*14

367 29 1
                                    

Sekarang, Cameron, Claudya, Kevin , Kimberly, dan beberapa rekan kerja lainnya sedang berada di ruang kerja meeting.

Cameron juga mengijinkan Kevin untuk mengikuti meeting tersebut. Alasan kevin boleh dizinkan masuk karena bosan jika dia hanya menunggu di luar ruangan saja.

Cameron masih sedikit marah kepada Kevin, hanya sedikit.

Berbeda dengan Kimberly yang memang di paksa Cameron untuk terus bersamanya di ruang meeting.

Kimberly yang awalnya hanya ingin pergi untuk berbelanja, tidak di izinkan Cameron , karena takut jika Kimberly kenapa kenapa jika pergi sendiri.

Mereka diruangan hanya berbicara tentang bisnis. Kevin yang bosan pun menjahili Claudya di sampingnya dengan mencolek colek pinggang Claudya.

Mendengar suara tawaan Claudya, membuat Cameron tidak Fokus apa yang di bicarakannya saat ini.

Cameron terus melihat Kevin menggelitiki Claudya. Dengan satu gebrakan tangan Cameron di meja, orang yang berada di ruangan pun langsung diam menatap Cameron dengan heran.

Cameron memberi tatapan tajam kepada Kevin , kemudian menatap Claudya, Cameron menoleh ke pintu bertanda menyuruh Claudya untuk keluar sebentar.

Claudya hanya bisa mengangguk bertanda mengerti, dan keluar dari ruangan bersama Cameron.

Claudya berjalan terlebih dahulu dari Cameron, Cameron dengan langkah cepat mengsejajarkan dirinya dengan Claudya,

langsung mendorong Claudya ke tembok, didekatkanlah wajah Cameron ke Wajah Claudya, sangat dekat hingga hembusan nafas Cameron juga di rasakan oleh Claudya.

Cameron yang terlihat marah berkata " Apa yang kau lakukan tadi? Hah? Kau merusak konsentrasiku"

"Apa maksudmu? " tanya Claudya dengan wajah polosnya.

"Kau sadari tadi tertawa bersama Kevin, kau membuatku tak berkonsentrasi! Apa kau tidak sadar?! " Cameron berucap dengan suara agak meninggi.

Claudya yang mengerti, menatap mata Cameron intens .
" kau cemburu? " tanya Claudya langsung, sontak membuat Cameron gugup, salah tingkah.

"Ti.tidak , aku sudah mempunyai Kimberly , jangan terlalu berharap aku cemburu denganmu. Memangnya kau siapa dapat berbicara seperti itu? Jangan berpikir jika aku cemburu"

Saat Cameron berkata jika dia sudah mempunyai Kimberly, membuat hati Claudya kembali melemas.

" ya, kau sudah mempunyai Kimberly. jadi, aku bukan siapa siapa bagimu. Haha benar katamu mungkin aku terlalu berharap. Mungkin juga aku harus mengubur dalam dalam harapan ku ini" ucap Claudya dengan suara bergetar menahan tangis,

membuat hati Cameron mencelos. Mendengar perkataan Claudya, Cameron berpikir 'apa Claudya mencintainya?'

" malam ini terakhir aku bekerja di perusahaanmu , Clara yang akan menemanimu ke australia besok, jadi kau jangan Khawatir. " Claudya menjelaskan , bahwa ia akan berhenti bekerja. Ia memutuskan untuk pulang ke eropa menemani Dady'nya.

Dering ponsel Claudya berbunyi, terpampang nama Valencia , di angkat langsung oleh Claudya.
"Claud!! Cepatlah pulang ke eropa, mendengar Dady'mu sedang sakit parah sekarang. Keadaannya mulai memburuk. Aku akan pulang ke Eropa jadi kau langsunglah menyusul." ucap Valencia tergesa gesa. Claudya terkejut bukan main, saat mendengar Dady'nya sakit.

I'm Sorry. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang