"papa..hiks..pa". Punggung sempit itu mulai bergetar hebat. Eggy yang baru sadar dari kesetanannya langsung memeluk ike erat.
"maafin gue ke, maafin gue. Maaf gue udah marah-marah sama lu. Gue minta maaf".
Eggy sangat menyesali perkataannya tadi. Kenapa bisa, dirinya terlalu terbawa emosi dengan persoalan yang sama sekali nggak ada sangkut pautnya dengan ike. Masalah yang masih membelenggunya selama ini. Sekarang, eggy malah melampiaskan semuanya. Semuanya,kepada ike yang tak tahu menau tentang hal "itu".
"hah..pa. maaf pa. Ike minta maaf". Eggy pun melepaskan pelukkannya dan menatap ike dengan cemas.
"ke, lu nggak apa-apa kan? Ike?". Eggy menepuk pipi putih itu pelan. Eggy sudah cemas, karena eggy tak melihat ada tanda-tanda kehidupan dimata ike. Tatapan kosong. Ike masih menepuk pelan pipi itu. Hingga sang empunya sadar.
"nnhhah? E, eggy?". Jawab ike menatap eggy.
"lu kenapa? Ke, lu kenapa?". Tanya eggy ke ike. Cemas
"nggak apa, eggy. Gue cuman ke inget papa". Ike langsung menyeka pipinya yang basah.
"papa ? Papa lu kenapa?". Tanya eggy.
"gue keinget kejadian papa gue meninggal,gy". Senyum paksa ike.
"maaf". Eggy menunduk. Rasa bersalah membelenggunya saat ini.
"em..lu nggak salah. Gue yang salah. Maaf". Ike menggeleng lembut. Masih tersenyum.
"......".
Tanpa sadar, air hangat itu telah menetes di pipi eggy. Dengan cepat, eggy menyekanya sebelum dilihat ike. Eggy juga nggak tau, kenapa dia menangis.
"ke, kita neduh di rumah gue aja. Nih hujan bakal berhenti lama. Lebih baik lu bilang ke orang rumah, kalau lu numpang berteduh dirumah gue".
Tanpa bantahan dari ike, ike langsung mengangguk mengerti. Akhirnya, mereka pun dengan nekat menerobos hujan dengan paksa.
***
"sudah lu telpon?".
"em, udah".
Canggung. Mungkin kata ini yang cocok buat suasana yang mereka alami saat ini. Bagaimana tidak. Mereka cuma berdua dirumah yang besarnya bagaikan rumah di film film sinetron. Diulangi. Ber..du..a.
"lu nggak mandi. Ntar lu sakit". Tanya dan tawar eggy ke ike.
"tapi gue nggak bawa baju" . Jawab ike dengan senyum miris dan jangan lupa dengan kacamatanya yang mulai melorot kebawah hidungnya.
"gue pinjemin lu baju. Lebih baik lu mandi. Entar gue taruh baju gue didepan pintu kamar mandi. Handuknya ada di toilet". Jelas eggy.
Ike hanya mengangguk kaku. Kenapa bisa nih hujan datang disaat yang aneh gini. Gara-garanya, dia jadi terjebak dirumah eggy. Ike pun bangkit lalu, langsung bergegas kekamar mandi.
***
"aaa..kebesaran sama gue". Ike masih berkaca di dalam kamar mandi. Acara mandinya juga sudah beres.
"nggak nyangka, ternyata eggy anak dari kalangan level atas. Padahal bentuk kayak dia kayak anak biasa aja".
Omel ike sendiri. Ike pun meraih kaos yang ia kenakan itu lalu, menghirup baunya.
"haa..bau eggy". Masih dengan menghirup kaos eggy itu. Dengan muka yang sudah bersemu merah, ike pun langsung menghentikan aktifitas yang kelihatannya mesum itu. Ike pun segera meraih kacamatanya.
"embunnya nggak hilang-hilang ya? Jadi susah liat. Nggak usah dipakek aja deh. Sama aja percumanya". Ike pun melepaskan kacamatanya. Ia pun keluar menuju ruang tv.