Lagi. Aku terjatuh ke dalam perasaan yang sama. Menyambangi setiap torehan aksara yang mengalir deras di pelupuk mata. Saat tak sengaja mata ini menangkap dirimu.
Lagi. Sudah kesekian aku menata hati. Tak kubiarkan tergoyah. Namun saat bertemu dirimu, kokohnya hatiku runtuh. Mata ini tak ingin menatap dirimu. Kubiarkan sepasang mataku ini mengedarkan dengan sibuknya. Berharap tak kulihat dirimu.
Lagi. Aku tak bisa berlama-lama menyibukkan mataku untuk tak melihatmu. Benar saja, semburat senyum terlukis dari bibirmu. Membuatku semakin runtuh. Tak berdaya menatap senyuman manismu yang berhasil menyihirku. Membuatku kembali memasuki perasaan yang sama.
Lagi. Betapa ekstranya aku menata hati kembali. Membuat dinding kokoh mengeliling. Agar aku tak runtuh saat kembali bertemu denganmu kesekian kalinya. Tapi tetap saja, aku tak bisa melepas pandanganku darimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Narasi
Non-FictionSoal kehidupan banyak rasa. Kumpulan narasi ini hanya menjadi penyanding atas rasa yang tertoreh. Mewakili setiap rasa yang kini mencuat di relung hati. Membiarkan aksara demi aksara terlukis indah. Demi merasakan kehidupan ini.