Langit pekat, membentang seluruh kota. Angin mendesir kencang disambangi kilatan di langit. Gemuruh mulai melanda di bagian sisi kota.
Aku terlalu takut menatap langit pekat dan kilatan cahaya. Sehingga aku jauh melangkah ke dalam rumah, menyisakan gemuruh yang terdengar.
Tapi, angin menyembur masuk ke dalam rumah. Lewat pintu-pintu yang dibiarkan terbuka, angin itu masuk. Menyisakan dingin yang menusuk.
Semua orang sedang bercengkerama di ruang tamu. Gurauan dan tawa pecah di sana. Kehangatan terlihat terjaga di sana, di ikatan keluarga.
Dan aku hanya tersenyum di tengah renyahnya pembicaraan. Tanpa menyauti.
Pikiranku tidak berada di sana. Tapi memilih ke luar dari jalurnya. Sedang berharap cemas memikirkan sesuatu hal yang menjadi awal mumpuniku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Narasi
Non-FictionSoal kehidupan banyak rasa. Kumpulan narasi ini hanya menjadi penyanding atas rasa yang tertoreh. Mewakili setiap rasa yang kini mencuat di relung hati. Membiarkan aksara demi aksara terlukis indah. Demi merasakan kehidupan ini.