II

22.7K 1.3K 15
                                    

Sudah seminggu saat Akira sekolah di Houka Gakuen dan murid-murid lainnya tidak pernah ada yang menawari diri mereka untuk berteman dengan Akira karena mereka memilih untuk menjauhi Akira dari pada nanti akan ada akibat fatal dari kelakuan buruk mereka terhadap Akira. Sedang Akira malah lebih berharap keadaan ini terus berlangsung sampai dia lulus. Akira memang tidak mau dekat dengan siapapun dan lebih memilih dudun diam sambil memandang keluar jendela. Guru-gurupun juga memilih menjauhi Akira karena takut akan apa yang nantinya mereka dapati karena bersikap tidak sopan terhadap Akira. Sebenarnya menjauhi Akira sudah menunjukkan ketidak sopanan namun Akira tidak memusingkan itu.

♂▣♂

Saat istirahat, Akira sedang tidak mood untuk duduk dikelasnya karena ada pembulian dikelasnya. Ya itu sudah sering terjadi dan Akira sama sekali tidak menghiraukannya. Namun kali ini pembuliannya lebih parah sampai menelanjangi orang yang dibuli membuat Akira menjadi risau.

Akira memutuskan untuk berjalan ditaman belakang.

"Ah! S-sakit! To-ah-longh h-hen-tikanh ah...ah.." Mendengar suara itu membuat Akira berjalan menuju asal suara itu.

"Haha... lihat bos! Dia begitu menikmatinya!" Ujar seseorang yang ditanggapi beberapa tawa.

"Ah...hah...ah..."

"Kau harus memasukkannya lebih dalam untuk mendapatkan kenikmatan yang luar biasa." Ujar seseorang.

"Ah....ah...hah..."

Makin lama, suara tersebut makin besar dan akhirnya Akira sampai keasal suara tersebut. Dia melihat seseorang yang membelakanginya sambil setengah baring dengan kedua kaki yang dilebarkan. Pakaian orang itu sangat berantakan. Celananya juga telah lepas dari kedua kakinya menyisakan boxer yang bergantung diujung kaki kirinya.

Terdapat empat orang yang berdiri didepannya sambil tertawa dan satu orang dielakang mereka sedang duduk dibangku taman yang berada didekat sana sambil menyeringai.

Mata orang sedang duduk itu bertemu dengan mata Akira.

"Teman-teman, kita kedatangan tamu terhormat. Sepertinya kini dia memutuskan untuk keluar dari kelas setelah seminggu disana." Unar orang itu membuat empat orang juga orang yang membelakanginya menoleh pada Akira.

"Oops dimana sopan satunku? Namaku Kai Asahina." Ujar orang itu yang hanya dijawab Akira dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Kemarilah dan duduk disini." Ujar Kai sambil menepuk-nepuk tempat kosong disebelahnya.

Akira berjalan dan duduk disebelah Kai. Kini Akira dapat melihat dengan jelas apa yang dijadikan bahan tertawaan keempat orang itu.

Seorang laki-laki yang memakai kacamata yang nampak culun sekali kini dalan posisi setengah baring juga bagian bawahnya yang telanjang dan seragam atasannya yang sangat berantakan. Kedua kakinya yang mengangkang sangat lebar juga boxernya yang bergantung dikaki kirinya. Celananya tergeletak disampingnya. Puncak penisnya yang dipenuhi dengan cairan putih yang Akira yakini itu adalah spermanya. Juga benda yang berada dilubang bantatnya dan dipegangi oleh tangan kanannya. Nampak sekali raut wajahnya yang berantakan karena air matanya juga salivanya.

"Apa yang dilakukannya?" Ujar Akira yang kini memandang aneh pada orang yang didepannya.

"Apa kau belum mengerti juga yang sedang dilakukannya?" Tanya Kai yang dijawab gelengan kepala oleh Akira. Membuat orang-orang yang ada disana terkejut dengan jawaban Akira.

"Wow... Kalau begitu tuan muda, kusarankan anda sebaiknya pergi dari sini karena nanti akan merusak pirikan bening anda." Ujar Kai.

"Apakah tidak bisa kamu jawab saja?" Ujar Akira yang mulai kesal.

"Baik-baik... aku tak bertanggung jawab ya! Jawabnya sex! Kau tak mengerti? Dia sedang memuaskan dirinya sendiri!" Jawab Kai.

"Dan itu atas perintah kalian. Kalau kalian ingin membuli orang sebaiknya kalian cari cara yang lain. Ini sungguh menjijikan. Sex itu konyol. Orang-orang yang gila sex itu idiot." Entah mengapa mendengar kata sex, Akira langsung menjadi marah. Kini Akira telah memasang wajah jijiknya sambil memandangi Kai seperti Kai adalah manusia paling jijik didunia. Akira masih ingat dengan jelas alasan mengapa dia sangat jijik dengan kata sex.

Akira segera bangkit berdiri dan menghampiri culun itu.

"Segera bereskan dirimu sekarang!" Ujar Akira.

Culun itupun segera melepaskan benda yang ada dilubang pantatnya. Nampak sekali.wah kecewa yang terpanpang jelas diwajahnya saat benda yang menyerupai penis itu lepas dari lubang pantatnya. Dia segera memakai boxer dan celananya juga merapikan penampilannya.

"Buang benda itu ketempat sampah sekarang!" Si culun itu segera memungut benda itu dan membuannya ketong sampah yang tak jauh dari sana lalu kembali lagi ke Akira.

Akirapun segera menendang perut siculun itu membuat siculun itu terjatuh ketanah. Akira menginjak penis siculun membuat siculun merintih kesakitan.

"Wajah kecewa apa itu hah? Menjijikan!" Ujar Akira.

"S-sakit..." Ujar siculun.

"Kamu belum puaskan? Mau kupuaskan dengan kakiku?" Ucapan Akira membuat Kai bersiul.

"S-sakit... M-maafkan aku..." Ujar siculun itu saat Akira semakin menekan kakinya yang menginjak penis siculun.

"Baik." Akirapun melepaskan kakinya lalu Akira mengambil dompet dari kantong celananya. Melempar semua uang cash di dompetnya kepada siculun. Entah berapa banyak jumlahnya yang pasti totalnya sangat besar.

"Ambil uang itu. Mulai sekarang kamu keluar dari sekolah ini." Akira pun berjalan meninggalkan siculun.

'Akira... ah... pikiranmu sangat bening sekali namun mendengar kata sex, membuatmu sangat emosi. Juga jijik setengah mati. Sex, aku ingin sekali melihat reaksimu saat kau melakukan hal yang membuatmu jijik. Haha... pasti sangat menyenangkan!' Pikir seseorang saat memandang Akira yang berjalan menjauh.

-Author meminta maaf dengan typo yang bertebaran-

I Love You, Bastard! (boy x boy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang