"della, beneran suka sama eggy? Terus apa della cemburu sama gue? Tapikan, gue nggak ada apa-apa kok sama eggy. Haaaahh".
Ike,saat ini masih terus perang batin dengan pikirannya. bertanya-tanya,apakah benar della cemburu dengan dirinya. Apa ike perlu ngejauhi eggy biar della nggak sakit hati lagi. Baru perasaan ike sih. Ike belum dengar langsung dari mulutnya della. Tapi, bagi ike sepertinya iya.
"haaaahhh". Sekali lagi ike menghela nafas nan panjang, ia pun merebahkan tubuhnya di kasur.
"Ddddrrrtttt". Ike pun beralih melihat handphonenya, dan mendapati nama futaba sudah terpampang jelas dilayar handphonenya.
"haloo, ada apa futaba? ".
"ike, gue minta traktirnya sekarang please. Boleh? ". Pinta futaba. Emangnya ada apa? Tumben,biasanya juga futaba nurut-nurut aja kalau di ajaknya jam 7 malam. Apa nih anak ada acara ya?. Pikir ike sekarang
"emangnya kenapa? ". Tanya ike.
"gue mau belajar,sama erik". Prrrrffftt. Ike menahan tawanya dengan paksa. Hingga muncratan air liur keluar tak tertahan mengenai layar handphonenya. Ike pun langsung mengambil tisu dan menyekanya. Masih dengan tawa yang ditahan, ike angkat suara lagi.
"ah.. A.. Pa? Lu.. Prrffftt. Aduh gue boleh ketawa bentar nggak futaba. Be.. Ntar. Ahhhhhaahahah ha.. Hahahaha lucu gila sumpah hahah. Haa.. Haa ehem hem. A, sudah futaba lanjut".
"udah ngeledeknya? Udah? Ah gue seriusan nih ike. Tolonglah".
Rengek futaba di sebrang sana. Ike sekarang hanya bisa mengurut batang hidungnya. Nih anak sebenarnya mau apa sih. Untung gue temennya. Kalau nggak, wah udah deh. Tak saplok saplok nih konco.
"iye iye. Lu duluan aja kesana. Ntar gue susul".
"thanks ike. Dah ya,bye". Sambungan dimatikan secara sepihak oleh futaba. Ike hanya bisa menggeleng kepala pelan. Ike pun segera turun dari lantai dua menuju ruang keluarga. Di sana ada mbak rike yang sedang berkutat dengan dokumen-dokumen pentingnya. Ike pun segera menghampiri mbak rike, meminta izin keluar makan sebentar.
"mbak..".
"apa ke?". Masih dengan tatapan yang fokus terhadap berkas pentingnya. Mbak rike menyahuti ike.
"mbak, ike keluar sebentar ya. Mau makan sama futaba. Di tempat biasa kita makan itu loh mbak. Bentar aja kok mbak. ". Pinta ike. Sekilas mbak rike sempat menghentikan aktifitas berkutat bersama berkasnya itu dan beralih melihat ike sebentar.
"terserah, tapi jangan lama. Jam 7.10 bisa? ". Toleransi dari mbak rike. Ike pun membalas dengan anggukkan mantap.
"yaudah, sana. Hati-hati di jalan".
"iya,mbak. Oh ya, adek kemana mbak? ".
"dikamarnya. Nggak tau tuh lagi ngapain". Ike hanya ber'oh'ria ria. Ia pun langsung melesat ke tempat tujuan dengan berjalan kaki. Nggak terlalu jauh kok.
***
"lama". "haha sorry,ada kendala tadi rumah".
Ike sudah memasang muka datar ala adek (hastyuu.. Ada yang ngomongin adek ya?/haha sorry dek). Futaba yang emang ngaku merasa bersalah hanya bisa memohon maaf dan ampun kepada ike, agar ike mengerti dengan situasi yang barusan dialami futaba hingga ia bisa terlambat kesini.
"udah gue pesenin pesanannya, dah lu tinggal duduk nunggu pesanan".
Kata ike sambil tangannya menepuk-nepuk dasar kursi kayu panjang khas rumah makan kaki lima. Mengerti dengan intruksi itu, tanpa basa basi futaba langsung duduk di sebelah ike. Hingga pesanan mereka sampai di meja.