VI

17.6K 1K 5
                                    

"Jangan sentuh aku!" Ujar Akira dengan cukup keras.

'Akira...' Ujar Kai dalam hati. Entah mengapa Kai merasa senang dengan penolakan Akira terhadap laki-laki itu.

"Yamamoto-sama..." Ujar guru sambil menatap Akira dengan bingung serta cemas.

"Ah...haa... Kah...Kai....Khai..." Ujar Akira yang dapat didengar oleh semua orang disana walaupun suara Akira terdengan pelan.

"Akira-san?" Tanya laki-laki itu dan tangannya yang tadi berhenti untuk menyentuh pundak Akira, kembali terulur untuk menyentuh pundak Akira.

Namun Kai segera beraksi dan mendorong laki-laki itu. Lalu mengangkat Akira dengan princess style.

"Kai kelihatan keren..." Ujar beberapa murid saat melihat aksi Kai.

♂▣♂

Sesampai diuks, Kai meletakkan Akira dikasur.

"Jadi?" Tanya Kai dengan seringai khasnya.

"Haa...hahh..hah...henthikanh..." Ternyata Akira masih saja keras kepala.

"Kau...haahh.. kenapa kau keras kepala sekali? Ini sudah satu bulan lebih kita melakukan sex tapi selalu aku yang mulai duluan. Itupun perlu tambahan ancaman lagi." Ujar Kai yang kini frustasi.

"Ah...haa...Henhtikhan khai!" Akira juga sama frustasinya.

"Sebenci itukah kau terhadap sex. Tidak bisakah mengecualikan aku!" Kini Kai mengacak rambutnya.

"Aahh...thidhak!"

"Akira! Aku!-sejujurnya setelah aku melakukan sex denganmu, aku jadi tidak tertarik lagi untuk melakukan sex dengan yang lain! Sebelumnya juga aku bukan orang yang gila sex, tapi! Sepertinya nafsuku akan sex meningkat drastis gara-gara kau, Akira!"

"Haahh...kai...haa..." Entah mengapa Akira menjadi tidak tega melihat Kai yabg sefrustasi itu. Tapi mengapa? Seharusnya dia senang karena Kai sepertinya terjebak senjat senjata makan tuan. Kai sendiri yang memulainya. Kalau Kai waktu itu tidak mempunyai ide untuk memperkosanya mungkin Kai tidak akan seperti ini. Menyedihkan memang...

"Aku tidak peduli lagi... ini akan menjadi kedua kalinya aku memperkosamu namun kurasa kau harus merasakan frustasi yang kurasakan sekarang!" Kai langsung membuka celana Akira dengan paksa.

"Jha-nganh..." Akira tidak mampu menahan Kai karena jujur dia nerasakan tubuhnya lemas sekali juga sepertinya tubuhnya benar-benar ingin menuntaskan gairah ini.

"Lihat betapa basahnya didalam sini..." Kai langsung mengocok penis Akira menggunakan tangannya dengan kuat.

"Uwaaahhh...haaahhh...ahh..." Kai membuka seragam Akira dan menjilat salah satu nipple Akira serta mencubit nipple yang satunya.

"Hah...hahh...haahhh...K-kelhuar..." cum Akira keluar dan ditelan olah Kai.

Setelah itu Kai mencabut vibrator nya dan melemparnya.

"Hentikan...hah..hah.. kalau kamu teruskan melulu, maka kamu akan terus ketagihan, Kai...hah..hah.."

"Hentikan? Jangan bercanda! Aku tidak bisa berhenti, Akira!" Dengan sekali hentakan, penis Kai masuk kedalam lubang pantat Akira.

"Aaaauuhh! Ah...ngh...nnh..." Kai mencium bibir Akira. Menggigit bibir bawah Akira sehingga Mulut Akira terbuka dan lidah Kai masuk. Melilit lidah Akira sehingga saliva Kai dan Akira bercampur.

"Nngh...nnhh...nh..." Saat Kai melepas ciuman mereka, Kai memandang wajah Akira dengan intes. Kedua napas mereka beradu disertai desahan.

"Ahkirah... k-keluarhh..."

"Aaaahhh...." Mereka berduapun bersama-sama mengeluarkan cum.

♂▣♂

Sesaat setelah Kai dan Akira memperbaiki pernampilan mereka, Akira langsung menelepon Daemon untuk menjemputnya.

"Akira..." Kai memanggil Akira namun tidak dihiraukannya.

"Akira! Lihatlah aku!" Teriak Kai dan Akira menurutinya.

"Apa yang ingin kamu ucapkan lagi! Aku tidak ingin mendengar apapun! Ini semua bukan salahku kalau kamu menjadi maniak sex! Ini semua kamu yang mulai duluan! Dari awal aku sudah menyuruhmu untuk berhenti bukan?!" Terial Akira. Akira marah karena Kai menganggap ini semua gara-gara salahnya.

"Tidakkah kau mencoba untuk mengecualikan aku?"

"Dengar Kai! Aku jijik terhadap sex! Aku jijik! Karena apa? Karena Papaku! Ini semua karena papaku! Papa adalah seorang maniak sex dan dia menikahi mama karena dia menyukai tubuh mama. Namun setelah aku lahir, papa membuang mama karena dia sudah bosan terhadap tubuh mama! Kau dengar! Dia bosan! Papa bahkan terang-terangan melakukan hubungan sex dengan wanita lain didepan mama! Dan kau tahu apa yang terjadi setelah itu? Mamaku bunuh diri! Bunuh diri!" Tanpa sadar air mata Akira telah berjatuhan.

"Akira..."

"Kau...Kau sama seperti papaku! Sekarang kau bilang kau begitu menginginkan tubuhku namun setelah kau bosan, kau akan buang aku begitu saja! Mama sering menangis melihat kelakuan papa... Dia mencintai papa dengan tulus namun apa balasan yang dia dapat? Kebahagian sesaat! Bullshit! Kamu dan papa sama saja! Aku jijik dengan kalian!" Akira langsung meninggalkan Kai dan menuju gerbang sekolah. Disana Daemon telah berdiri didepan mobilnya.

"Akira-sama?!" Daemon terkejut melihat air mata Akira yang bercucuran. Sudah lama sekali, Akira terakhir menangis adalah saat melihat nyonya besar yang sedih karena perlakuan tuan besar.

"Ambilkan tasku dikelas. Aku akan menunggu didalam mobil." Akira segera masuk kedalam mobil.



-Author meminta maaf dengan typo yang bertebaran-

I Love You, Bastard! (boy x boy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang