengetahuinya hanya dengan menyentuhku?"

Sementara itu tangan Marcus yang memegang Mina tadi telah dilepaskan. "Memang," ucap Marcus dengan bangga. "Itulah bakatku."

"Kenapa kau mendekati manusia? Kau tahu tentang kutukan itu kan?" tanya Marcus menatap tajam ke arah gadis vampir pemilik mata hetero itu.

"Aku tahu," jawab Mina. "Lagian aku menyukai kedua remaja itu." Yang dimaksud Mina adalah Prakasa dan Fardy, kedua remaja sebaya yang telah ia anggap teman. Walaupun mereka berdua itu sendiri masih sedikit merasa takut berteman dengan seorang gadis vampir, Mina.
"Kapan-kapan kita bicara lagi," sambung Mina.

"Kau tinggal di mana?" tanya Marcus lagi, menghentikan langkah Mina, "ikut aku sebentar, kukenalkan keluargaku. Vampir yang tinggal disekitar sini."

Mendengar ajakan Marcus membuat Mina merasa tertarik dan mau mengikuti vampir yang memiliki postur badan tinggi dan tampan itu, menemui keluarganya.

Langsung saja mereka berdua pergi di kediaman Marcus. Dilihat Mina detik itu, ia telah berada di depan bangunan tua peninggalan zaman penjajahan Belanda.

Kini Mina dan Marcus sudah memasuki gedung itu, gedung tua itu besar dan luas dari dalam. Namun, tinggi bangunan hanya dua tingkat saja. Di dalamnya terdapat tangga untuk menuju tingkat kedua bangunan. Di dinding bangunan yang keseluruhan dari beton itu dihiasi lukisan-lukisan abstrak dan cat putih dari dinding sebagian telah terkelupas termakan usia.

Kemudian datang dua orang menghampiri Mina, yang saat itu Mina tengah duduk menunggu di sofa panjang. Dua orang itu adalah Marcus yang mengajak satu wanita, dari tampangnya wanita itu terlihat dewasa dan ramah, rambutnya panjang tergerai berwarna coklat.

"Kau begitu menakjubkan," ucap wanita itu kagum. "Aku belum pernah melihat campuran sepertimu secara langsung."

Mina menanggapi pernyataan wanita itu dengan senyum kikuk.

"Kenalkan ini, Marla," ucap Marcus. "Sudah kuanggap seperti orangtuaku sendiri."

Tiba-tiba dari luar ada seseorang yang berusaha menarik kenop pintu dan membukanya. Muncul gadis dengan rambut hitam panjang, mengembang keriting bagai mie. "Siapa dia?" ucapnya saat melihat Mina, matanya memperhatikan Mina tajam dari ujung kaki sampai kepala. Dilihatnya warna mata Mina yang berbeda warna kuning dan hijau. Tidak seperti dirinya, Marcus dan Marla yang mempunyai mata berwarna abu-abu.

MINA FINCH: ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang