Chapter 4: Mantel

489 152 75
                                    

"Far, kau percaya vampir?" tanya Prakasa pada teman sebangkunya Fardy.

"Vampir? Seperti karangan Bram Stoker di novelnya," ucap Fardy berbisik karena mereka berdua sedang berbicara saat belajar di kelas.

"Gadis yang kaulihat tempo hari bersamaku. Dia itu vampir!" bisik Prakasa mengejutkan Fardy.

"Kau bergurau?" Fardy memegang kening Prakasa, berpikir jika temannya itu sedang stress.

"Aku serius. Dia bisa berubah wujud menjadi serigala hitam," ucap Prakasa berbisik-bisik.

"Apa kau semalam mimpi buruk?" Fardy masih tampak tidak percaya dengan ucapan Prakasa.

"Kau harus menginap ke rumahku malam ini. Akan kutunjukan padamu. Jika dia, Mina itu vampir!" ucap Prakasa.

Guru yang sedang berjalan-jalan berkeliling di antara bangku murid lain di kelas, memergoki Prakasa dan Fardy berbisik-bisik saat murid lain sibuk dan fokus dengan apa yang tercatat di papan tulis. Guru itu pun berjalan ke arah bangku mereka berdua dan memukul kepala keduanya dengan gulungan buku miliknya. Keduanya mendesah sakit dan menggosok-gosok kepala mereka.

TENG-TENG

Suara lonceng sekolah menandakan bubarnya aktifitas belajar saat itu. Prakasa dan Fardy keluar kelas bersamaan, sebelum pulang ke rumah Prakasa menghampiri kediaman Fardy dahulu meminta izin kepada orang tua Fardy jika dirinya akan mengajak Fardy untuk menginap di rumahnya satu malam dan kebetulan besok adalah hari libur sekolah.

"Aku pergi Bu," pamit Fardy pada ibunya yang berdiri di depan pintu.

"Permisi, Bi." Prakasa juga berpamitan kepada ibunya Fardy.

"Menurut novel ini. Vampir itu tidak bisa terkena sinar matahari," ucap Fardy sembari mengunyah permen karet yang berada di mulutnya dan sesekali meniupnya menjadi balon.

"Tapi sepertinya dia kebal berhadap sinar matahari," ucap Prakasa. Di perjalanan menuju pulang ke rumahnya ia dan Fardy mencari akal agar dapat mengusir Mina si vampir.

"Bagaimana jika kita menggunakan bawang putih?" Fardy menyarankan.

"Bawang putih?" Prakasa nampak bingung.

"Katanya menurut mitos, vampir itu takut bawang putih."

"Hmm, kita akan mencobanya nanti," ucap Prakasa pesimis.

MEOW

"Hei ada kucing di belakang kita." Fardy menoleh saat suara kucing itu terdengar olehnya. Ia menghentikan langkahnya dan menggendong kucing yang berbulu hitam itu lalu mengelusnya. Fardy adalah seorang anak pecinta kucing, di rumahnya dia punya enam ekor kucing. Karena itulah jika melihat kucing di manapun, Fardy selalu menyempatkan untuk mengelus kucing yang di temuinya.

Fardy mempercepat jalannya karena tertinggal oleh Prakasa yang tidak ikut berhenti.

MEOW MEOW

"Imutnya, lihat mata kucing ini keren sekali." Fardy mengelus lembut kepala kucing itu. "Aku kepingin punya kucing seperti ini, kalau tidak salah namanya kucing odd eye."

MINA FINCH: ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang