X

14.9K 867 17
                                    

"Kai... a-aku... thanks sama perasaanmu... tapi aku...aku...tidak tahu perasaanku padamu." Terdapat wajah kecewa Kai namun berusaha ditutupinya dengan senyuman kecil.

"Aku... jantungku tidak berdebar sepertimu saat ini kamu bisa mendengarnyakan?" Yap, memang benar jantung Akira memang tidak berdebar seperti Kai dan Kai hanya bisa mengganggukkan kepalanya.

"Kai... maaf..." Ujar Akira dan Kai mulai melepaskan pelukkannya.

"Ya... aku...mengerti..." Ujar Kai. Kalau kalian bertanya bagaimana hati Kai sekarang... hatinya yang tadi berbunga-bunga saat melihat wajah Akira yang memerah sekarang menjadi retak dan dikelilingi badai.

"Tapi aku aka-" Ucapan Akira terpotong karena ringtone dari hp Akira.

"Maaf, aku jawab dulu kayaknya penting." Ujar Akira saat melihat nama Daemon yang muncul.

'Siapa Daemon?' Pikir Kai. Ternyata Kai tidak sengaja melihatnya juga.

"Hallo?"

"Hallo Akira-sama, Akira-sama sekarang ada dimana?"

"Di..." Akira melihat keseliling lalu menjauhkan hpnya.

"Kai, sekarang kita dimana?" Tanya Akira dengan pelan. Pengetahuan Akira tentang jalan adalah Zero. Ini dikarenakan Akira sering berada diluar negera dan karena Akira kemana-mana selalu diantar pakai mobil.

"Di... maaf, aku sendiri juga kurang tahu kita dimana?" Jawab Kai dengan tampang datarnya. Kai jarang keluar. Dia kalau keluar saat ada yang mengajaknya keluar. Jadi Kai kurang tahu jalan. Dia hanya tahu jalan didekat rumahnya dan didekat sekolah. Saat Kai tadi tidak sengaja bertemu dengan Akira, sebenarnya Kai sedang jalan dengan kakak perempuannya. Ngomong-ngomong sepertinya kakak perempuannya meninggalkan Kai tadi saat Kai melihat Akira dengan bitch itu dari luar toko.

"Baka* Kai..." Ujar Akira.

"Ya-ya-ya terserah." Ujar Kai sambil mendengus dengan sebal.

"Hallo Akira-sama?"

"Umm maaf Daemon. Sepertinya aku... tersesat..." Jawab Akira.

"Hahhh... baikalah, biar saya jemput Akira-sama. "

"Kamua tahu dimana aku, Daemon?" Tanya Akira.

'Di Daemon itu tahu keberadaan Akira? Tapi bagaimana bisa?' Pikir Kai heran.

"Ya. Akira tunggi disana dan jangan bergerak kemanapun."

"Ya." Akira menutup teleponnya. Akira berpikir bagaimana bisa Daemon tahu keberadaannya. Namun tak butuh waktu lama Akira menemukan jawabannya.

'Hp. Gps. Daemon sialan.'pikir Kai.

Tak perlu menunggu lama kini Daemon telah berdiri disampung Akira.

"Akira-sama... maaf membuat anda menunggu. Disebelah anda ini... teman anda?" Tanya Daemon.

"Uhm... ya..." Entah mengapa Akira menjadi gugup tiba-tiba.

"Kai Asahina, teman sekelas Akira." Ujar Kai dan cukup membuat Daemon terkejut karena Kai langsung memanggil Akira dengan nama depan dan tanpa -sama.

'Apakah mereka begitu dekat?' Pikir Daemon.

"Daemon, pelayan pribadi Akira-sama. Kai-sama, maaf saya harus membawa Akira-sama secepatnya." Ujar Daemon dengan sopan.

"Daemon sebenarnya ada apa?" Tanya Akira dengan nada yang seperti menyuruh Daemon untuk menjawabnya sekarang juga.

"Ini soal pertunangan anda." Akira dan Kai sama-sama kaget mendengar hal itu namun Akira mampu menyembunyikan rasa terkejutnya.

"Apa ini ada hubungannya dengan papa?" Suara Akira mulai menjadi dingin dan wajahnya mulai menjasi datar.

"Bisa dibilang iya namun Akira-sama sama juga ikut adil dalam pembentukkan pertunangan ini. Ini buktinya." Daemon menunjukkan foto dimana dirinya disaat dia kelihatan mesra dengan perempuan aneh ditoko cake tadi.

"Foto ini menjadi berita besar dan tersebar di mana-mana sehingga sampai ke tuan besar. Tuan besar kemudian memutuskan untuk membentuk sebuah hubungan antara anda dan perempuan di foto ini."

"Perempuan sialan. Jadi itu maunya? Baik akan kulayani. Daemon ayo kita pergi." Ujar Akira

"Baik. Kai-sama, kami pergi dulu."

"Ya."

♂▣♂

"Yo A-man-who-are-not-single-now." Ujar Allen.

"Shut-your-mouth-off." Balas Akira  dengan kesal.

"Well... I'm already expected that reaction." Ujar Allen santai.

"Jadi kali ini cewek asing mana yang berhasil membuatmu terjerat?"

"Son of bitch."

"Maaf tapi sebaiknya anda menjaga kata-kata anda." Ujar Haru yang sepertinya keadaannya dicueki Akira.

Akira menatap Haru dan Haru balas menatap Akira. Selama beberapa detik, Akira memotong kontak mata itu dan menoleh ka Allen.

"Allen, dia siapa?" Tanya Akira dengan polosnya membuat Allen dan Daemon memukul jidat mereka secara bersamaan.

"Dia Haru. Bukankah tadi aku sudah perkenalkan kalian saat kau mengerjakan tugasku." Jelas Allen.

"Hn..." Akira kembali menatap Haru dan Haru membalas menatap Akira.

"Kamu... tampan..." Lanjut Akira dan karena ucapan yang baru saja diucapkan Akira berupa hal yang sama sekali tidak pernah membayangkan kata-kata itu akan dari mulut Akira, membuat Allen dan Daemon mematung dengan muka bodoh mereka.

Haru yang sudah biasa dipuji, kini merasa aneh saat dipuji oleh seorang anak manis dan tampan juga berwibawa serta berkarisma. Dia merasa tidak bisa mendefinisikan perasaannya sama sekali.

"Erm... thanks..." Haru merasa jantungnya kini berdebar dengan cepat.

"Aku penasaran dengan muka orang tuamu. Kalau kamu ganteng begini pasti papamu jauh lebih tampan." Entah mengapa mendengar itu membuat jantung Haru berhenti berdetak sebentar. Haru kini merasa kecewa.

"Sejujurnya aku baru pertama kali melihat orang yang setampan dirimu. Kurasa kamu bisa mendapat julukan orang setampan didunia."

"Thanks tapi anda tidak perlu memuji seperti itu. Anda terlalu berlebihan." Ujar Haru dengan muka datarnya.

"Semua kata-kata yang keluar dari mulutku adalah fakta. Kalau kamu tidak percaya, aku bisa membuatmu menjadi orang terganteng didunia dalam 3 menit." Ujar Akira dengan serius membuat Haru terkejut mendengarnya.

"Saya percaya pada anda, tuan Akira. Ngomong-ngomong, jika papa saya, tuan Akira akan butuh berapa lama untuk membuatbya menjadi orang setampan didunia?" Entah mengapa Haru sangat penasaran dengan jawabannya.

"Papa kamu... mungkin 27 detik." Jawab Akira dengan pose orang sedang berpikir.

"Apakah anda lebih menyukai papa saya dibanding saya? Anda bahkan belum pernah bertemu dengan papa saya!" Entah mengapa Haru terlihat seperti orang yang sedang ngambek karena cemburu. Hal tersebut membuat Allen dan Daemon tambah terkejut. Walaupun Daemon baru mengenal Haru namun Daemon bisa yakin 100% kalau Haru adalah orang yang dingin dan membangun tembok untuk semua orang, namun kini kurasa dia harus lebih pintar untuk menilai seseorang.

"Maaf tapi dari pertama, aku sama sekali tidak mengatakan suka pada kamu atau papamu. Mohon jangan salah paham." Ujar Akira membuat Haru kini memasang tampang bodoh. Namun tak lama kemudian, Haru tertawa.

"Apakah ada yang lucu sehingga membuat kamu tertawa?" Tanya Akira dengan tampang datarnya.

"Anda yang lucu, tuan Akira." Haru mengusap kepala Akira sambil tersenyum manis. Jantung Haru kini berdebar dan dia tahu apa alasannya.

*baka merupakan sebutan kata bodoh.

-Author meminta maaf dengan typo yang bertebaran-

I Love You, Bastard! (boy x boy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang